Jantung Gaeul hampir lepas dari tempatnya saat Sota menyebutnya dan Jake.
Apa yang dia tau? Sejauh apa? Tolong—
Gaeul kesulitan bernapas.
Sota tidak mungkin tau rahasianya, kan?
HAHAHA
SOTA?!
"Apa maksudmu?" tanya Gaeul dengan gemetar.
Mereka berada di pinggir jalan. Tak ada satupun orang yang lewat saat itu. Hanya ada Sota dan Gaeul, serta kendaraan yang lewat dan juga langit yang mulai gelap.
Sota menatap Gaeul heran, namun masih mempertahankan ekspresi dinginnya. Kenapa Gaeul tampak panik? takut? cemas?
Apa ucapannya salah?
Bukankah Gaeul dan Jake memang dekat? Itu yang dipikirkan Sota.
Mereka sudah saling mengenal jauh sebelum mengenal dirinya. Itu sebabnya Sota berpikir Gaeul dan Jake dekat.
Jadi, ucapannya tadi tidak salah, kan?
Tapi Gaeul, dia, ada apa dengannya???
Ekspresinya itu............
"Bukankah kalian memang dekat?" tanya Sota lagi, mengulang pertanyaannya beberapa saat yang lalu.
Gaeul mengerutkan dahinya.
Sepertinya Sota memang tidak mengetahui apa-apa tentangnya dan Jake.
"Kami tidak dekat" bantah Gaeul, dengan suara getir.
"Benarkah? Oh"
Sekarang Gaeul dapat bernapas lega.
Hah....untungnya. Tidak seperti yang ia pikirkan.
Sota hanya menebak saja. Dia tidak tau apapun.
Lagipula, mana mungkin. Selama ini ia dan Jake sangat merahasiakan hubungan mereka, jadi tak mungkin ada yang mengetahuinya.
Apalagi Sota, yang baru datang dalam minggu ini. Tidak mungkin.
Ya, Gaeul dapat berpikir jernih sekarang.
"Apa aku bisa pergi sekarang?" tanya Sota.
Gaeul menatapnya sinis.
"Ya sudah, pergi sana! Aku tidak tertarik lagi"
"Haa...? Kau yang ingin denganku tadi"
"Tidak lagi, cepat enyah dari hadapanku"
Sota tak berkomentar lagi. Ia hanya melangkah pergi meninggalkan Gaeul.
Sementara Gaeul memilih kembali menyebrang ke jalan arah rumahnya dan dapat menjalani sisa hari ini dengan tenang.
Mungkin satu cup es matcha dapat membuat moodnya membaik.
Benar, matcha adalah pilihan terbaik.
Apa kalian juga menyukai matcha seperti Gaeul....?
Hari berlalu dengan lambat.
Entahlah, apa semua orang berpikir sama atau hanya Jake.
Jam 7 malam ia baru sempat pergi ke toilet untuk membasuh mukanya yang lelah karena seharian ia sibuk ini dan itu.
Dengan wajah yang masih dipenuhi air setelah membasuhnya, Jake menatap dirinya di cermin.
Ia tidak lapar, juga tidak haus, meski seharian hanya minum sebotol air mineral, melainkan rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER [END ✔️]
FanfictionBagaimana jika laki-laki yang pernah tidur denganmu tiba-tiba jadi saudaramu? 14-03-22 🥇 Rank 1 in enhypen 03-03-22 🥇 Rank 1 in jaeyun 04-03-22 🥇 Rank 1 in jakeenhypen