10 • Special Gift 1/2

2.6K 152 7
                                    

Selesai dari acara makan siang tak terduga, Gaeul dan ibunya sampai di rumah.

Ibunya beberapa kali mengajak Gaeul mengobrol tapi respon Gaeul hanya singkat. Ibunya sempat berpikir Gaeul tidak menyukai pacarnya, tapi Gaeul berdalih ia mengantuk dan ingin tidur. 

Bahkan setelah masuk rumah, Gaeul segera menuju ke kamarnya dan menguncinya. Entah setan apa yang merasuki gadis yang biasanya ceria itu. Ibunya mengerti bahwa putrinya mungkin hanya sedang mengalami masa akhir pubertas jadi ia tak mau mengusiknya.

Pukul 8 malam, Gaeul baru saja selesai mandi, ia meletakkan handuk rambutnya di atas ranjang dan mengambil hairdryer untuk mengeringkan rambutnya yang basah sambil mengecek instagramnya yang dipenuhi notifikasi.

Ia tak menyangka akan mendapat ribuan like, benar kata Yujin kalau menggunakan hashtag akan lebih cepat menjangkau orang. Tidak hanya mendapat banyak like, ada juga dm yang masuk, baik mengajaknya berkenalan ataupun mengomentari status yang dibuatnya.

Baru semenit meletakkan ponselnya, tiba-tiba ada pesan kkt masuk. 

Bukan Yujin maupun Jiwon, tapi Jake. 

Itu bukan pesan teks, melainkan dua video. 

Gaeul menerka itu mungkin video yang menyeramkan atau menjinjikan karena seingat Gaeul tadi Jake bilang akan memberikannya kado tambahan. Sebelum mengunduh video itu, Gaeul membalas pesan Jake.

Aku tidak takut, jawabnya. 

Tak lama Jake membalasnya, ia bertanya apakah Gaeul benar-benar sudah menontonnya. Tentu saja belum, Gaeul membalas lagi, tak perlu menontonnya karena tidak penting.




Sementara itu Jake di tempat bilyard sedang menunggu giliran ia main seraya menunggu pesan balasan dari Gaeul.

Ada Jay dan Kai yang menemaninya. Mereka bertiga adalah teman dekat.

Meski tidak terlalu fokus pada permainan, nyatanya skor Jake tetap memimpin sedangkan Jay beberapa kali mengumpat sambil menghisap rokok karena dari tadi kalah.

Kai sendiri juga bermain santai dan tidak peduli kalah atau menang. Bisa dibilang laki-laki tinggi itu sedang galau karena kemarin malam ia melihat pacarnya sedang bersama dua pria asing di klub malam. Jika bukan karena Jay yang memberitahunya, Kai tidak akan mengetaui kelakuan pacarnya itu dan sekarang mereka putus. Kai masih bingung dengan keadaannya, ia lega bisa terlepas dari pacarnya yang tidak baik tapi disisi lain, ia masih menyukainya.

Sebagai sahabat, Jake menyarankan Kai untuk mengajaknya bertemu dan bicara baik-baik, apakah hubungan mereka bisa diselamatkan.

Sementara Jay bersikeras bahwa masih banyak perempuan yang mau dengan Kai, bahkan Jay menawari Kai untuk ikut kencan buta dengannya minggu depan.

Dan mereka terus membahas hal ini sambil bermain bilyard.




"Jake giliranmu" panggil Jay, membuang putung rokok yang tinggal seruas jari dan menyalakan yang baru.

"Jake!" panggil Kai, karena Jake tidak menyahut dan malah tersenyum tidak jelas menatap layar ponselnya.

"Entah ayam kampus manalagi yang jadi korbannya" gumam Jay menyindir.

"Dia pasti sangat seksi sampai membuat teman kita tersenyum seperti orang bodoh" imbuh Kai, meliriknya.

"Atau tipe gadis lugu yang susah didapatkan, merupakan tipe Jake sekali, bukan begitu brother?" Jay berkomentar lagi.

Kali ini Jake menoleh, "Apa? kalian bicara padaku?".

Kai menggelengkan kepalanya, "Bajingan kecil"

"Kalian main saja dulu, aku mau ke kamar mandi sebentar"







Lama menunggu balasan Jake, Gaeul menyalakan laptopnya dan membuka situs belanja dimana ia biasa membeli pakaian anak muda yang sedang populer.

Jika biasanya ibunya yang memberikan uang untuk kebutuhannya, kali ini Gaeul ingin menggunakan uang kiriman dari ayahnya selama bertahun-tahun untuk pertama kalinya.

Sebenarnya tidak ada alasan khusus kenapa ia baru ingin memakainya sekarang. Gaeul merasa sekarang ia sudah lulus sekolah dan mungkin kebutuhan kampusnya akan semakin banyak, termasuk membeli baju baru. Ia ingin sedikit mengubah stylenya, ia ingin look mahasiswi bukan anak sekolah lagi.

Setelah memasukkan beberapa produk ke dalam keranjang, tiba-tiba ponselnya bergetar dan ada panggilan masuk.

Jake!

Gaeul tak menggubrisnya dan melanjutkan mencari barang yang ia cari.

Tapi Jake tak berhenti, ia terus menelpon Gaeul sampai Gaeul menyerah dan akhirnya menerimanya.

"Kau sengaja tidak mengangkat panggilanku?" tanya Jake begitu telfonnya diangkat.

Gaeul tidak memperhatikan ponselnya yang berada dalam posisi miring di sisi kiri bersandar pada bantal dengan kamera menghadap kearahnya.

"Aku sibuk, cepat katakan ada apa?"

"Apa yang kau tonton di laptop? Video dewasa? Ck, kau bahkan masih memakai handuk"

Gaeul berhenti, ia memutar kepalanya, mendapati ponselnya yang dalam mode video call, matanya terbuka lebar dan secepat kilat ia mematikan panggilan itu membuang ponselnya.

"Ya Tuhan...apa yang kulakukan....." gumam Gaeul menyesal dengan perbuatannya yang tanpa sengaja menerima video call dari Jake dengan badan yang hanya terbungkus handuk.

Ia masih syok dan membeku dalam beberapa saat.

Bagaimana jika Jake berpikir yang negatif tentangnya?
Bagaimana jika Jake berpikir ia sengaja bertelanjang saat menerima panggilannya?
Bagaimana jika Jake berpikir ia sedang menggodanya?



Gaeul cepat turun dari ranjangnya dan berganti pakaian, lalu mengambil ponselnya.



Tak ada pesan dari Jake.

Kemudian muncul.

Jake mengirimkan stiker.

Gaeul menutup mulutnya tak percaya kenapa ia harus berhubungan dengan laki-laki semesum Jake.







Stiker dua ekor anjing yang sedang bercinta!

Tbc.

BROTHER [END ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang