21. Perasaanku

404 71 4
                                    

Sebagian kekuatan laut, kekuatan mutasinya (pengobatan tingkat khusus), dan kekuatan penciptaan. Adalah kemampuan yang dimiliki [Y/n]. Ketiga kekuatan itu adalah kelebihannya, sampai-sampai para dewa bingung untuk memberi julukan kepadanya. Alhasil ia pun selalu diberi tugas untuk membantu Poseidon dalam menyelesaikan urusan laut.

Dirinya yang tak pernah keluar dari zona nyaman, tak pernah tau jika potensi kekuatannya sangatlah besar. Hingga ia melupakan, jika ia memiliki kekuatan penciptaan dari sang ibu. Tentu saja itu bukan sepenuhnya salah Poseidon ataupun dirinya. Poseidon sama sekali tak tahu jika [Y/n] menurunkan kekuatan orang yang ia cintai. Alhasil, selama ini [Y/n] hanya menguasai apa yang diturunkan dan diajarkan oleh setiap makhluk di sekitarnya.

Setelah ribuan tahun lamanya, untuk pertama kalinya dewi muda tersebut menggunakan kekuatan penciptanya. Menciptakan trisula yang begitu mirip dengan milik Poseidon, bahkan mungkin senjata itu lebih tangguh.

Namun, segalanya sudah terlambat.

Kini Qin dan [Y/n] terbelalak. Bulu kuduk mereka terbangun. Hawa yang telah menembus atmosfer milik alam hampa itu mencekam, berusaha meremukkan mental mereka. Jantung mereka berdetak dengan tempo cepat.

Alam hampa yang gelap, kini terdapat sinar jingga kemerahan. Menunjukkan genangan darah setinggi lima sentimeter. Di mana terdapat ribuan potongan tubuh tanpa kepala, yang menggenang tiada ampun.

"Ayah ... Ayahhhhhhh! " [Y/n] memekik sangat keras. Setiap suku kata tersebut disebut, pantulan matanya menampilkan setiap potongan tubuh sang ayah.

Tak ada jawaban apapun. Tak ada tanda-tanda mereka akan bangkit lagi. Bagaimana bisa itu terjadi di alam hampa yang selalu disebut sebagai alam terakhir? Memikirkan hal tersebut tidaklah penting. Sebab Alastor sangatlah kuat.

Mata [Y/n] berubah menjadi merah menyala. Menambah kesan cantik, namun mengerikan. Sangat eksesif, sampai-sampai liontinnya bergetar, enggan berhenti. Hawa membunuhnya pun berhasil melawan atmosfer kelam tersebut. Trisula yang ia pegang remuk, menjadi serpihan. Qin yang berada di dekatnya pun termangu, menahan sakit yang amat sangat akibat penderitaan yang ia lihat.

Hawa membunuh yang begitu kuat. Alastor yang kembali ke bentuk aslinya pun mampu menyadari hawa tersebut. Dirinya yang berdiri di atas tumpukan mayat, menyeringai lantas tertawa terbahak-bahak.

"Ah, dia mirip sekali dengan ibunya yang mengkhianatiku! Sekalipun liontin itu ada, itu sama sekali tak membantu! Anakmu itu tetap akan bertemu dengan-Nya! Aku senang, aku senang, ah, aku senang!" seru Alastor, menghentak-hentakkan kakinya, penuh gairah. "Aku senang loh..., Poseidon. Sejarah kelam, akhirnya terulang kembali."

***

Hamparan bunga scabiosa biru yang berbentuk lingkaran dan tak begitu besar, berhembus mengikuti arah angin. Di antaranya terdapat wanita cantik dengan separuh tubuh merah tua. Terdapat retakan yang memisahkan antara warna tubuh normalnya dengan warna merah tua tersebut. Manik mata merah menyalanya menatap getir hadapannya, bibirnya kelu. Wanita itu begitu mirip dengan gadis di hadapannya.

Di hadapannya terdapat gadis cantik yang  matanya berubah menjadi merah menyala.  Di mana mata tersebut sangat sama dengannya. Warna mata yang menandakan bahwa seseorang tersebut sedang melangkah, dari kemurkaan, menuju perjanjian dengan para iblis.

Gadis yang tak lain adalah [Y/n], menatap kosong hadapannya. Auranya yang bersinar, berubah menjadi merah kehitaman. Tangan kirinya yang halus dan bersih, mulai memunculkan warna merah tua yang sama seperti tubuh wanita di hadapannya. Ia membalikkan badannya, berjalan menuju ke luar area hamparan bunga matahari.

✔ Demi God [ Qin Shi Huang x Reader] || Record of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang