08. Kesayangan Raja

583 106 15
                                    

Tujuh hari telah berlalu, setelah Qin menyatakan ingin menikahi [Y/n] dan setelah ia berlatih keras di taman milik sang kaisar. Kini gadis itu—dengan memakai gaun biru mudanya—berdiri di depan gerbang masuk istana laut, wilayah Agigeia. Membiarkan gerbang tersebut terbuka secara otomatis. Dan sesampainya di ruang utama kerajaan miliknya, ia agak risih dengan sesuatu yang dia pijak. Bukan karena apa yang dia pijak berubah, melainkan ia sudah terbiasa dengan media kayu sebagai pijakannya.

"Kau darimana saja, [Y/n]?" tanya kakak perempuan [Y/n] bernama Rhodes yang berada di tangga, ketus. [Y/n] hanya diam, ia sama sekali tak menatap kakaknya. "Sialan, sama saja seperti ayahmu. Aku akan membunuhmu!"

Rhodes dengan cepat hadir di hadapan [Y/n], ia mencekik leher sang adik sekuat-kuatnya. Emosi kebencian dan rasa iri yang memenuhi tubuhnya, akhirnya bisa ia lepaskan setelah ribuan tahun menahannya. Cekikan itu semakin lama semakin besar kekuatannya, tubuh [Y/n] dimantrai hingga ia tak bisa bergerak untuk melawan apalagi mengeluarkan jurusnya.

"Sudah seribu tahun lebih aku menahannya! Aku ingin membunuh, membunuh, membunuh! Berkali-kali, berkali-kali, berkali-kali dirimu! Dari sekian banyak anak Poseidon, mengapa kau yang lemah ... yang ia sayang?" seru Rhodes. "Kau bahkan ceroboh dan sulit dipercaya bahwa kau adalah adikku. Padahal aku anak dewi laut, seorang dewi! Namun mengapa hanya kau yang ia sayang?"

Air mata [Y/n] sudah di ujung pelupuk mata. Ia terus mengutuk Rhodes dalam hatinya, sembari beberapa kali memanggil nama Qin. Ia sebenarnya tahu inilah yang terjadi jika ia kembali tanpa Poseidon dan Hades. Keluarganya, takkan ada yang memihak dirinya. Lagipula, sekalipun ia menjawab pertanyaan Rhodes. Kakaknya itu pun pasti marah, apapun jawaban dan tanggapan [Y/n].

"Menurutku ... hidup ini, sebenar ... nya sudah adil bagi ... kita," [Y/n] berkata dengan susah payah. Menurutnya apa yang ia katakan adalah sebuah kebenaran. Rhodes dan dua kakaknya mendapat kasih sayang dari dewi lautan dan seluruh dewa-dewi, tak lupa dengan seluruh makhluk. Mereka dianggap sebagai dewa-dewi yang memiliki penderitaan yang sama dengan makhluk lain, yang juga merasakan kejam dan menakutkannya sang tiran lautan.

Sementara [Y/n]? Ia dicintai Poseidon, tetapi sebagai bayarannya ia tak merasakan kasih sayang seorang ibu. Ia juga dibenci oleh dewa-dewi dan hampir seluruh makhluk--kecuali makhluk lautan. Tatapan kebencian Medusa, saudari Poseidon, bahkan seluruh korban dari kekejaman Poseidon itu juga tertuju kepadanya.

Selama ini, selama Poseidon hidup. Mereka semua menatap penuh hormat sang tiran lautan karena takut kepadanya. Mereka menganggap Poseidon adalah ancaman bagi mereka jika tak dituruti keinginannya. Namun, setelah Poseidon kalah dari pertandingan tempo lalu. [Y/n] dapat merasakan dengan jelas, mereka--seluruh makhluk kecuali makhluk lautan--justru merasa lega. Menatap [Y/n] dengan penuh hina, mencibir, dan bahkan beberapa dewa melakukan tatapan melecehkan. Serta kemungkinan terburuknya adalah, dewi malang kesayangan Poseidon ini menjadi tempat kekerasan para makhluk lainnya.

Jika saja tak ada Qin, aku mungkin menjadi budak sekarang. Batin [Y/n], lirih. Namun, bukan saatnya ia mengingat hal itu lagi. Pasalnya, kini rohnya sedang ditarik paksa agar keluar dari tubuhnya. [Y/n] sekuat tenaga melepaskan mantra yang mengikat dirinya.

Butuh setengah menit untuk melepas ikatan mantra itu. Cepat-cepat [Y/n] menendang perut Rhodes dengan sepenuh tenaga hingga sang kakak menjauh dan melepaskan tangannya dari leher [Y/n].

[Y/n] berhasil melepaskan cekikan dari sang kakak. Lantas ambruk, dengan lutut yang lebih dulu menyentuh lantai. Tubuhnya mati rasa sekarang. Matanya perlahan tertutup.

Ah, sepertinya aku tak bisa memenuhi syarat-syaratmu, Qin. Aku begitu lemah. Batin [Y/n], menitikkan setetes air mata. Qin keabadian.

✔ Demi God [ Qin Shi Huang x Reader] || Record of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang