22. Dewi Setengah Iblis

401 65 2
                                    

Qin Shi Huang menerjang Alastor dengan kecepatan maksimalnya. Memberi serangan beruntun kepada sang dewa pembalas. Tak memberi cela maupun ampun kepadanya. Tebasan pedangnya, meskipun tak berhasil mengenai Alastor, tetap saja berhasil meninggalkan bekas luka. Minimal sayatan-sayatan yang membuat Alastor meringis kesakitan. Membuktikan kalau [Y/n] jauh lebih hebat daripada Alvitr.

Sang dewa pembalas terus beregenerasi. Dirinya enggan untuk mengalah kepada sang kaisar. Satu pukulan dan satu tendangannya sukses memukul mundur sang kaisar yang cukup mengejutkan dirinya.

Tepat saat mundur, Qin Shi Huang mengeluarkan salah satu teknik beladiri chi you. Mengeluarkan peluru angin yang dengan cepat memberikan lubang pada tubuh Alastor. Peluru angin Qin tak dapat dihindari, sang kaisar tidak hanya kuat, tetapi juga cerdas. Ia mampu menganalisis ke mana sang dewa pembalas menyerang dan menghindari serangannya.

Qin memincingkan matanya, lantas menoleh ke serong kanan dan menahan serangan Alastor. Pedang rapier dan [Y/n] beradu. Qin tersenyum angkuh, Alastor pun tak mau kalah dan menunjukkan wajahnya lebih angkuh. Percikan api berkali-kali keluar dari pedang mereka, tak ada yang mau mengalah.

"Sword form! " seru Qin mengayunkan pedangnya dari atas ke bawah. Hendak menebas Alastor seperti saat ia menebas sang dewa kematian di pertandingan Ragnarok.

"Manusia sialan!" seru Alastor, pedang rapiernya menghalangi laju pedang sang kaisar. Posisinya yang kurang bagus, tak menghalanginya untuk menahan serangan dari seorang Qin Shi Huang. Alastor menyeringai, ketika mata pedangnya merobek sedikit pedang Qin.

"Ugh," eluh Qin, usai loncat menjauhi Alastor. "Kau tidak apa-apa, [Y/n]? "

"Ya, tolong jangan pikirkan aku," ujar sang dewi muda. Tangannya merapalkan mantra, menyembuhkan tubuhnya yang sedikit robek agar pedang yang Qin pegang kembali sempurna.

Saat pedang itu kembali sempurna, Qin memasang kuda-kudanya. Ia mendelik, ketika menyadari bahwa Alastor telah berubah wujud menjadi sosok hitamnya. Dewa pembalas itu, menyeringai sembari mengayunkan pedangnya tepat di depan Qin.

Bagaimanapun Qin adalah manusia. Ia ditakdirkan untuk tak sekuat dewa. Kolaborasi Poseidon dan Hades saja tak mampu mengalahkan Alastor, apalagi dirinya sendiri. Bahkan pedang rapier itu dapat dengan mudah menebas dirinya. Bagaikan kertas yang mudah untuk dirobek.

Qin pun menjauhkan pedangnya dari jangkauan Alastor. Sebelum pedang rapier milik sang dewa pembalas tersebut benar-benar menebasnya. Pria penyandang gelar kaisar tersebut, enggan untuk menggunakan pedangnya sebagai tameng. Karena ia tahu, [Y/n] belum mampu menahannya dan itu hanya membunuh gadis yang ia cintai. Meskipun mereka bisa hidup berkali-kali, tetapi mati itu sangatlah menyakitkan untuk dirasakan. Dibanding [Y/n] yang merasakan kematian itu, lebih baik Qin saja yang mati.

Namun, akankah dewi yang sering disebut muda dan mencintai manusia tersebut ... membiarkan Qin bergitu saja?

"Lakukanlah apa yang kau mau"

Ucapan Buddha seringkali menghampiri relung jiwa gadis itu. Ia melawan kehendak kaisar, yang enggan untuk memakai dirinya. Dengan sekuat tenaga ia melawan, akhirnya sampailah dirinya yang dalam bentuk pedang itu, berdiri dan menahan serangan Alastor. Meskipun pedang itu terbelah dua, meskipun tubuhnya terbelah dua, dan meskipun untuk kedua kalinya ia mati. Asalkan itu demi orang yang ia sayang, ia tak masalah.

"[Y/n]!" seru Qin, histeris.

***

Lima jari dengan kuku bercat hitam, menopang pipi seorang pria yang tengah duduk. Pikirannya dipenuhi masalah. Sampai-sampai, tanpa sadar ia menunjukkan wajah datarnya sembari mengeluarkan aura mengerikan.

✔ Demi God [ Qin Shi Huang x Reader] || Record of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang