17. Qin Shi Huang

618 79 9
                                    

A/N : Ga berasa, nulis, nulis, tiba-tiba dah sampe bab 26 😂. Yaudah deh, hari ini aku upload dua bab, yaw!

Silahkan dinikmati ❤️
....

Sosok hitam itu muncul lagi, sebenarnya siapa dia?

-----

"Hitam legam, tak berdasar, sudah begitu tubuhku kembali utuh. Bu Hao! Aku sepertinya akan tinggal selamanya di sini," ujar Qin, menunjukkan senyuman lebarnya.

Kakinya melangkah menyusuri lingkungan yang hanya bisa ia lihat sejauh pandangan matanya. Agaknya, mata yang selama ini ia anggap sebagai penglihat pusat energi dan kutukan itu memiliki fungsi lain. Ia bisa melihat sekitarnya tanpa perlu menggunakan bantuan lain.

Ya, pria pemilik tubuh atletis rata-rata tersebut tak memakai penutup matanya sekarang. Ia meninggalkan penutup mata itu di Valhalla dan secara absolut ia ingat posisi penutup mata kesayangannya itu. Apa pun yang terjadi, benda tersebut adalah benda spesial bagi Qin yang merupakan hadiah dari ibu angkatnya.

Di tengah penyusurannya, Qin menatap tajam hadapannya. Potongan memori yang cukup panjang melintasi akalnya. Ia mengingat jelas tatkala [Y/n] masih hidup, memanggil nama aslinya yang jarang orang ketahui. Sekalipun tahu, tak ada yang berani memanggil nama aslinya. Selain ibu angkatnya, dan dewi muda yang selalu bersikap lancang kepadanya. Bahkan dewi muda itu dengan lantang menyatakan perasaannya.

Kaisar pemersatu China itu meremas dadanya. Ada sesuatu yang terasa sangat ngilu di dalam sana. Ia yakin kini ada bekas luka yang tertanam di balik baju tanpa lengannya itu. Menandakan hati sang kaisar yang lara.

Ada di mana [Y/n] sekarang? Apa dia bisa bertemu dengan dewi muda itu lagi? Mengingat perbedaan mereka, dewi dan manusia, rasanya mustahil akan dipersatukan pada dunia yang sama. Masalahnya, ia belum meminta maaf kepada [Y/n] atas perilaku nakalnya yang selama ini membohongi dewi muda tersebut. Ia juga belum berterima kasih karena gadis itu telah mewarnai kembali hidupnya yang membosankan. Ah, bahkan dirinya belum mengakui perasaannya.

Kaisar yang sebagian orang menyebutnya sebagai tirani tersebut, mulai mengutuk dirinya sendiri. Membiarkan tubuhnya ditusuk berkali-kali oleh sesuatu yang terlihat, meninggalkan bekas-bekas hitam di tubuhnya. Sudah lama sekali, ia tak membenci dirinya. Bahkan jiwa angkuhnya ibarat hilang, hanya karena [Y/n].

"Bodohnya aku," lirihnya dengan tangan yang mengusap wajah dengan kasar. Untuk pertama kalinya--selama ia menjadi kaisar--ia menghina dirinya sendiri.

Tiba-tiba Qin memberhentikan langkahnya. Liontin yang berjarak satu meter di dekatnya itu, menyemburkan kilauan yang sangat menarik perhatian. Tak jauh dari liontin tersebut, terdapat patung yang menggambarkan seorang wanita cantik dengan rambut pendeknya.

"Ah, rupanya kau sedang sedih juga, ya," gumam Qin, tersenyum masam, ia akhirnya melangkah menuju patung tersebut.

Sebelum berkeinginan mengamati patung tersebut, Qin berusaha jongkok. Dia sangat sulit melakukan itu sekarang, pasalnya bagian punggungnya terbalut batu keras kematian. Menghasilkan ringisan dari sang kaisar, tetapi bukan berarti ia akan menyerah begitu saja. Ia memaksakan dirinya, meraih liontin yang sangat dekat dengan patung menangis tersebut.

"Hao...." Di saat yang bersamaan saat Qin mengucapkan kata tersebut, setetes air jatuh ke punggungnya. Bunyinya sangat redup dan tentu saja kaisar dapat mendengar dan merasakannya. Batu-batu keras tersebut pun tanggal dari tubuhnya.

"Air matamu sangat berguna." Qin meraba punggungnya yang terbebas. Lantas ia menatap patung di hadapannya, sembari tersenyum. Tangan kirinya yang tak sedang memegang liontin, mengusap air mata patung wanita tersebut. Mengukir senyuman masam pada wajah sang kaisar, entah untuk ke berapa kalinya.

✔ Demi God [ Qin Shi Huang x Reader] || Record of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang