#1 - Selalu Sama

3.1K 233 53
                                    

Seorang laki-laki berumur 27 tahun sibuk menatap layar laptop nya yang menampilkan grafik keuntungan serta kerugian dari perusahaan yang dijalaninya .

Aksa Rais Badran atau yang kerap disapa 'Pak Aksa' oleh seluruh karyawan nya itu adalah seorang CEO pada perusahaan keluarga bernama 'BADRAN COMPANY.'

Aksa lulus dari perkuliahan nya di German selama 3,5 tahun dengan gelar terbaik. Kemudian, cowok itu kembali ke Indonesia dan menjalankan perusahaan milik keluarganya sambil melanjutkan S2 jurusan Bisnis pada universitas yang ada di Indonesia.

Cowok itu terus menatap bentuk grafik keuntungan yang terus bergerak ke atas selama 2 tahun terakhir.

Suara ketukan pintu ruangan dia membuat fokusnya teralihkan,
"Silahkan masuk," perintah Aksa pada sosok dibalik pintu.

Seorang gadis dengan pakaian formal dan name-tag bertuliskan 'Kalila' pun masuk.
"Mohon maaf Pak, ada panggilan dari Tuan Faris pada sambungan kedua. Beliau mengatakan bahwa ada hal penting yang ingin dibicarakan."

Aksa mengangguk pada seketarisnya itu. Kalila adalah teman sewaktu SMA nya dan juga kekasih dari sang sahabat yaitu, Faris. Namun sekarang bekerja bersamanya dalam posisi sebagai sekertaris. Kinerja Kalila yang luar biasa membuat Aksa menerima gadis tersebut. Selain itu , permintaan Faris juga yang menginginkan sang kekasih untuk bekerja pada seseorang yang sudah dia percayakan.

"Kalau yang telfon hanya begundal-begundal itu, lu bisa bicara dengan gak formal, Kalila." Ucapan Aksa dihadiahi acungkan jempol Kalila.

"Oke bos, noted ! Oh , iya gue tebak Faris cuma alesannya aja ngomong penting. Padahal juga paling gak jelas. Yaudah gua balik kerja," ucap Kalila sebelum pada akhirnya pergi kembali pada meja kerjanya yang berada tepat didepan ruangan Aksa.

Aksa kemudian mengangkat telfon disebelahnya dan tak lupa menekan saluran dua.

"Ada apa?" Tanyanya to the point. Tidak pernah berubah sejak dulu. Aksa tidak pernah suka berbasa-basi.

"Lama banget , ngapain aja lu?" Tanya Faris diseberang sana.

"Kerja. Emangnya lo, makan gaji buta."

"Sialan."

"Cepet, ada apa?"

"Nanti pulang kerja ke Warbum. Ada yang mau dibicarakan."

"Ngapain? Kalau ngerokok doang, males." Aksa menjawab sambil tangannya sibuk membuka satu persatu dokumen penting yang harus dia tanda tangani.

"Urusan The Corpse." Kalimat yang keluar dari Faris membuat Aksa terdiam beberapa saat.

Ada dua hal yang selalu menjadi prioritas Aksa. Pertama Lofa dan kedua The Corpse.

"Jam berapa?"

"Jam 6 udah disana."

"Hmm," balas Aksa.

"Yaudah gitu aja, gua mau lanjut kerja. Jangan terlambat!"

"Gak pernah ada dikamus gue." Suara kekehan terdengar tatkala Aksa mengucapkan kalimat terakhir nya sebelum telfon terputus.

Selepas telfon mereka terhenti, Aksa kemudian meletakan semua kertas yang ada ditangan. Badannya ia sandarkan pada kursi yang sudah menemani dia selama kurang lebih dua tahun semenjak menduduki posisi CEO tersebut.

Pikirannya melayang pada ucapan Faris yang mengatakan bahwa akan membicarakan perihal The Corpse dengan dia nanti.

The Corpse adalah bagian dari jiwa Aksa. Sudah beberapa tahun ia tidak turun langsung menjalankan dan telah menitipkan jiwanya itu pada seseorang yang ia percaya. Rindu terkadang seringkali menghantui Aksa.

GANGSTER 2 - THE CORPSE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang