14. Kebahagiaan Beelzebub

491 87 11
                                    

"Dewa ataupun manusia yang mati di  Valhalla takkan bisa dihidupkan kembali, bahkan terlahir kembali pun takkan pernah. Mereka sudah berakhir ... kehidupannya hampa."

------

Lima menit setelah pertandingan dimulai. Seorang dewa berambut hitam dengan potongan acak, duduk sembari menghentak-hentakkan kakinya. Ia berada di sebuah laboratorium, dengan tabung besar berisi monster besar nan seram di hadapannya.  Beberapa detik ia diam, sosok di hadapannya itu menghancurkan tabung dan mengamuk. Tanpa menyentuh monster itu, ia berhasil memotong lengannya.

Pintu laboratoriumnya terbuka, menampilkan dewa lain yang terbalut topeng lalat di wajahnya. Dewa yang baru menampakkan dirinya itu mencengkram kepala monster yang hendak menyerangnya lalu membantingnya ke lantai dengan keras. Dalam satu serangannya, monster itu tumbang.

"Hajun sang raja iblis yang menyerang Buddha, kau menciptakan makhluk legendaris itu. Sebenarnya apa maumu, Beelzebub?" tanya sang dewa yang baru datang itu sembari membuka topengnya.

Dewa berambut hitam yang bernama Beelzebub itu tersenyum masam. "Tidak ada. Aku hanya ingin menciptakan mereka, hingga salah satu dari mereka berhasil membunuhku, Adamas."

Adamas menatap layar pertandingan di hadapannya sekilas. Lantas melirik Beelzebub yang kini sibuk di tempat yang sama, sembari mengetik dan menatap tampilan layar yang muncul di hadapannya. "Apa kau tidak mau menonton pertarungannya?"

"Tidak perlu. Karena ... aku tak bisa membayangkan jika Hades kalah," jawab Beelzebub. Namun, saat itu juga ia berhenti mengetik. "Apa ... anak kesayangan Poseidon itu menonton pertandingannya?"

Adamas langsung memincingkan matanya, lalu menyeringai.  "Kau tidak mengerti. Hades, raja dunia bawah ... tidak akan pernah kalah.

Setelah menyeringai, ia memasang wajah datar, lantas melirik Beelzebub. "Lagipula mengapa kau malah membahas anak Poseidon?"

"Tidak ... masalahnya kalau dia hadir ... pertandingannya akan semakin seru," jawab Beelzebub.

Adamas mendengkus, ia menunjuk [Y/n] yang menyamar. Sebagai paman, tentu saja ia tahu meskipun gadis itu menyamar. Terlebih ia adalah salah satu dewa terkuat yang juga bagian dari saudara Hades. Lebih tepatnya, salah satu dewa yang mengakibatkan julukan '13 Dewa Olimpus' berubah menjadi '12 Dewa Olimpus'. Maka dari itu ia bisa tahu seseorang yang sedang menyamar, bahkan jika dia dewa sekalipun.

Beelzebub pun bangkit dari duduknya, ia menghampiri layar pertandingan itu. Berdiri di sisi Adamas, lalu mulai menonton pertandingan. Ketika Adamas menunjuk [Y/n], Beelzebub tampak puas.

"Lihatlah, ekspresi [Y/n]. Itu adalah ekspresi terbaik ... yang tak pernah ditunjukkan oleh dewa lain," ujar Beelzebub. Hasratnya hendak membuncah. Ia benar-benar tak bisa menghilangkan ekspresi senangnya. Dan itu menghasilkan kebingungan pada Adamas.

Di bola mata Beelzebub, tampak pantulan tubuh [Y/n]. Menampakkan sesosok tubuh dewi yang gemetar sembari menggigit jempol tangan kanannya. Tatapan gadis itu menunjukkan hal yang sangat Beelzebub mengerti dan sukai.

"Kira-kira apa yang akan dia lakukan, ya..., Adamas?" Dewa lalat itu menutup kedua matanya, bibirnya menyunggingkan senyuman lebar. Hasratnya telah membuncah.

 Hasratnya telah membuncah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✔ Demi God [ Qin Shi Huang x Reader] || Record of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang