- 69 - ⚠️

34 2 0
                                    

[TW: Violance]

"Yebin-ah." Jungkook memanggil Yebin yang duduk disampingnya, sedang fokus membaca buku ditangannya. Yebin menoleh kearah Taehyung. "Kau yakin tidak ingin Namjoon mati?" Jungkook bertanya.

Yebin mengangguk. "Biar bagaimanapun, Namjoon adalah anak dari ibuku. Ibu akan sangat sedih jika aku membunuh Namjoon-"

"Kau tidak perlu membunuhnya, aku yang akan-"

Yebin menggelengkan kepalanya membuat Jungkook tidak menyelesaikan ucapannya. "Rebut Jeon group, rebut semua aset mereka, lalu kembalikan Namjoon kepada ayahmu." Yebin berkata, menatap mata Jungkook dalam-dalam.

"Ya, aku sudah meminta semua itu kepada ayahku."

"lalu?"

"Ia menyetujuinya. Tapi aku tidak ingin mengembalikan Namjoon begitu saja kepadanya."

Yebin mengangguk kecil dan kembali fokus kepada buku yang sedang ia baca, "Aku tidak peduli apa yang akan kau lakukan pada Namjoon, asalkan jangan membunuhnya. Aku tahu ibuku sangat ingin memohon hal itu kepadaku namun tidak berani mengatakannya karena apa yang dilakukan Namjoon sama buruknya dengan yang dilakukan Park—" Yebin tidak sanggup menyebutkan nama Jimin, ia merasa jijik dan sangat marah, Yebin menarik nafas dalam lalu melanjutkan, "Namjoon sama bersalahnya dengan orang itu."

Jungkook hanya diam mendengar ucapan Yebin.

"Besok bisakah kau menjemputku sebelum pergi kemarkas?" Yebin bertanya membuat Jungkook menaikan alisnya sebelah.

"Kau ingin ikut kemarkas?"

Yebin mengangguk. "Aku sudah siap melakukannya. Lagipula ku dengar semua jarinya sudah hampir kau mutilasi, jika terlalu lama, aku khawatir tidak ada lagi yang bisa dimutilasi darinya." Yebin tersenyum miring disambut dengan kekehan lembut dari Jungkook.

"Kalau begitu hari ini aku akan memutilasi hal yang paling berharga untuknya." Jungkook berkata.

---------------------------------------------------------------

"Kau yakin, Yebin-ah?" Taehyung menahan tangan Jungkook yang hendak membukakan pintu untuk Yebin, ia menatap Yebin dengan khawatir. Yebin sedikit memutar bola matanya, karena pertanyaan ini ditanyakan berulang kali oleh Taehyung. Yebin mengangguk, sedikit kesal, "Aku yakin, Oppa."

Jungkook menatap Yebin dan Taehyung bergantian, ia paham mengapa Taehyung bersikap seperti itu namun ia juga paham mengapa Yebin kesal ditanyai terus menerus akan hal yang sama. Akhirnya Taehyung menghela nafas dan melepaskan tangannya dari tangan Jungkook yang hendak membuka pintu, mengisyaratkan Jungkook untuk benar-benar membuka pintu.

Pintu terbuka, Yebin mendapati ruangan berdinding putih, ruangan itu tidak besar dan tidak kecil, tidak ada apapun didalam ruangan itu selain satu tempat tidur dengan seseorang yang terbaring diatasnya dengan kedua tangan dan kaki terikay ke tempat tidur.

Jungkook dan Taehyung berjalan disisi Yebin, mengikuti Yebin yang berjalan memasuki ruangan dengan tidak yakin. Ketika itulah seseorang yang berbaring itu berusaha mengangkat kepala, duduk dan menoleh kearah Yebin, senyum merekah di bibirnya ketika matanya bertemu dengan Yebin. Namun Yebin menatapnya dengan ekspresi jijik.

"Yebin-ah, akhirnya kau datang menemuiku." Ucap lelaki itu, tersenyum bahagia menatap Yebin, hampir seluruh tubuhnya ditutupi oleh kasa. Terlihat hampir seperti mumi.

Taehyung mengangkat alisnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh lelaki itu.

"Apa kau merindukanku? Ku dengar kau menggugurkan bayi kita-"

Tacenda - j.jkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang