54 • First Guest

587 36 0
                                    

Dahyun akan tiba dalam tiga puluh menit.

Itulah yang menyebabkan Sota, pria yang setenang rawa itu tiba-tiba gugup dan juga panik.

Padahal ia sudah menyusun dan membereskan semua, seluruh ruangan bersih dan rapi.

Ia tetap menyoroti apa yang seharusnya ia lakukan —lagi— sebelum Dahyun sampai.

Haruskah ia menyiapkan makanan?

Di Jepang saat ada tamu berkunjung di hari pindahan, dia harus menyiapkan makanan.

Sota bisa memasak, tapi dia tak punya bahan makanan.

Hanya tersisa dua puluh enam menit lagi, apakah waktu itu cukup?

Ada toko persediaan di dekat sini, tapi itu mungkin akan butuh waktu yang lama untuk memilih dan memasak.

Mungkin lebih baik ia pesan delivery saja. Ah, sial, dia bahkan belum menginstal aplikasinya.

























Akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba.

Sota merapikan pakaiannya sebelum membuka pintu.

"Hai" sapa Dahyun dengan senyum lebar.

Sota menangkap pemandangan seorang gadis mungil yang mengenakan setelan dress selutut dan blazer warna hitam, menenteng totebag dengan warna senada dan tampil tanpa make up.

Meski begitu, ia tetap cantik.

"Kenapa kau menatapku begitu? Apa karena aku tidak pakai make up? Cih"

Dahyun masuk, tak menghiraukan Sota.

Sota yang merasa tak enak pun segera menyusulnya.

"Tidak, bukan itu. Aku hanya sedang gugup" jawab Sota, menundukkan wajahnya.

Dahyun yang langsung duduk di sofa. Sota bersyukur ia tidak jadi memindahkan sofa itu, kalo tidak dimana tamunya akan duduk?

"Aaa..aku pasti tamu pertamamu" tebak Dahyun.

Ia menepuk tempat di sebelahnya, meminta Sota duduk disana.

"Aku akan mengambil air" tolak halus Sota, ia pergi mengambilkan air untuk Dahyun.

Alih-alih menunggu Sota, Dahyun justru mengikutinya, dan duduk disana dengan santai.

"Kau pasti senang besok mulai kuliah"

Sota menatap Dahyun sebentar, lalu memasukkan air ke dalam lemari pendingin.

Ia lalu di samping Dahyun.

"Aku bersemangat untuk itu" ujarnya.

"Bagaimana perkembangan beasiswa yang kau ajukan hm?" tanya Dahyun, seraya menopang pipi kanannya dengan tangan.

"Pengumumannya besok sore jam 6" jawab Sota, usai meneguk airnya.

"Apa saja yang akan kau dapatkan?"

"Hanya perlu membayar biaya per sks, yang lainnya ditanggung oleh pihak kampus"

"Wah...itu sangat bagus, jaman sekarang semuanya jadi mudah"

"Persaingannya sangat ketat"

"Apa di Jepang juga ada hal seperti ini?"

Sota mengangguk. "Um. Disana bahkan lebih baik lagi"

"Oh ya? Apa mereka juga dapat uang saku, seperti itu?"

"Uang saku...hmm mungkin maksudnya biaya hidup?"

"Apa itu biaya hidup?"

"Kebutuhan mereka ditanggung pihak kampus, mulai dari sewa tempat tinggal, makan, transportasi, kebutuhan kuliah—"

BROTHER [END ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang