Bila sudah rapi dengan baju olahraganya. Rambut panjangnya ia liat menjadi satu, tak lupa poninya juga ia jepit kebelakang. Minggu ini ia sudah memiliki janji dengan Alva untuk car free day bersama.
"Hai kak," sapa Bila pada Alva yang sudah nangkring di atas motor di depan rumahnya.
"Hai Bil," balas Alva.
Setelah mengenakan helm, Bila pun naik di jok belakang motor Alva. Mereka memilih menaiki motor untuk perjalanan menuju stadion.
Lenggangnya jalan dihari Minggu ini membuat Alva santai mengemudikan motornya. Selama perjalanan mereka tak henti mengoceh.
Di bawah langit biru, di pusat ibu kota kedua remaja ini menghabiskan waktu bersama. Matahari yang nampak malu-malu menampakkan sinarnya membuat suana semakin indah.
~~~
Bila berlari ditempat sebentar sembari menunggu Alva memarkirkan motornya. Ia tak sabar untuk olahraga pagi ini.
"Ayo," ucap Alva yang sudah berada di belakang sambil menepuk puncak kepala Bila.
"Ayo kita lomba lari kak," ucap Bila dengan semangatnya. "Sampai sana." Bila menunjuk titik yang kira-kira berjarak dua ratus meter.
"Siapa takut. Yang menang dapet apa nih?"
"Yang menang traktir yang kalah."
"Kebalik dong Bila. Yang bener itu yang menang ditraktir yang kalah." Alva sedikit tertawa.
"Oh salah ya?" Alva mengangguk kecil.
"Dari sini sampai sana. Yang kalah traktir yang menang. Deal?" ulang Bila.
"Deal."
Mereka bersiap.
"Satu. Dua. Tiga!"
Alva dan Bila mulai berlari. Bila berlari dengan sungguh-sungguh, kunciran rambutnya bahkan sudah melorot. Berbeda dengan Alva, ia berlari santai, membiarkan gadisnya menang kali ini.
"Ihh kak Alva yang serius larinya!" teriak Bila sedikit kesal.
Alva tertawa dibuatnya, gadis satu ini memang benar-benar lucu. Ingin sekali ia menelannya hidup-hidup.
Alva menambah sedikit kecepatan berlarinya. Alhasil Bila berada di belakang Alva. Bila masih belum menyerah, ia terus berlari sekuat tenaga, hingga tiba di garis akhir.
"Ihh kak Alva curang," ucap Bila yang tak terima akan kekalahannya.
"Lah?"
Tadi Alva berlari pelan supaya Bila menang, gadis itu menyuruhnya serius. Saat kalah malah mengomel bahkan dikatai curang. Jadi yang salah siapa?
Oke tetap patuhi peraturan.
1. Cewek selalu benar
2. Cowok selalu salah
3. Jika cewek salah kembali ke nomor satu.
Alva mengusap wajahnya kasar. Ia tak mengerti lagi dengan pikiran para makhluk yang disebut perempuan ini.
Alva menggenggam tangan milik Bila. Ia mengajak Bila berjalan-jalan sebelum gadis itu merajuk lagi.
"Kak Alva ayo beli itu!" Jari mungil Bila menunjuk penjual boba.
Alva hanya pasrah tangannya di tarik Bila.
Dua gelas boba sudah ada di tangan. Belum puas sampai sana, Bila menarik tangan Alva ke penjual cilok, telur gulung, cireng isi, bakso aci, dan masih banyak lagi.
Tangan Alva sudah penuh dengan plastik beraneka makanan. Dan Bila masih juga lapar mata, setiap ada jajanan yang sekiranya enak pasti ia beli. Tentu saja menggunakan uang Bila, karena Bila yang kalah lomba lari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BILA [END]
Teen FictionSEQUEL OF ANINDYA!! ~~ Singkatnya tentang Bila yang ingin dipeluk mama:) ~~ Nabila Sheira Andrianka atau kerap disapa Bila, merupakan anak sulung dari keluarga Andrianka. Bila mempunyai mimpi sederhana, yaitu dipeluk mama. Sedari kecil Bila tak pern...