Kamp Divisi Gregoria
Jam 2 Pagi
10 Cancer 2022Sudah beberapa jam Boboiboy Elemental, Edo Deff dan Liora Deff menunggu Kevin McHale yang masih mencari buku sejarah di perpustakaan Istana Olympus, bahkan mereka semua tertidur di dalam tenda karena lelah menunggu. Hanya Ice yang sudah bangun dari tidurnya dan ia sedang merenung di dekat api unggun yang berkobar.
Taufan : "Ice?"
Ice : "Eh? Kak Ufan?"
Taufan : "Kamu buat apa kat situ?"
Ice : "Tidak ada, Kak. Hanya merenung"
Taufan menghampiri Adiknya yang sedang dilema di dekat api unggun. Ia pun duduk bersama dengan Ice di tepian api unggun dan melihat raut wajah Adiknya yang tampak gelisah.
Taufan : "Soal Blaze ya?"
Ice : "Hmm..." *mengangguk*
Taufan : "Kematian tidak bisa diprediksi, Ice. Kalau seandainya Blaze sudah mendekati ajalnya, kita hanya bisa pasrah dan berserah diri kepada Tuhan. Sekuat-kuatnya kita, kita tidak bisa mengalahkan kematian kita sendiri. Kita sudah berusaha semampu kita untuk menyelamatkan Blaze. Tapi,... mungkin Tuhan lebih menyayangi Blaze daripada kita. Kita harus bisa merelakan Blaze bagaimanapun caranya. Jangan buat Blaze sedih dan kita harus kuat menjalani cobaan ini"
Ice : "Aku belum siap, Kak Ufan. Aku belum siap merelakan Blaze. Untuk pertama kalinya, aku merasakan ketakutan luar biasa seperti ini. Biasanya aku selalu tenang kalau menanggapi semua masalah yang terjadi. Tapi untuk kali ini,..... aku tidak bisa tenang. Masalah kematian ini benar-benar diluar dugaanku. Blaze akan meninggalkanku untuk selama-lamanya dan disitulah ketakutan terbesarku. Aku... aku... aku..."
Melihat Adiknya terisak di depan api unggun, Taufan menenangkan Ice dengan cara memeluknya dan mengelus halus rambut Adiknya yang tidak tertutupi topi dino biru cerah.
Taufan : "Aku juga sebenarnya takut, Ice. Aku sangat takut kehilangan Blaze. Apa kamu tahu? Blaze adalah Adikku yang paling kusayangi. Sama seperti Duri juga. Kalau salah satu dari mereka tiada, hatiku sangat sakit. Bahkan rasa sakit hatiku jauh lebih sakit daripada apapun! Tapi Hali berkata padaku. Dia bilang merelakan seseorang yang sudah pasti akan pulang ke pangkuan Tuhan akan membuat hati kita tenteram. Kalau kita tidak bisa merelakan kepergian orang yang kita cintai, itu sama saja dengan kita menyiksa batin dan perasaannya yang akan segera tiada. Kematiannya tidak akan bahagia karena orang-orang yang disayanginya tidak ikhlas dirinya pergi untuk selamanya. Begitulah yang dikatakan Hali padaku"
Ice : "Seandainya Kak Hali bernasib sama dengan Blaze, apa Kak Ufan ikhlas menerima itu?"
Seulas senyuman mulus dari Taufan menjadi jawaban dari pertanyaan Ice. Ia menoleh kearah Halilintar yang tertidur memeluk Blaze dan beralih melihat Ice yang ingin mengetahui jawabannya.
Taufan : "Pertanyaanmu itu akan kamu ketahui sendiri begitu Hali tidak lagi bersama denganku"
Ice : "Hah?"
Taufan : "Hm? Kenapa, Ice? Aku salah ngomong ya?"
Ice : "Apa ini Kak Ufan sungguhan?"
Setitik sweatdrop muncul di kepala Taufan. Ia memasang wajah datar kearah Ice yang mengatakan hal yang tidak ia duga.
Taufan : "Kenapa kamu bertanya seperti itu?"
Ice : "Soalnya aku tidak menyangka kalau Kak Ufan mengatakan itu. Bukan seperti Kak Ufan yang dulu"
![](https://img.wattpad.com/cover/287859630-288-k508539.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gods Evil 2 (✔)
Action🅲🅾🅼🅿🅻🅴🆃🅴🅳 Buku Sequel dari : 1. Trio Evil : The Seven Elemental & Mercy Geng 2. Trio Evil 2 : War, Love & Conflict 3. Ramadhan Activity (Collapse) 4. Gods Evil : Master Dota Elemental Perang Titanomakhia sebentar lagi akan terjadi. Namun s...