#12 MARBH

531 68 12
                                    

Di bawah langit malam, Aksa dan Najwan melanjutkan tujuannya selepas berpisah dengan kekasihnya masing-masing.

Tujuan mereka saat ini adalah Warbum. Mereka ingin melakukan kegiatan yang sedari kemarin sudah direncanakan. Semua teman-teman nya yang tergabung dalam The Corpse telah berkumpul disana.

"Sa, Lofa pernah curiga lu balik ke jalan?" Najwan tiba-tiba bertanya tanpa menolehkan pandangannya.

Sementara Aksa yang saat ini sedang menatap jalanan, hanya mengangguk singkat.

"Lu jawab apa?"

"Gua bilang enggak," balas Aksa santai.

"Kalau dia tau lu bohong, pasti marah banget." Najwan berucap. Sementara Aksa terdiam. Ia tahu konsekuensi itu. Tapi, jika dari awal jujur maka sudah dipastikan Lofa akan melarangnya. Dan Aksa tidak suka dilarang.

"Gua udah tau konsekuensi nya."

Najwan mengangguk paham. Tidak ingin ikut campur lebih lanjut. Sampai akhirnya, mobil yang ditumpangi keduanya sampai pada sebuah warung kopi yang sudah mereka anggap rumah kedua.

Disana terdapat motor rapih tersusun. Dengan beberapa anggota The Corpse yang sedang dalam kegiatannya masing-masing. Ada yang tengah bermain, berbincang dengan segelas kopi dan sebatang rokok, atau ada yang tengah menyimak arahan dari Faris terkait perkelahian malam hari ini.

Ya, hari ini The Corpse akan memenuhi tantangan dari MARBH untuk berkelahi. Mencari siapa diantara mereka yang unggul.

"Lama bener lu berdua," ujar Hamid dengan kesal. Cowok itu sedang bersama Uki mempersiapkan anggota The Corpse yang akan turun bersama mereka untuk melawan MARBH.

"Pacaran dulu lah." Najwan menyahut dengan cuek kemudian berjalan menghampiri Faris untuk membantu memberikan arahan terkait strategi perkelahian.

Sebetulnya, Najwan sudah memberikan semua strategi nya melalui grup supaya semua anggota bisa mempelajari sebelum hari berlangsung. Namun, ada saja beberapa anggota yang tidak sempat membuka grup sehingga malam ini baru diberitahukan.

"Lokasi?" Tanya Aksa pada Manaf.

"Tanah kosong yang baru mau dibangun perumahan. Gak jauh dari sini. Yang dulu waktu jamannya kita masih SMA itu tanah isinya pasar malem." Manaf menjelaskan. Sementara Aksa menerawang ke ingatannya. Dan iya mengingat hal yang dimaksud Manaf.

"Udah siap semua?"

"Udah sih, tinggal nunggu lu sama Najwan aja." Aksa lalu mengangguk.

Cowok itu kemudian memberikan gerakan kepada Manaf untuk mengumpulkan semua orang karena mereka harus berangkat.

"Perhatian semua! Gua minta tolong banget pada merapat, kita akan berangkat!" Ujar Manaf dengan sedikit teriak.

Semua yang mendengar perintah tersebut pun menuju ke arah Manaf dan Aksa berada. Mereka semua membentuk sebuah lingkaran.

"Malam ini kita buktiin The Corpse sesungguhnya kepada mereka. Kalau ada yang udah gak sanggup, mundur. Faris bawa mobil yang bisa nampung kalian kalau keadaan kalian gak memungkinkan. Jangan stay demi gua." Aksa memberikan peringatan. Sama seperti dulu. Cowok itu selalu meminta seluruh anggota The Corpse lainnya untuk tidak menunggu atau memikirkan dirinya yang akan membahayakan diri mereka masing-masing.

"Yaudah kita berdoa dulu lah sebelum jalan. Semoga nyawa kita selamat. Kalau gak selamat ya minimal masuk surga, Aamiin. Berdoa dengan kepercayaan masing-masing, mulai!" Uki berucap. Semua menundukkan kepala berdoa.

"Selesai!"

"Yuk, kita hajar anak-anak MARBH!" Ungkap Faris membakar semangat teman-teman nya yang lain.

GANGSTER 2 - THE CORPSE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang