57

202 44 1
                                    

Jeno kehilangan bayangan Yeri karna ia tak bisa mengejarnya dengan cepat akibat cedera di kakinya. kemana anak itu pergi? dirinya bertanya-tanya. tak berhenti disitu, ia terus berlari mencari keberadaan gadis itu dengan bantuan info dari beberapa siswa yang melihatnya

akhirnya ia menemukan gadis itu yang tengah menangis dibalik tumpukan meja dan kursi. Jeno langsung mendudukkan diri dengan menselonjorkan kaki dihadapan Yeri. perlahan ia menaikkan celana sekolahnya dan menampakkan cedera di kakinya kembali mengeluarkan darah

"liat, lagi-lagi lo yang bikin gue sakit" gumamnya

mata Yeri terbelalak melihatnya membuat dirinya semakin keras untuk terisak. Jeno membuka perban kakinya untuk membersihkan darah pada cederanya itu. berbekal hanya ada cairan antiseptik dan kain kasa yang ia bawa, Jeno mengobati lukanya seadanya.

"besok-besok gue mau lo apain lagi? mau lo tabrak?" Jeno berbicara asal

gadis itu kembali menangis keras dibuatnya

"L-LO SE-SEMUA JAHATTTTT!!! HUAAAAA!!" pekiknya sambil sesegukkan

"lo yang jahat ke diri lo sendiri dan juga orang lain. gada yang jahatin lo" balas Jeno

kini ia sudah memasangkan lagi perban pada kakinya. ia melihat Yeri tampak mulai lelah menangis

"gue kaga ada bawa minum, jangan bikin gue repot-repot nyari minum buat lo. ayo kita keluar dari sini" ajak Jeno

akhirnya Yeri yang mulai tenang mengikut dan bersiap untuk berdiri dengan wajah sembabnya

"jelek banget muka lo" ejek Jeno yang membuat mata gadis itu kembali begetar

"nangis lagi lo gue katain ancur dah tu muka! cepetan keluar!" titah Jeno

gadis itu menurut dan mengekor Jeno yang sedikit pincang untuk berjalan. rupanya didepan pintu mereka sudah ditunggu oleh beberapa guru. hanya guru, sebab sekarang sudah masuk jam belajar.

"Jeno, Yeri, mari ikut ke ruangan bapak" ujar wakil kesiswaan yang telah menunggu

kini mereka berada didalam ruang guru tersebut

"Yeri, sepertinya kami tidak bisa mempertahankan kamu disekolah ini"

kalimat itu keluar dari mulut kepala sekolah yang telah dituntut langsung oleh petinggi perwakilan komite, dan juga dari kedinasan karna kabar kasus tersebut telah viral se Indonesia.

"dengan terpaksa kamu akan di drop out dari sekolah ini. kami telah mengirimkan pernyataan resmi kepada kedua orang tua kamu dan mereka akan segera mengurus kepindahanmu secepatnya"

Yeri hanya terdiam membisu mendengarkan keputusan pihak sekolah yang telah mengambil keputusan mutlak. Yeripun juga tidak menyangkal ataupun ingin mempertahankan untuk bersekolah disana. tampaknya dia memang telah menerima keputusan dan entah mengapa juga ia menjadi tidak keras kepala.

"dan kamu Jeno, kami telah mengeluarkan izin untukmu agar bisa segera menjalani pemulihan pada cedera di kaki kamu. kamu termasuk jajaran atlet basket terpilih sekolah yang 2 bulan lagi akan mengikuti turnamen bergengsi. kami harap kamu sudah pulih dan bugar saat itu lalu ikut bertanding dan membawa kemenangan untuk sekolah kita"

"baik pak" jawab Jeno seadanya

Jeno sedikit melirik ke arah Yeri.



kedua murid itu baru saja keluar dari ruang kepala sekolah.

"jadi lo mau pindah kemana?" tanya Jeno mengajak gadis itu bicara karna sejak tadi tidak ada sepatah katapun bibirnya tergerak untuk bicara

Yeri menggeleng lemah kepalanya

ASHLEY - NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang