28 • Party

1.1K 95 5
                                    

Tepat malam ini jam 11 malam dimana sebelumnya Jake diundang ke sebuah pesta di club malam oleh kekasih dari presiden BEM, tapi pada kenyataannya dia malah menghabiskan waktu dengan menonton serial Bridgerton bersama Gaeul hingga lewat tengah malam.

Jake tidak lupa akan tawaran itu, justru dengan baiknya ia meminta temannya datang. Ia meminta Jay datang setelah Jay bilang kalau dia baru saja putus dengan gadis seniman tatoo karena diselingkuhi.

Untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, bukan Jay yang berselingkuh tapi dia yang diselingkuhi. Tentu hal itu membuat Jay sendiri tak percaya dan memutuskan ingin mabuk malam ini. Oleh karenanya Jake menyerahkan tawaran itu pada Jay. Agar bisa menghiburnya.

Lagipula Jake hanya tersanjung pada tawarannya saja dan tidak berniat untuk datang. Ada Gaeul di sampingnya sedang tertawa dan tersenyum sumringah sambil memakan camilan dan menuang soda ke dalam gelas kecil.

Jake tau dia mulai lemah. Lemah karena merasa telah memiliki Gaeul. Jadi tak ada lagi yang ia butuhkan. Bahkan pengganti? belum terpikirkan.





Sementara itu, Jay baru saja sampai di club yang ternyata baru pertama kali ia masuki. Ia menunjukkan kartu identitasnya, lalu masuk ke dalam mencari sosok yang dimaksud Jake.

Begitu Jake memberitahunya bahwa ia diundang oleh kekasih presiden BEM di club ini, Jay segera mencari tahu rupa dari sang gadis. Dan dia memang sangat cantik dan memancarkan aura yang sangat kuat, membuat Jay tak banyak berpikir dan ingin segera menemuinya. Siapa tau setelah kehilangan pacar, dapat yang baru?

Walaupun saingannya seorang presiden BEM. Yang sangat dihormati.

Kita lihat saja.

Namanya Jennifer. Sama seperti Jay, dia juga merupakan campuran Amerika-Korea. Tingginya lebih dari 170 cm, bentuk badannya bagus dan memiliki tatapan mata yang menggoda.

Jay berhasil menemukannya.

"Hai! Jennifer, benar kan?"


























































"Darimana kau tau nama itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Darimana kau tau nama itu?"

Jay menarik salah satu sudut bibirnya, membentuk sebuah smirk. Dengan percaya diri ia menarik kursi dan duduk di sebelah gadis yang dipanggil Jennifer itu, lalu mengenalkan diri.

"Sudah lama tidak ada yang memanggilmu Jennifer? Perkenalkan, Jay"

Jay menyodorkan tangannya.

Gadis bernama Jennifer itu tampak ragu awalnya untuk menjabat tangan Jay, tapi ia akhirnya mau.

Dan begitu tangan mereka bertemu, Jay malah dengan lancang mencium punggung telapak tangannya, seraya menatap ekspresi terkejut gadis itu yang tak berselang lama segera dilepaskannya.


"Apa aku sudah tidak sopan?" tanya Jay, masih dengan senyum percaya dirinya.

Yunjin, nama asli gadis itu, ia menatap ke arah lain, yang jelas bukan Jay. Mengambil segelas wine di depannya dan meminumnya, sebelum kembali ke arah Jay.

"Aaa...aku ingat sekarang"

Jay mengerutkan dahinya dan menyilangkan tangannya. "Apa yang kau ingat hmm..?"

"Aku mengundang anak baru bernama Jake, kenapa kau yang datang...apa kalian...?" Yunjin ikut menyilangkan tangannya menatap Jay curiga. Jika tebakannya benar maka Jake menyuruh Jay, yang ntah teman atau saudaranya untuk datang menggantikannya.

"Benar, Jake memintaku untuk datang" ucap Jay. Ia lantas memberi kode kepada bartender, meminta untuk diberikan sebotol wine terbaik. Yunjin meliriknya, dan menyimpulkan bahwa Jay adalah party guy (sebutan bagi pria yang suka datang ke tempat hiburan malam).

"Lalu dimana dia?" tanya Yunjin, sekarang ia menyangga kepalanya dengan satu tangannya dan penasaran.

"Yang jelas dia tidak ingin bertemu denganmu sekarang"

"Jadi kau datang menggantikannya?"

"Alih-alih menggantikannya, aku datang kesini karena memang sudah takdirku, bertemu dewi secantik dirimu"

Yunjin tersipu mendengarnya, menerima satu gelas wine yang baru dituang Jay untuknya.

"Apa kau selalu bicara seperti itu?" tanya Yunjin, seraya memutar pinggir gelas wine dengan jari telunjuknya.

"Apa terlihat jelas?" tanya balik Jay, menyimpulkan senyum manisnya seraya terus menatap lawan bicaranya.

"Sangat" kata Yunjin, sedikit tertawa.

Jay memperhatikannya. Memang benar Yunjin cantik, tapi kenapa dia merasa gugup berada di dekatnya?

Apakah pada akhirnya ia akan jatuh cinta? Setelah bermain dengan begitu banyak gadis, apakah Yunjin adalah pemenangnya?

Membuat jantung Jay berdegup kencang dan mata serta pikirannya yang teralih dari apapun semenjak ia berkenalan dengan Yunjin. Pesonanya sangat kuat dan Jay dapat mengetahui Yunjin adalah tipikal dominan.

Sangat menarik. Terlebih dengan statusnya yang tidak biasa.


Terlalu lama diam dengan pikiran masing-masing, Yunjin memulai lagi obrolan.

"Karena Jake tidak bisa datang, aku senang ada yang menemaiku"

"Tentu saja kau harus senang, karena itu adalah aku"

"Sudah punya pacar?"

"Em..aku kurang tahu, setahuku dia sedang dekat—"

"Bukan Jake, tapi kau, Jay"

Jay mengembangkan senyumnya, sedikit menunduk lalu mengangkat kepalanya dan menatap Yunjin dengan tatapan yang sangat seduktif.

Yunjin pun tak mau kalah dengan menggeser tubuhnya dan berbisik pada Jay. "Mau menari bersama?"












Sementara Jay dan Yunjin bersenang-senang di club malam, Jake dan Gaeul tengah tidur. Sambil cuddling, layaknya adegan romantis dalam film Amerika. Tubuh mungil Gaeul didekap erat oleh Jake dalam tidurnya dengan ditutupi selimut tebal dan lampu yang telah diubah dalam mode blue. Jake yang lebih tinggi darinya menbuat posisi Gaeul hanya sampai pada dadanya saja.

Jake sebenarnya belum mengantuk, tapi Gaeul sudah tidur lebih dulu sehingga ia tak punya pilihan lain untuk menemaninya.

Sesekali ia mengusap rambut Gaeul dengan lembut dan pelan, agar tak membangunkannya. Mencium ujung kepalanya yang harum shampoo dan semakin mengeratkan pelukannya.

Astaga jika dunia tak mempertemukan orang tua mereka lebih cepat, seandainya saja, mungkin Jake yang sekarang memeluk Gaeul dalam tidurnya, mungkin akan berstatus sebagai pacarnya. Jake mengharapkan itu meskipun itu hanya harapan semu.

Yah setidaknya mereka masih bisa bersama sebelum kedua orang tua mereka bersama.

Oh ya soal taruhan itu, Gaeul memilih menyerah.

Sebelum ini, ia sempat mengatakan tak ingin melakukan hal konyol atau pertengkaran apapun dengan Jake. Hanya ingin melalui masa-masa yang singkat ini dengan menjalin hubungan yang romantis dengan Jake. Itu saja.

Dan ia juga berharap setelah ini semua selesai, baik dirinya maupun Jake, keduanya sama-sama dapat menemukan pengganti sehingga tak ada yang perlu disesali.

Jake juga sudah berjanji untuk merahasiakan hubungan gelap ini dari siapapun, termasuk teman dekatnya dan orang tuanya. Tak ada yang boleh tau dan tak ada yang boleh rindu.

Jika hari pernikahan tiba.

Maka semua selesai.



Tbc.

BROTHER [END ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang