Wajah Bila terlihat cerah hari ini. Sore tadi ia habis berbincang banyak dengan papanya lewat sambungan telepon. Tentang Alva yang resmi jadi pacarnya kemarin–papa tak keberatan tentang hal itu– tentang sekolah, tentang Zeela dan masih banyak lagi. Dan yang membuat Bila senang adalah papa akan pulang beberapa hari lagi. Yeay! Tolong ingatkan Bila untuk menagih jalan-jalan ke pantai yang sempat tertunda bulan lalu.
Pandangan Bila teralih pada ponselnya yang baru saja berbunyi. Tanpa pikir panjang ia pun mengangkat panggilan tersebut.
"Hai ayang," ucap Alva dari sebrang sana.
"Kak Alva ihh!" pekik Bila. Percayalah pipinya sudah bersemu sekarang.
Terdengar suara kekehan dari Alva yang mengudara.
"Tadi aku telepon kamu ada dipanggilan lain, habis teleponan sama siapa?" tanya Alva.
"Sama papa," jawab Bila.
Alva pun mengubah panggilan telepon menjadi vidio call.
"Ih cantik banget, pacar siapa sih?" goda Alva.
Bila mengulum senyumnya. "Pacar kamu."
"Kamu siapa?"
"Kak Alva."
Terlihat Alva mengembangkan senyumnya.
"Tadi lama ya teleponan sama om Naren? Ngomongin apa sih kalau boleh tau?"
"Banyakk!" ucap Bila dengan semangatnya.
Alva menopang dagunya, tatapannya begitu hangat kepada Bila. Inilah yang membuat Bila jatuh pada pesona seorang Alva. Alva seorang pendengar yang baik, tatapan lembutnya seolah tulus mendengarkan apa yang Bila omongkan.
"Pasti ngomongin aku juga ya?"
"Geer!"
Alva tertawa.
"Bil."
"Hm?"
"Katanya kaki kamu sakit?"
"Kalau ngajak jalan langsung to the poind aja!"
Mereka tertawa bersama.
"Pasaran ya gombalan aku?"
"Banget!"
"Nanti aku jemput jam tujuh ya, sekalian mau ketemu camamer."
"Camamer?"
"Iya, calon mama mertua."
"Halu!"
"Loh kok halu, kamu gak mau nikah sama aku gitu?"
"Gak dulu sih, aku mau cari duda kaya raya."
"Oke, aku bantu cariin. Kalau kamu udah nikah sama duda tinggal kita susun strategi buat bunuh dia gimana? Nanti hartanya buat kita. Deal?"
"Wah deal sih itu!"
Tawa mereka kembali mengudara.
~~~
Bila menuruni anak tangga satu persatu. Di bawah ia melihat Alva yang asik mengobrol dengan Zeela. Entah apa yang bocah itu bicarakan, yak pasti Zeela sangat semangat berceloteh.
"Ngomongin apa sih seru banget?" tanya Bila.
Alva dan Zeela pun menoleh.
"Ngomongin kakak, wlee." Zeela menjulurkan lidahnya.
"Pasti ngomongin yang enggak-enggak nih?"
"Iya! Ngomongin kakak yang punya hobi jarang mandi!"
"Zeela!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BILA [END]
Teen FictionSEQUEL OF ANINDYA!! ~~ Singkatnya tentang Bila yang ingin dipeluk mama:) ~~ Nabila Sheira Andrianka atau kerap disapa Bila, merupakan anak sulung dari keluarga Andrianka. Bila mempunyai mimpi sederhana, yaitu dipeluk mama. Sedari kecil Bila tak pern...