42 • In The Bus

1K 48 1
                                    

Dahyun mengajak Sota pergi makan siang bersama.

Mereka sudah izin tentunya, kalau tidak pasti tidak diizinkan. Untung saja Saerim datang tepat waktu, jadi bisa menggantikan mereka berdua menjaga kafe.

Restoran yang dituju Dahyun sebenarnya tidak terlalu jauh, tapi mereka tetap harus naik bis agar sampai kesana. Karena Sota belum punya kartu bis, jadi Dahyun pun membayar double.

"Terima kasih, noona" ucap Sota, sambil memberikan permen pada Dahyun.

"Hey, cobalah untuk senyum sedikit, sayang sekali punya wajah tampan kalau kau jarang tersenyum. Di Korea, saat orang tampan tersenyum dan ada yang mengambil fotomu, kan akan masuk berita besok pagi, besoknya lagi wajahmu akan muncul di tv, dan besoknya lagi akan ada rumor bahwa kau adalah trainee idol atau aktor"

Sota dibuat tertawa karena ucapan Dahyun. Ia pikir apa yang dikatakan Dahyun itu hanya sekedar menghiburnya, tapi jika kita pikirkan lagi, ucapan Dahyun itu benar, bukan?

"Noona, dimana aku bisa membuat kartu bis?"

"Kau mau buat?"

Sota mengangguk.

"Kalau begitu noona akan menemanimu. Apa kau punya id card?"

"Punya"

"Ah maksudku, Korea" imbuh Dahyun.

Sota menggeleng.

"Tentu saja, kau baru disini selama satu minggu"

"Dimana aku bisa membuat id card?"

"Kedutaan"

Sota menaikkan alisnya, sedikit terkejut karena ia tak tau jika harus pergi kesana hanya demi membuat id card.

Dahyun tertawa melihat ekspresi Sota yang nampak kaget dan itu nampak lucu baginya.

"Kau percaya padaku?" goda Dahyun, menyenggol lengan Sota sambil memainkan alisnya naik turun dan senyum yang berhenti mengembang.

Sota tersenyum lega, menatap wajah manis Dahyun yang menggemaskan.

"Noona akan mengantarmu, membuat id card dan juga kartu bis. Apalagi yang kau butuhkan? Sim?"

Sota menggeleng, "Aku belum membutuhkannya"

"Kalau ada yang kau butuhkan, bilang saja pada noona, ok?"

Sota hanya mengedipkan matanya.

"Saat aku seusiamu aku mengerjakan semuanya sendiri. Tidak ada yang menemaniku, karena aku tidak punya teman"

Sota mendengarkan Dahyun. Ia tak menyangka jika Dahyun, gadis sebaik ini di masa kuliahnya dulu.

"Saat itu aku merasa sangat kesepian. Dan kalau diminta untuk kembali ke masa itu, aku tidak mau walau diberi 500 juta won. Aku tidak ingin orang lain melalui masa-masa seperti itu. Karena itu.....sangat menyedihkan" ucap Dahyun dengan nada sedih, mengingat kembali bagaimana terpuruknya ia saat itu.

Menjadi satu-satunya perempuan di kelas dan selalu berada di posisi atas. Meski ia tampak tegar dan ramah, percayalah dulu ia pernah hampir bunuh diri saat dibully dengan sangat parah. Fotonya diedit seolah sedang telanjang lalu disebarkan ke seluruh kampus.

Dan bukan hanya itu, ia juga pernah dicampakkan oleh kekasihnya karena difitnah orang bahwa ialah yang memasikkan virus ke laptop kekasihnya sehingga semua file penting hilang begitu saja. Mantan kekasihnya adalah seorang asisten dosen. Bisa kalian bayangkan betapa kacaunya hari itu, dimana saat perkuliahan tengah berlangsung, tiba-tiba layar laptop muncul banyak tulisan layaknya sedang dihack dan kemudian semua datanya hilang.

BROTHER [END ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang