-24-

36 3 0
                                    


Jungkook berusaha memusatkan perhatiannya pada berkas-berkas yang sedang ia review, namun suara tv dan komentar Yoongi terhadap apapun yang disampaikan pembaca berita di dalam tv terus saja mengganggu Jungkook. Entah apakah Yoongi sengaja melakukannya atau memang ia tertarik pada berita tentang Hygge yang saat ini menjadi brand favorit nomor satu dikalangan idol dan artis-artis di korea, jika berita tentang hal ini sudah selesai di beritakan di salah satu channel televisi, Yoongi akan mengganti ke channel lain yang memberitakan tentang hal yang sama berulang kali.

"Hyung, please stop (tolong berhenti)." Jungkook meletakan pulpen di tangannya ke meja dengan sedikit kasar karena kesal pada hyungnya itu. Disisi lain Yoongi hanya menoleh kebelekang melihat Jungkook yang frustasi menatapnya, lalu kembali menoleh ke tv dihadapannya dan menikan volume tv yang sedang menampilkan berita tentang Hygge.

Jungkook menghela nafasnya, "Jika kau bukan Min Yoongi, aku pastikan kau sudah mati tertembak tepat dikepalamu, sekarang juga." Jungkook menggelengkan kepalanya. Yoongi terkekeh mendengar ucapan Jungkook, tapi tetap melanjutkan menonton berita yang sudah berulang kali ia lihat.

setelah beberapa menit akhirnya tidak ada lagi channel televisi yang menayangkan pemberitaan tentang Hygge dan Kim Yebin. "Waaah, hanya dalam waktu kurang dari 5 tahun, gadis itu bisa membuat perusahaannya menjadi seterkenal dan sesukses ini." Yoongi berkata dengan penuh kekaguman.

Jungkook hanya diam, menatap punggung Yoongi yang duduk menghadap ke tv. Yoongi menoleh ke kirinya, matanya menuju kesudut ruangan terdapat dua kardus berukuran sedang. "Kau tidak akan mengembalikan itu pada Yebin?" Yoongi bertanya, menunjuk dua kardus itu.

Jungkook mengerutkan dahinya, "Mengapa harus aku yang mengembalikannya? dia yang harus mengambilnya sendiri, ia meninggalkannya di rumahku." Jungkook berkata dengan sedikit kesal sambil menggelengkan kepalanya.

Yoongi menoleh kebelakang, mendapati Jungkook tampak sedikit kesal. "Baiklah, if you said so (Terserah kau saja). Tapi, menurutku dia tidak akan datang mengambilnya, kalian bertengkar hebat karena kau tidak bisa menegaskan hubungan kalian, bukan?" Yoongi memutar tubuhnya menghadap kearah Jungkook yang duduk di belakang meja kerjanya, seketika Jungkook mengencangkan rahangnya dan memutar bola matanya. "Baguslah kalau begitu aku akan meminta Jeremy membuang barang-barang ini, I don't care."

-------------------------------------------------

"Kau yakin dia sudah pindah kesini?" Jungkook bertanya pada Jeremy dibelakangnya yang sedang bersusah payah mengangkat dua kardus ditangannya. "Aku yakin, Boss." Jeremy menjawab Jungkook.

Tidak lama, pintu lift terbuka di depan Jungkook, ia dan Jeremy keluar dari lift mendapati mereka berada di lantai teratas sebuah gedung megah di tengah kota Seoul. Jungkook berjalan sedikit kearah sebuah pintu megah, dan memencet sebuah tombol kecil di samping pintu, lalu menarik Jeremy kedepan kamera disamping tombol kecil itu.

Tidak lama menunggu, akhirnya ada yang meladeni mereka, "Kediaman Nona Kim Yebin, ada yang bisa aku bantu?" suara wanita muda terdengar dari speaker disebelah kamera. Jeremy menatap Jungkook dengan bingung namun Jungkook hanya memelototinya. Lelaki malang itu menelan ludahnya dan akhirnya berimprovisasi, "Ah, aku ingin mengirimkan paket untuk Nona Yebin."

"Paket? Maaf, tapi paket Nona Yebin dan seluruh penghuni apartemen ini biasanya diletakan diruangan khusus di lantai dasar. Bisakah kau letakan disana? terimakasih." Suara wanit muda itu terdengar curiga terhadap Jeremy. Jungkook memutar bola matanya lalu mendorong Jeremy menjauh dari kamera, dan kini wajahnya yang berada didepan kamera. "Halo, Suljin-ssi, bukan? ini aku Jeon Jungkook. aku ingin memberi kejutan pada Yebin, karena itu aku meminta asistenku berimprovisasi." Jungkook tersenyum kekamera, beruntung disaat terakhir ia mengingat suara dan nama salah satu asisten Yebin.

Tacenda - j.jkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang