- 41 -

26 2 0
                                    

Taehyung POV

Aku terus menelepon Yebin. Kemana anak itu?! Sejak pagi tidak ada satupun teleponku yang diangkat olehnya, dan sekarang sudah sore. Aku sangat khawatir.

Sejak pagi Hyunjin menelepon ku mengatakan Yebin tidak dapat dihubungi dan meminta Suljin memberitahu Hyunjin untuk menggantikannya mengurus Hygge.

Suljin hanya memgatakan kemarin Yebin ingin ia menyampaikan padaku dan Hyunjin bahwa ia tidak ingin diganggu. Apa yang sebenarnya terjadi? Aku menelepon Jungkook, dan si brengsek itu juga tidak mengangkat teleponku. Sedangkan Yoongi bersikeras bahwa ia tidak mengetahui apa yang terjadi.

Ink tidak bisa dibiarkan. Bagaimana jika terjadi sesuatu kepadanya?

Aku mengambil kunci mobil yang tergeletak diatas meja kerjaku. Aku akan kerumahnya, persetan jika ia tidak ingin diganggu.

---------------------------------------------------------------

"Suljin-ssi, jika terjadi sesuatu kepada Yebin, kau bertanggung jawab atas itu."

Suljin diam sejenak disambungan teleponku, aku berusaha memintanya memberitahuku password pintu rumah Yebin.

Akhirnya Suljin menghela nafas dan memberiku password pintu rumah Yebin. Aku bergegas memasukan password dan membuka pintu. Suara musik sangan kencang terdengar sesaat setelah ku buka pintu itu, aku menggelengkan kepalaku. Apa yang terjadi padamu Yebin-ah?

Aku berjalan kearah sumber musik yang memekakan telingaku. Aku terdiam mendapati Yebin memunggungiku, duduk disofa dengan pakaian dalamnya, meneguk botol wine ditangannya. Dia terlihat mabuk berat karena terus terkekeh, ku lihat botol Champagne kosong tergeletak di meja tidak jauh darinya.

"Kim Yebin!"

---------------------------------------------------------------

Aku menyerah mencoba berusaha memindahkan Yebin kekamarnya. Aku terus menahan diriku untuk tidak memandangi tubuh Yebin yang setengah telanjang. Aish!

Aku berdiri dan hendak melangkah ketika Yebin menahan tanganku, "Oppa, jangan pergi." Yebin menatapku dengan mata bengkaknya karena terlalu banyak menangis. Aku masih tidak tahu apa yang terjadi dengannya, tapi dugaanku adalah Jungkook berselingkuh darinya. Karena sejak tadi ia mengatakan hal tentang Jungkook bercinta dengan pelacur atau apapun itu. Aku sangat marah pada Jungkook karena membuat Yebin seperti ini.

"Aku hanya ingin mengambil baju untukmu." Aku berkata.

Yebin menggelengkan kepalanya, "Jangan pergi."

"Aku tidak pergi, aku hanya ingin-"

"Ku mohon" Ucapnya, memelas, seakan benar-benar tidak ingin ku tinggalkan sedetikpun.

Aku menghela nafasku lalu melepas kancing kemejaku. "Ini akan sedikit terlalu besar untukmu," Aku melepas kemejaku dan memasangkannya ketubuh Yebin. "Setidaknya kau sedikit tertutup untukku lihat." dan aku hanya mengenakan kaos hitam saat ini.

Aku duduk disamping Yebin, Yebin langsung menyandarkan kepalanya di bahuku. "Kau menangis lagi?" Tanyaku karena merasa tubuhnya sedikit terguncang.

"Jungkook sialan."

"Ada apa?"

"Kami berpisah."

Aku hanya diam.

"Dia- dengan- pelacur-" Yebin tidak dapat menyelesaikan kalimatnya dan kembali menangis tersedu-sedu. Aku menariknya kedalam pelukanku, membuatnya semakin menangis.

Hatiku sangat sakit melihat Yebin seperti ini. Seandainya Yebin menjadi milikku, tidak akan pernah aku biarkan dirinya menangis seperti ini. Seandainya, hanya seandainya.

Tacenda - j.jkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang