Pria dengan penutup mata itu berjalan di atas karpet merah dengan penuh wibawa. Membiarkan [Y/n] mengikutinya, meskipun ia memerintah Sang Dewi muda untuk berjalan di belakangnya dan bukan berjalan di karpet merah. Perintahnya itu disanggupi Sang Dewi dengan cepat, tentu saja perilaku [Y/n] membuat pria itu senang.
Tampak sebuah kereta kuda dengan hiasan mewah menghampiri dua makhluk berbeda kasta itu. Sang pria pun tersenyum, dengan bantuan para pelayannya, ia naik ke kereta kuda. Usai naik, ia menatap [Y/n] yang masih termangu. Tadinya ia ingin membiarkan gadis muda—di matanya—itu jalan. Namun karena kondisinya mengenaskan, dengan kata lain berkabung, ia jadi iba dan menyuruh [Y/n] untuk naik.
"Oh empuk sekali," ujar pria itu ketika mendaratkan bokongnya pada kursi kereta kuda. "Rupanya memakai kereta kuda itu lebih efisien daripada para pelayan menggotongku, ya," lanjutnya, terkekeh. Tentu saja, tanpa tanggapan apapun dari [Y/n]. Perilakunya membuat keadaan menjadi hening hingga lima belas menit ke depan.
Lima belas menit pun berlalu, salah dua pelayan menggelar tikar merah panjang yang mengarah ke sebuah bangunan berbahan kayu yang menurut [Y/n] sangat besar tetapi juga murahan. Bahkan menurutnya bangunan itu seperti gubuk, mengingat bahannya terbuat dari kayu. Ya, meskipun di mata manusia itu adalah hal yang mewah dan sudah menjadi rahasia umum bagi manusia bahwa kayu yang dipakai untuk istana China adalah kayu terbaik.
Namun [Y/n] tetaplah [Y/n], ia seorang dewi. Mana mengerti tentang hal seperti itu, apalagi ia adalah dewi yang menghabiskan sebagian besar waktunya di laut. Meskipun kayu itu kuat jika dihadapkan oleh lautan, lambat laun akan runtuh juga, bukan? Lagipula, dia bukan seperti Dewa Wisnu yang suka bereinkarnasi menjadi manusia sehingga bisa mengikuti perkembangan zaman.
Ah, terlepas dari itu, kini seorang pelayan membuka pintu kereta. Pemandangan bangunan besar berbahan dominan kayu itu kini terpampang lebih jelas. Karpet merah yang memanjang di tanah itu pun samanya, membuat [Y/n] melompat agar tak menginjak jalan sang raja.
Terdengar bunyi pada sendi pergelangan kaki [Y/n]. Lagi-lagi ia melakukan hal ceroboh, kakinya terkilir. Rasanya ia ingin menangis lagi saja, mengutuk dirinya sendiri, bahkan rela membiarkan dirinya terjatuh dan hilang keseimbangan, ia berpikir untuk apa juga menjaga keseimbangan. Toh, iya sudah tak ada harga dirinya di hadapan dewa-dewi lain.
"Kaisar Qin telah tiba!" seru seluruh pelayan yang berada di luar gerbang istana langsung berbaris menghadap karpet, tak lupa mereka bersujud dalam-dalam.
Di tengah persujudan para pelayan, Qin—sang raja pemakai penutup mata—mencengkeram tali yang mengitari dress biru [Y/n] di bagian pinggang. Ya, ia mencengkeram dress bagian belakang dewi muda itu hingga terdengar suara robekan. [Y/n] menatap Qin penuh kebencian dan berseru, "Lepaskan! Jangan merusaknya! Ini baju yang diberikan ayahku!"
Alih-alih mendengarkan perkataan Sang Dewi, Qin justru menarik tali yang mengikat pinggang [Y/n] hingga tubuh dewi tersebut terjungkal. Namun, sebelum tubuh [Y/n] benar-benar menyentuh tanah—tepatnya saat hampir semua tubuhnya melayang, Qin dengan santai menggendongnya dengan ala bridal style.
"Kena ... pa? "tanya [Y/n] dengan nada bergetar. Qin tak menjawab, ia melangkah di karpet merah itu dengan langkah cepat.
Kepingan memori [Y/n] sudah muncul ketika Qin menggendongnya. Ia sudah menahan memori itu untuk tak bersatu dan menyerang dirinya yang sedang rapuh. Namun, Qin tidak memberi belas kasihan. Ia memasang wajah datar dengan tubuh tegap, mengingatkannya dengan orang yang ia sayangi.
***
Ketika [Y/n] berumur delapan tahun, ia berlari mengejar ratusan kepiting yang berada di bibir pantai. Seolah menanggapi permainan dewinya, kepiting-kepiting itu berlari, menyebar dan mengumpat di balik-balik batu. Cukup lama mereka bermain, hingga akhirnya [Y/n] merasa lelah dan merebahkan dirinya di bibir pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Demi God [ Qin Shi Huang x Reader] || Record of Ragnarok
Fanfiction[Qin Shi Huang x Reader] [Y/n] adalah anak terakhir Sang Tiran Lautan yang mengalami mutasi kekuatan. Di mana, di antara keluarganya hanya ia yang memiliki perubahan kekuatan yang dianggap sebagai kelebihannya. Yaitu kemampuannya untuk menyembuhkan...