|CHAPTER 27| MAMA SAYANG SAMA BILA

2.9K 206 25
                                    

HARI INI AKU ULANG TAHUN MASA😩🙏
Udah 17 tahun aja gue, udah legal masuk penjara🙂
MASA ANAK 05 UDAH 17 TAHUN SII, BISA DI PENDING DULU GASII!! JIWA KU MASIH TERJEBAK DI 13 TAHUN WOII😭🙏

oke malah bacot, langsung aja


-happy reading-

Kondisi meja makan malam ini terasa lebih ramai karena kehadiran Alva dan Elvira. Narendra memutuskan untuk mengajak Elvira dan Alva makan malam bersama.

Tak ada kecanggungan di sini, Elvira menghormati setiap keputusan Narendra, walau tetap saja rasa dongkol ada di hatinya. Dapat dilihat, kedua wanita itu berbincang ringan.

Kedua remaja yang hanya berbeda dua tahun ini juga sibuk sendiri dengan dunianya, mereka tak ragu menunjukkan kebucinan mereka bahkan di hadapan Narendra sekalipun.

Makan malam selesai, malam hampir larut, Alva dan Elvira pun memilih undur diri.

"Ma," panggil Bila pada mamanya yang baru saja selesai membereskan meja makan bersama bik Siti.

"Iya Bila, kenapa sayang?"

"Bila pengen bobo sama mama, boleh?"

Senyum Rayana mengembang seketika. "Boleh dong sayang, boleh banget malah. Ayo."

"Tapi..." Bila menatap ragu sosok papanya.

"Bila juga pengen bobo di kamar bunda, boleh pa?"

Terlihat sekali raut wajah kaget yang terpancar, tapi buru-buru Narendra menormalkan ekspresinya. "Boleh dong sayang," jawab Narendra dengan senyumannya.

~~~

Cup

Narendra mengecup singkat kening sang anak, ia lalu mengelus surai hitam milik Bila lembut.

"Selamat malam putri papa, mimpi indah ya cantik."

Bila mengangguk sambil tersenyum tipis. "Selamat malam juga papa."

"Mama?" lanjut Bila.

"Mama mungkin masih di kamar Zeela, bentar lagi juga kesini. Papa tinggal ya." Setelah mengatakan itu, Narendra pun beranjak. Sedangkan Bila, anak itu sibuk melihat-lihat kamar ini, kamar yang bundanya tempati dulu.

Narendra agak terkejut saat mendapati sosok Rayana sudah berdiri di depan pintu.

"Kenapa gak masuk? Bila udah nungguin kamu dari tadi."

Rayana memandang ragu kamar tersebut, kamar yang tak pernah ia masuki selama tinggal di rumah ini.

"Masuk aja," ucap Narendra seolah mengerti apa yang Rayana rasakan.

"Gak papa mas?"

"Gak papa, masuk aja," jawab Narendra meyakinkan

Rayana mengangguk, terlihat ia menghela nafas kecil. Ia pun perlahan melangkah. Namun, sebelum ia masuk ke dalam, tangannya terlebih dahulu di cekal oleh Narendra.

"Tapi maaf, di dalam masih banyak fotonya."

"Iya, aku ngerti," balas Rayana.

Rayana kembali melangkahkan kakinya. Di sana, terlihat Bila yang sudah memeluk bantal guling, siap untuk tertidur.

Rayana menatap Narendra yang masih ada di sana, tersenyum kecil lalu menutup pintu kamar.

Perlahan ia mendekat, naik ke ranjang lalu mengelus surai hitam sang putri.

"Bila tau? Mama seneng banget Bila mau bobo sama mama."

Bila berbalik arah menatap mamanya. Ia tersenyum kecil.

"Mama matiin lampunya ya?" Terlihat Bila mengangguk.

Kondisi kamar yang remang-remang dan hanya diterangi lampu tidur membuat mata Bila nyaman untuk dipejamkan.

Ia bergerak untuk memeluk Rayana layaknya bantal guling, menyembunyikan wajahnya di dada sang mama. Untuk pertama kalinya, Bila dapat tertidur dengan nyenyak dihangatnya pelukan mama.

Rayana sempat mematung. Namun, tak lama ia juga membalas pelukan putrinya, mengelus-elus kepala Bila agar cepat terlelap.

"Bila sayang mama," ucap Bila pelan.

"Mama juga sayang sekali sama Bila," balas Rayana.

"Bila juga sayang bunda."

Rayana tersenyum. "Bunda pasti juga lebih sayang sama Bila."

Bila mengangguk di dekapan Rayana, senyumnya mengembang lebar.

"Mama kenal sama bunda?" tanya Bila tiba-tiba.

Rayana menggeleng. "Yang mama tau, Anindya adalah cinta pertama papa kamu."

"Bahkan sampai sekarang, Anindya masih menempati tahta tertinggi di hati papa," sambung Rayana.

"Mama cemburu sama bunda?" tanya Bila.

"Ya, tapi mama merasa gak berhak untuk itu."

"Kenapa? Mama kan istrinya papa. Mama juga berhak untuk cemburu."

"Istri papa itu hanya status. Tapi yang benar-benar ada di hati papa kamu, cuma bunda."

"Tapi mama sama papa sudah lama menikah, gak mungkin papa gak cinta sama mama kan?"

Rayana tersenyum. "Kalau nyatanya memang begitu?"

"Mama gak menuntut lebih untuk dicintai papa, papa anggap mama sebagai istri sudah lebih dari cukup."

"Mama benci sama Bila, karena hal itu? Karena cemburu sama bunda? Karena Bila juga bukan putri kandung mama?"

"Maafin mama sayang." Rayana mencium kening Bila sayang dan penuh penyesalan.

"Mama sayang sama Bila, bahkan kamu yang jadi alasan mama buat menikah sama papa kamu."

"Seorang bayi perempuan yang mungil dan cantik, dia membuat mama jatuh hati karena kelucuannya. Sekarang, bayi kecil itu ada di hadapan mama." Rayana tersenyum kecil, tangannya bergerak mengelus surai yang menutupi wajah putrinya. "Gak terasa Bila nya mama udah sebesar ini."

"Tapi... Sikap mama selama ini gak menunjukkan apa yang mama ucapkan."

"Maafin mama sayang. Ada satu hal yang gak bisa mama jelaskan."

Bila hanya mengangguk pasrah, mungkin ada beberapa hal yang memang tidak bisa mamanya ucapkan.

Ia kembali memeluk Rayana. Mencari kehangatan dalam dekapan sosok sang mama yang selama ini tidak bisa ia dapatkan.

Bila dapat merasakan punggung dielus lembut, membuatnya semakin nyaman. Berkali-kali ia menguap. Hingga malam ini, Bila benar-benar tertidur dalam dekapan sang mama.




.
.
.

Pendek banget huhu. Cuma 700+ word, otak gue udah nge stuck banget ini😩

BILA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang