Brakk!
Setumpuk buku yang Alva bawa jatuh berserakan di tengah koridor sepi.
Alva menatap nyalang sosok yang memang sengaja menyenggol bahunya.
"Mau cari masalah lo?" ucap Alva dengan nada rendah.
"Lo yang kayaknya duluan cari masalah sama gue."
"Ck! Gue gak pernah mau berurusan sama lo! Lo tau itu!"
"Lo deketin Bila sama aja lo berurusan sama gue," ucap Stefan tak kalah dingin.
"Bila?"
Setelah itu Alva tersenyum smrik.
"Mau gue deket sama Bila, mau Bila deket sama gue, itu gak ada urusannya sama lo. Lo bukan pacarnya kan? Lo gak ada hak atur dia deket sama siapa!"
Tangan Stefan terkepal. Buku-buku tangannya terlihat memutih. Rahangnya bergemertak marah.
"Sadar lah Stef, lo sama dia beda agama," ucap Alva sedikit meremehkan.
"Gue gak akan biarin lo bisa dapetin dia!"
"Coba aja kalau bisa."
"Gue tantang lo tanding voli besok pulang sekolah."
Alva semakin tersenyum meremehkan. "Cih! Lo kasih tantangan dibidang lo. Itu gak adil. Gimana kalau tantangan ngerjain lima puluh soal fisika, lo berani?"
"Gak usah berbelit-belit. Kalau takut bilang!" balas Stefan.
"Gak ada kata takut di kamus seorang Alvaro Manggala apalagi cuma tanding sama lo!" Jari Alva menunjuk tepat di dada Stefan.
"Kalau begitu gue tunggu lo besok sepulang sekolah, Alvaro Manggala." Stefan menepuk pundak Alva dua kali lalu mulai beranjak dari sana.
Baru juga dua langkah ia terhenti.
"Apa yang gue dapat kalau menang?" tanya Alva.
Stefan berbalik. "Pede untuk menang? Itu bagus."
Alva juga ikut berbalik, menghadap ke arah Stefan.
"Bila. Siapa yang menang boleh deketin dia."
"Dan yang kalah harus jauhi dia?" tanya Alva menantang.
Stefan mengangguk sekali. "Ya."
Alva menjabat tangan Stefan. "Deal! Dan gue harap lo segera jauhi dia."
"Seharusnya gue yang ngomong gitu Al, siap-siaplah buat pergi dari kehidupannya."
Alva kembali tersenyum smrik. "Mau besok lo yang menang tetep aja lo gak bisa sama dia."
"Inget Stef, saingan lo bukan cuma gue, tapi sama tuhan juga."
Alva menepuk pundak Stefan dua kali. "Semoga berhasil."
Alva lantas berbalik arah. Memunguti terlebih dahulu bukunya tadi. Lalu pergi meninggalkan Stefan sendiri di lorong yang sepi ini.
~~~
Hari pertandingan tiba. Banyak siswa berbondong-bondong ingin menonton dua rival tersebut saling bertanding. Berita sudah tersebar, jika Stefan dan Alva akan bertanding voli. Namun tak ada satu pun yang tau alasan keduanya.
Alva sudah bersiap di tempatnya, bersama lima orang yang ia percayai menjadi satu tim. Begitu pun dengan Stefan yang sudah siap di tempatnya bersama lima anggota Voli lainnya.
Bila juga ada disini. Tadi ia di tarik paksa oleh Talisa dan Talita. Mereka duduk anteng di tribun penonton.
Keduanya maju, bersalaman terlebih dahulu sebelum pertandingan dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
BILA [END]
Teen FictionSEQUEL OF ANINDYA!! ~~ Singkatnya tentang Bila yang ingin dipeluk mama:) ~~ Nabila Sheira Andrianka atau kerap disapa Bila, merupakan anak sulung dari keluarga Andrianka. Bila mempunyai mimpi sederhana, yaitu dipeluk mama. Sedari kecil Bila tak pern...