48 • Miss You [NC]

2.5K 57 0
                                    

Kembali pada real time yang menunjukkan Jake yang membawa nampan ke lantai atas setelah mengatakan pada pelayan di rumahnya untuk tidur lebih awal.

Makanan itu untuk makan malam Gaeul. Sesuai yang dipesan yaitu ramyeon, dengan telur setengah matang dan juga sosis yang berisi mozarella.

Jake masuk ke dalam dan mendapati dirinya sedang duduk di depan meja riasnya.

Saat melihat Jake datang, Gaeul memutar badannya.

"Jake..." panggilnya.

Jake meletakkan nampan di atas meja dan menghampirinya.

Tidak ada maksud lain, pintu juga masih terbuka, Jake mendekati Gaeul untuk mengelua rambutnya dan menyuruhnya makan.

"Kimga... kau makanlah, aku akan kembali ke kamarku"

Gaeul diam menanggapi. Seolah dia bingung harus bereaksi apa. Tangan Jake masih di rambutnya, dan ketika ia tak merespon ucapannya, Jake tiba-tiba berlutut di hadapannya.

"Hey... ada apa?"

Gaeul yang sedang menunduk sedikit mengangkat kepalanya menatap Jake.

"Tidak ada apa-apa, lebih baik kau pergi sekarang" ucap Gaeul lirih.

"Katakan saja, sepertinya ada yang ingin kau sampaikan" bujuk Jake belum ingin pergi.

"Tidak, tidak ada"

"Gaeul..."

"Jake, aku merindukanmu....."

Tangisnya pecah dan saat itu juga Jake segera berdiri dan memeluk Gaeul.

Ia mengusap rambut Gaeul menenangkannya.

Gaeul menangis, benar ia menangis karena merindukan Jake. Tapi baru ini Jake mengetahui bahwa Gaeul juga merasakan hal yang sama dengannya. Jake merasa sedih melihat Gaeul menangis, tapi juga merasa senang di satu sisi lainnya.

Dengan suara kecil Gaeul melingkarkan tangannya di perut Jake dan menatap Jake dari bawah.

"Cup cup....tenanglah, bukan hanya kau saja, tapi aku juga merasakan hal sama" ucap Jake menyuarakan isi hatinya.

"Jake...malam ini tidurlah di kamarku" pinta Gaeul dengan suara terisak yang terdengar lucu tapi juga memelas.

"Tidak bisa, ada Sota tidur di kamar sebelah" kata Jake setelah mempertimbangkan.

Gaeul mencubit paha belakang Jake, "Aku cuma minta kau tidur disini, bukan lainnya".

Jake mengerutkan alisnya, lalu tertawa canggung, "Ah...hanya tidur saja?"

"Iya, aku ingin kau memelukku"

"Tidak mungkin Gaeul"

"Apanya yang tidak mungkin? Kau tidak merindukan aku, Jake?"

"Bukan itu, tapi, apa mungkin kita bisa tidur berdua tanpa melakukan hal lain?"

Dari tatapan sedih, Gaeul berubah menjadi tatapan maut.

Gaeul melepaskan pelukannya dan berdiri. Ia mengambil nampan yang dibawa Jake dan berdiri di pintu.

"Cepat pergi, aku tidak mau melihatmu"

"Kimga, kenapa kau malah mengusirku?" tanya Jake panik menghampiri Gaeul.

"Aku sudah memberimu kesempatan, tapi kau tidak mau, lalu apa yang bisa kulakukan selain mengusirmu ha? Atau mau memberitahu semua orang hubungan kita ha?"

"Hubungan apa yang kau maksud? Kau menggantungku?"

"Apa?" tanya Gaeul bingung dan tak percaya, kenapa Jake berpikir seperti itu.

BROTHER [END ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang