"Siapapun yang menang, hasilnya tetap saja membuatku sakit."
- [Y/n]------
Pada waktu yang bersamaan, saat Michel membuka penyamarannya di depan Brunhilde. [Y/n] menatap kosong telapak tangannya seraya berdiri di bawah rindangnya pohon yang berada di taman arena pertandingan. Ia membiarkan daun-daun yang bertebaran singgah di telapak tangannya, lalu dengan teganya ia mengepalkan tangan itu erat-erat.
"Kak Heracles ... mati, ya?" gumamnya, lirih. Ucapan Buddha yang memberitahu berita kematian Heracles, terngiang dalam pikirannya. "Mengapa orang yang mencintai manusia ... justru dijadikan perwakilan dewa untuk melawan manusia?"
"Rupanya dewi bisa sedih juga ya," sapa seorang wanita di balik punggung [Y/n]. Di kala [Y/n] membalikkan badan, wanita itu tersenyum ramah. Tangan kanannya memegang anak kecil, sementara tangan kirinya memegang pinggang. Tepat saat wanita itu tersenyum, angin pun berhembus, mengakibatkan surai hitamnya yang dikuncir itu melambai dengan lembut, mengikuti arah angin.
Aku sangat mengenal aura dan baunya. Batin [Y/n] menatap wanita di hadapannya, dari ujung kepala hingga ujung kakinya. Dia cantik sekali.
Wanita itu terlihat seksi dan keren dengan penampilannya. Ia memiliki bekas luka yang terpampang di lengan atasnya dan terdapat tahi lalat di bawah mata kirinya. Tak lupa, ia juga memakai baju seksi serba hitam. Model pakaiannya seperti seorang ninja wanita. Dan motif pakaiannya mirip seseorang yang sangat [Y/n] kenal. Dari bentuk kerah bajunya, kain ketat yang membalut hampir seluruh lengannya, dan motif kain yang membalut betisnya. Rasanya [Y/n] sering melihat itu semua.
"Kau siapa? Ada perlu apa denganku?" [Y/n] melontarkan pertanyaan beruntunnya.
"Chun Yan dan ini anakku namanya Chun Ou," jawab Chun Yan sembari menunjuk dirinya lalu anaknya. "Sebenarnya tidak ada perlu apa-apa sih ..., aku hanya heran saja kenapa saat pertandingan ingin dimulai salah satu sosok dengan hawa dewinya malah termenung di pohon ini."
"Mengapa seorang manusia yang ingin kami musnahkan malah peduli ... denganku?" tanya [Y/n], pipinya memerah, tetapi ia enggan menyebut nama wanita di hadapannya. Dan di kala ia bertanya, Chun Yan pun menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Hawamu samar-sama mirip dengan anak angkatku, lagipula kau tampak tidak seram dan merepotkan seperti dewa-dewi lain." Chun Yan menyunggingkan senyum, anak di sampingnya mengangguk cepat. "Ngomong-ngomong kau tidak berniat untuk menonton, wahai Dewi? Jika kau mau, kita bisa menonton bersama."
"Jika ingin menonton bersamamu, aku harus menyamar."
(Chun Yan)
***
Chun Yan menghembuskan napas panjang ketika melirik [Y/n] di sisi kanannya. Namun bukan berarti ia kesal dengan [Y/n], justru ia dibuat gemas dan tersenyum oleh penyamaran sang dewi yang totalitas. Totalitas? Ya, saat di bagian penonton manusia ini, sang dewi muda itu kini memakai gaun cheongsam merah sepaha, ia juga menyanggul modern rambutnya dengan menyisakan poni yang tertata, tak lupa bahwa ia juga memakai make up yang membuat wajahnya seperti orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Demi God [ Qin Shi Huang x Reader] || Record of Ragnarok
Fanfiction[Qin Shi Huang x Reader] [Y/n] adalah anak terakhir Sang Tiran Lautan yang mengalami mutasi kekuatan. Di mana, di antara keluarganya hanya ia yang memiliki perubahan kekuatan yang dianggap sebagai kelebihannya. Yaitu kemampuannya untuk menyembuhkan...