Berawal dari pertemuan singkat di lobi kantor akuntan. Ibu Gaeul dan Ayah Jake bertemu.
Mereka tidak sengaja duduk bersebelahan dan saling menyapa. Menanyakan keperluan masing-masing seraya memperkenalkan diri.
Ayah Jake menceritakan bagaimana ia kehilangan istrinya karena sebuah penyakit kronis. Sementara Ibu Gaeul bercerita mengenai pernikahannya yang gagal karena mantan suaminya tidak mencintainya lagi dan memilih untuk menikahi kekasihnya.
Sama-sama berbagi pengalaman ditinggal orang yang dinikahi menjadikan kedua orang asing itu mulai mengakrabkan diri satu sama lain. Bertukar kontak dan bertemu untuk makan.
Itulah awal mulanya.
Hingga datanglah hari ini.
Malam ini, secara resmi mengadakan acara makan malam yang juga akan membahas tanggal pernikahan dan segala persiapan.
Gaeul turun dari mobil. Disusul ibunya setelah menyerahkan kunci pada pegawai hotel untuk memarkirkan mobilnya.
Dengan gaun berwarna ungu selutut Gaeul nampak memukau. Memperlihatkan kedua pundak dan tulang selangkanya yang cantik, ia bahkan tak memakai bra demi memamerkan punggungnya yang indah. Anting panjang berwarna putih berkilau nampak cocok dipadukan dengan kalung rendah berhiaskan liontin berbentuk daun kecil.
Sepatu hak tinggi berwarna senada dengan gaunnya juga melengkapi penampilannya. Rambutnya ditata sederhana, membaurkan poninya dengan rambut panjangnya. Hairpin hitam masing-masing 4 buah di sisi kanan dan kiri kepalanya. Make up yang tidak berlebihan karena ibunya sendiri yang mendandaninya. Sangat menawan.
Lihat saja sampai Jake kehabisan kata-kata dan hanya menatapnya sepeti melihat bidadari turun dari langit. Mulutnya sedikit terbuka membuat senyuman. Tak henti-hentinya ia menatap Gaeul dari ujung kaki sampai kepala.
Mereka berempat duduk lalu chef beserta pelayan pun datang.
Pelayan pun mulai menaruh satu per satu menu yang dibuat spesial oleh chef, sementara chef tersebut langsung menjelaskan makanan yang disajikan.
"Selamat menikmati, kami permisi"
"Terima kasih banyak, Win" ucap ayah Jake yang ternyata kenalan chef yang menepuk pundaknya sambil tersenyum itu sebelum keluar ruangan.
Di tengah-tengah makan malam, Ayah Jake mengeluarkan laptopnya dan menyalakan proyektor.
"Kau mau apa?" tanya ibu Gaeul meletakkan pisau dan garpu lalu mengelap bibirnya.
Gaeul yang tadinya sedang meminum wine yang sangat enak langsung meletakkan gelasnya. Diikuti Jake yang berhenti menatap Gaeul dan beralih ke ayahnya.
"Aku sudah menyiapkan semuanya. Seperti yang bisa kalian lihat di layar"
Presentasi dimulai.
Ibu Gaeul nampak amat kagum dan tak percaya dengan calon suaminya yang begitu detail dan penuh persiapan.
Mulai dari wedding organizer, gaun pengantin, foto pernikahan, pendaftaran resmi, hingga rencana setelah pernikahan telah disusun sedemikan rupa. Oh ya, ia juga mencantumkan alternatif rencana jika satu rencana tidak disetujui. Seorang jaksa memang berbeda, itulah yang dipikirkan Gaeul.
Jangan tanya sisi Jake, ia sudah mengenal ayahnya selama 20 tahun hidupnya dan hal seperti ini adalah biasa.
"Ada yang mau ditanyakan?" tanya Ayah Jake begitu selesai presentasi.
Gaeul bertepuk tangan lalu memberikan dua jempol. Jake tersenyum, atau lebih tepatnya tertawa karena merasa Gaeul sangat lucu.
"Kau sudah repot-repot menyusun rencana pernikahan kita, sebelumnya aku ucapkan terima kasih" ucap ibu Gaeul dengan tulus, seraya memegang tangan kekasihnya itu.
"Sudah jadi kewajibanku"
"Paman, aku boleh bertanya?"
"Ya, silahkan tanyakan saja"
"Aku punya dua teman, bisakah aku mengundangnya ke pesta"
"Hanya dua?"
"Um dua!"
"Bahkan kau bisa mengajak seratus temanmu kalau kau mau"
"Terima kasih paman!"
"Ada lagi?"
Melihat antusias Gaeul, Jake juga tak mau kalah. Kali ini ia punya ide yang mungkin akan bagus untuknya dan Gaeul.
"Ayah, aku dan Gaeul ikut dalam foto prewedding kalian"
"Jake dan Gaeul mau ikut? Tentu saja, kalian boleh ikut. Nanti kita foto berempat" sahut ibu Gaeul senang. Yang diikuti anggukan setuju ayah Jake.
Gaeul menatap Jake tak suka. Entah apa yang direncakan Jake.
"Oh ya, paman, maaf, apa aku boleh mengundang ayahku?"
Ibu Gaeul nampak terkejut dengan permintaan Gaeul. Biasanya ia tak suka membahas ayahnya, kenapa tiba-tiba ia mau mengundang ayahnya di acara seperti ini?
Ia melihat reaksi Juyoung atas ucapan Gaeul. Pria itu tersenyum dengan tulus dan menjawab, "Tentu saja boleh".
"Ada apa denganmu?" bisik ibu Gaeul.
"Ssttt....ibu harus pamer kalau disini kita juga bahagia" jawab Gaeul yang ngawur dan membuat ibunya sedikit kesal pada putrinya itu, namun malah disambut tawa Juyoung.
"Sudah sudah, Jake, kau tidak ada pertanyaan lagi?"
"Dalam rencana ayah pesta dimulai pukul 6 petang, bisakah sedikit mundur mungkin sekitar jam 7 malam? Aku belum tau jadwal kuliahku"
"Oh, aku melupakan itu"
"Sebenarnya aku juga! Aku belum tau jadwal kuliahku"
"Baiklah kalau begitu, aku akan bicara pada penyelenggara acaranya"
Menyaksikan bagaimana interaksi Jake dan Gaeul yang seperti teman akrab membuat ibu Gaeul mengembangkan senyumnya. Hanya tak menyangka Gaeul bisa secepat itu dekat dengan Jake. Padahal di hari pertama mereka sangat canggung. Anak jaman sekarang tidak bisa diprediksi. Sebagai ibu ia berharap mereka akan akur kedepannya sebagai saudara tiri.
Ibu Gaeul memegang tangan kekasihnya, menatapnya seolah sedang berkomunikasi(?) Seperti meminta persetujuan, kemudian diberi balasan berupa anggukan setuju.
"Kalau tidak ada yang ditanyakan lagi, sekarang saatnya ibu yang membuat pengumuman"
Gaeul dan Jake menunggu.
Sekali lagi, ibu Gaeul menatap mata pria disampingnya meyakinkan dirinya.
"Ibu hamil"
Mendengar rahasia yang dimiliki ibunya yang tak ia sadari selama ini, Gaeul menutup mulutnya tak percaya lantas bertanya pada ibunya dengan polosnya, "Kapan kalian melakukannya?!"
Ibunya melotot terkejut akibat pertanyaan Gaeul. Ia menatap malu calon suaminya sementara Jake yang juga tak percaya Gaeul menanyakan hal itu berusaha menahan tawanya.
Melihat reaksi orang-orang, Gaeul segera meralat ucapannya, "Tidak, maksudnya sudah berapa lama??? Kenapa aku tidak menyadarinya"
Ibu pun segera menjawab, "Hampir tiga bulan"
"Tiga bulan..? TIGA BULAN?!!"
Gaeul menutup mulutnya lagi dengan menunjukkan ekspresi wajahnya yang lebih terkejut lagi, kemudian ia menatap Jake.
Dan Jake pun membatu, lalu tersentak, kemudian teringat sesuatu, sesuatu yang sama yang membuat Gaeul terkejut, sepertinya kini.
"Kalian baik-baik saja..?" -Ayah Jake.
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER [END ✔️]
FanficBagaimana jika laki-laki yang pernah tidur denganmu tiba-tiba jadi saudaramu? 14-03-22 🥇 Rank 1 in enhypen 03-03-22 🥇 Rank 1 in jaeyun 04-03-22 🥇 Rank 1 in jakeenhypen