-13-

49 4 0
                                    


"Kim Yebin," Suara Taehyung memanggil nama adiknya itu terdengar dari tangga yang berada di ruang tengah diantara dapur dan ruang tamu dimana pintu masuk berada, Yebin yang baru saja pulang, tertegun sejenak mendengar suara Taehyung, lalu dengan santai berjalan dari ruang tamu kearah tangga dan mendapati Taehyung berdiri sambil berusaha melepas dasi dan kancing lengan kemejanya, menoleh kearah Yebin dan berkata, "Jeon group mengirimkan proposal kolaborasi padaku, mereka ingin berkolaborasi dengan Hygge. Mereka menawarkan kolaborasi untuk koleksi Hygge selanjutnya, aku tidak mengerti kolaborasi seperti apa, tapi intinya mereka mengajukan proposal ini untuk Hygge."

Yebin menaikan alisnya, "dan mereka mengajukannya kepadamu? bukan kepadaku?" Yebin bertanya, Yebin sudah sering membayangkan hal ini terjadi, dimana Jeon group akhirnya menginginkan untuk terlibat dengan Hygge. Namun, mengirimkan proposal kolaborasi langsung kepada Taehyung seperti saat ini membuat Yebin tersinggung, karena hal ini seakan mengatakan bahwa Namjoon tidak mengakui kerja kerasnya dan tidak melihat dirinya sebagai pimpinan Hygge.

Taehyung menghela nafas karena sudah menebak apa yang sedang difikirkan oleh Yebin, "Aku tahu apa yang kau fikirkan," Taehyung berkata, menatap lembut adiknya yang terlihat kesal itu, "Jangan terpancing, Namjoon sedang mempermainkanmu. Aku sudah menolak proposal ini, aku hanya ingin memberitahumu."

Yebin melipat lengan didadanya, kenyataan bahwa Taehyung menolak proposal yang diajukan oleh Jeon group, tanpa meminta persetujuan darinya sebagai pemimpin Hygge membuat Yebin semakin kesal. Walau, ia mengerti ini adalah hak Taehyung, karena  mereka mengirimkan proposal itu kepada Taehyung, dan juga Taehyung adalah pimpinan dari KYB group. "Setidaknya kau bisa memberitahukanku dahulu sebelum mengambil keputusan untuk menolaknya, tanpa sepengetahuanku." Yebin berkata, meski Taehyung tidak salah, tapi tetap saja ia melampiaskan kekesalannya itu kepada Taehyung.

Taehyung menatap Yebin dengan menaikan satu alisnya, "I did," Taehyung berkata, "atau lebih tepatnya, aku sudah mencoba memberitahumu, berkali-kali." Nada bicara Taehyung terdengar sinis, ekspresi wajahnya terkesan dingin menatap adiknya itu.

Yebin yang mendengar tanggapan Taehyung, sontak menatap Taehyung dengan kebingungan, "apa maksudmu, Oppa? jangan konyol. Kau baru saja memberitahukan hal ini padaku 5 detik yang lalu, dan setelahnya kau baru mengatakan sudah menolak proposal itu." Yebin berkata, memutar bola matanya.

Taehyung menarik dasi dari lehernya dengan sedikit kasar agar terlepas sepenuhnya dengan kesal sambil tertawa sinis, "Jika kau tidak terlalu sibuk dengan kekasih baru mu itu, kau pasti akan mengecek ponselmu dan menyadari bahwa aku menelfonmu berkali-kali sejak siang." Taehyung berkata, Yebin sontak langsung mencari ponselnya didalam tas, mengecek ponselnya, lalu seketika menatap Taehyung dengan rasa bersalah karena mendapati banyak sekali panggilan tidak terjawab dari oppanya itu.

"Maafkan aku, Oppa," Yebin berkata, merasa sangat tidak enak karena sudah melampiaskan kemarahannya kepada Taehyung, "aku hanya menggunakan tablet seharian ini, tidak mengecek ponselku sejak siang."

Taehyung mendapati dirinya sangat marah dan gusar mendengar tanggapan Yebin, "Wow," Taehyung mengangguk, tersenyum sinis, "Kau bahkan tidak menyangkalnya."

Yebin hanya menatap Taehyung, bingung, karena merasa sudah meminta maaf dengan tulus. Tidak mengerti mengapa Taehyung terlihat semakin kesal karena permintaan maafnya.

Taehyung menghela nafasnya, menyerah, dan berkata, "kau tidak menyangkal saat aku mengatakan kau terlalu sibuk dengan kekasih baru mu itu." Taehyung menatap Yebin, menyadari bahwa semakin lama perasaan yang ia rasakan terhadap Yebin sangat-sangat tidak natural untuk dirasakan oleh seorang kakak laki-laki kepada adiknya.

Tacenda - j.jkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang