#25 Konflik H&C

401 49 17
                                    

Suara denting pertemuan antara dua benda  berbahan porselen dan stainless steel terdengar memenuhi telinga. Sesekali suara beberapa orang yang berasal dari meja lain juga menjadi sebuah backsound dari makan siang dua pasangan yang sudah menjalin hubungan selama kurang lebih dua tahun itu.

Hamid dan Cantika.
Dua pasangan yang sangat serasi jika orang lain lihat. Yang laki-laki memiliki sifat dewasa dan perempuan memiliki sifat manja. Saling melengkapi dan mengisi satu sama lain.

"Kamu denger aku gak sih?" Ujar Cantika dengan tatapan sebalnya. Sedari tadi ia sudah berbicara panjang lebar menceritakan perihal masalahnya dikantor namun sang kekasih hanya sibuk dengan ponselnya. Sesekali wajah cowok itu mengerut, atau bahkan berdecak kesal.

Pertanyaannya belum terjawab. Hamid masih diam dengan ponsel ditangannya. Jari-jari cowok itu lincah berlari diantara keyboard yang ada. Mengetik sesuatu yang sepertinya sangat penting. Bahkan lebih penting dari cerita kekasihnya yang biasa selalu menjadi sebuah dongeng menarik bagi Hamid.

"Rayhan Hamid!" Ujar Cantika dengan nada tajam dan mengintimidasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rayhan Hamid!" Ujar Cantika dengan nada tajam dan mengintimidasi. Sang pemilik nama lalu menatap gadis dihadapannya.

"Ya sayang?"

"Kamu denger aku ngomong gak?" Ulang Cantika dengan berusaha sabar menghadapi sifat Hamid yang cukup berbeda dari biasanya hari ini.

"Apa?" Tanya Hamid bingung. Jujur ia tidak sama sekali menangkap apapun yang kekasihnya katakan sedari tadi.

"Tuhkan. Kamu tuh aku lagi cerita malah gak didengerin. Ngapain sih main handphone terus? Kita lagi makan siang loh, segitu pentingnya?"

Kalimat yang keluar dari bibir Cantika membuat Hamid meletakkan ponselnya diatas meja.

"Nih udah aku taruh," balas Hamid.

Cantika yang sudah tidak memiliki selera lantas menyandarkan punggungnya. Matanya mengedarkan ke arah lain.

Sementara Hamid yang mengerti bahwa sang kekasih mendadak dalam situasi tidak mengenakan segera mencairkan suasana.

"Kok gak dilanjut? Apa mau dessert? Kamu mau es krim?" Tawaran Hamid tidak mendapatkan jawaban apapun.

"Sayang, hei!" Panggil Hamid dengan nada selembut mungkin. Namun, Cantika tetap membisu.

Hamid menghela nafasnya lelah. Kepalanya sedang pusing saat ini memikirkan permasalahan yang sedang terjadi digrup chat nya dengan beberapa sahabat perihal keadaan beberapa anggota The Corpse yang masuk rumah sakit.

Dan saat ini, ketika ia ingin makan bersama sang kekasih dengan tenang sekaligus mengobati pening namun yang terjadi malah kekasih nya mendiamkan dia karena ia terlalu sibuk bermain ponsel.

"Cantika Farlida Anastasia." Hamid menekankan setiap kata yang keluar. Dengan nada suara yang mampu membuat Cantika menatap matanya dengan cepat.

"Bisa gak kalau ada orang bicara, dilihat?"

GANGSTER 2 - THE CORPSE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang