04. Ambisi Keabadian

660 100 14
                                    

Pria bernama lengkap Qin Shi Huang berjalan di koridor panjang menuju taman istananya. Kali ini tak ada yang menemani dan memang itulah kehendaknya. Ia berniat untuk menikmati angin segar di taman, sendirian, dan sesuka hati. Pasalnya, sudah lama ia tak merasakan itu. Terakhir kali, mungkin ribuan tahun lalu ketika ia belum diangkat menjadi kaisar.

Langkah Qin berhenti, tatkala melihat punggung gadis dengan rambut tergerai. Dalam seperkian detik dirinya berpikir bahwa gadis itu sangat cocok jika ia jadikan selir. Bahkan menjadi permaisuri di masa kini pun tak masalah. Melihat punggungnya saja ia sudah jatuh cinta, bagaimana jika melihat depannya? Sungguh Qin tak sabar memanggil dirinya. Namun, mengapa gadis itu berada di tamannya? Apakah tersesat atau memang ingin mengajukan diri sebagai selir? Entahlah, pikiran terakhir milik Qin itu membuatnya tersenyum kecil sendiri.

"Apakah Kau ke sini ada perlu denganku, Nona?" tanya Qin dengan penuh percaya diri. Gadis itu membalikkan badan, menunjukkan wajah manisnya yang tak terpoles riasan sedikitpun. Tak lupa, sebuah tas kecil yang sedang ia genggam terekspos jelas di manik mata Qin. Melihat siapa gadis itu, rasa senang dan senyuman Qin seketika hilang. "Mengapa pelayan yang kabur tanpa sebab seperti dirimu ini datang kemari lagi? Apakah urat malumu memang sudah putus?"

"Tadinya aku ingin memberimu sesuatu sebagai ucapan terima kasih, tetapi saat di gerbang aku malah dihadang para pelayanmu. Jadi aku lewat belakang kerajaan dan jadilah aku di sini, tersesat gitu istilahnya." [Y/n] menggaruk pipinya yang tak gatal, ia menatap ke arah lain, tak berani menatap Sang Kaisar. Ia mengakui, ucapan Qin tentangnya yang tiba-tiba melarikan diri dan datang lagi itu seperti sosok yang tak memiliki harga diri. Ya, walaupun ia melakukan itu secara spontan. Wajar saja, dua hari yang lalu ia terlalu panik karena perilakunya sendiri.

Bagaimana tidak? Dua hari yang lalu, saat Qin menggendongnya dengan ala bridal style di hadapan para bawahannya, [Y/n] malah berwisata dengan masa lalu. Saking terbawa suasananya, ia malah mengecup pipi Qin lembut, seolah Qin adalah Poseidon. Bukan hanya itu, para pelayan Qin yang melihatnya pun terbelalak. Bahkan beberapa dari mereka spontan menjatuhkan barang yang mereka bawa. Anak kecil—anak salah satu pelayan Qin—yang melihatnya pun dengan polos mengatakan, "Yang Mulia apa anda serius ingin menjadikan wanita dengan baju kurang bahan ini menjadi kekasih Anda?"

[Y/n] kala itu sudah tak bisa menahan malunya lagi. Saking tak bisa menahannya, ia bisa melupakan kesedihannya sejenak. Dan bisa-bisanya seorang perempuan lompat dengan gagah dari gendongan Qin, berlari menuju air mancur dekat area Valhalla dengan dress yang agak robek seperti makhluk tersesat. Rupanya, selain bisa melupakan kesedihannya sejenak, ia juga bisa mempermalukan diri di hadapan para pelayan dalam sekejap.

"Bagaimana kalau kita lupakan saja hal-hal yang terjadi tempo lalu?" tanya [Y/n], terkekeh. "Lihat ini, aku membawakan tas berisi makanan-makanan kesukaanku." Kali ini ia menyodorkan tas itu kepada Qin.

Tangan kiri Qin menopang dagu sementara tangan kanannya ia lipat di depan dada. Sehingga kedua tangannya membentuk huruf 'L'. Ia pun tersenyum meremehkan dan berkata, "Datang-datang tak sujud. Dan, jika memang itu adalah makanan kesukaanmu ... apakah Sang Kaisar juga akan menyukainya? Sadarilah posisimu!"

Hawa Qin seketika membuat daerah sekitarnya bergetar. [Y/n] yang dipaksa tunduk itu berusaha untuk melawan. Pasalnya, ia sudah pernah menghadapi kelakuan Qin yang satu ini. Meskipun harus melawan gravitasi, [Y/n] terus melangkah maju mendekati Qin. Membuat Sang Kaisar kesal dan semakin menyebarkan hawa mengerikan.

"Jangan remehkan aku, dasar makhluk nyentrik!" seru [Y/n] ngasal, ia berlari menerjang Qin.

"Dasar pelayan gila, berhenti di sana!" seru Qin, terbelalak. Namun [Y/n] tak menghiraukan, ia mengambil makanan dengan bentuk seperti kue salju yang ia sebut kourabiedes.

✔ Demi God [ Qin Shi Huang x Reader] || Record of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang