#54 Detik-detik

508 54 2
                                    

Suasana Warbum benar-benar terlihat sangat menegangkan. Malam ini adalah sebuah malam yang akan menjadi sejarah diantara para Gangster.

The Corpse yang memiliki nama besar akan melakukan perkelahian bersama tiga Gangster besar lainnya yaitu MARBH, Apolo dan Mortus.

"Persiapan udah aman?" Aksa memastikan untuk yang kesekian kali pada Faris yang memang ditugaskan untuk selalu memeriksa segala kelengkapan dan hal-hal lainnya.

"Udah aman Sa, kita tinggal jalan aja." Faris menjawab dengan tegas.

Aksa menatap satu persatu sahabatnya dan seluruh anggota The Corpse yang rapih memakai pakaian serba hitam, khas mereka. Sebuah jaket kulit dengan lambang The Corpse dibelakang.

"Slayer lo mana?" Najwan berjalan mendekati Aksa dan bertanya kala tidak melihat sebuah kain merah yang selalu bertengger di leher sahabatnya itu setiap kali mereka turun ke jalan membawa nama The Corpse.

Aksa yang baru menyadarinya pun meraba lehernya,
"Gak tau, mungkin ketinggalan dirumah." Jawaban Aksa membuat Najwan mengangguk.

Aksa sedikit bingung. Biasanya ia tidak pernah melupakan slayer tersebut jika akan berkelahi membawa nama The Corpse.

"Sa! Ada tamu istimewa," teriak Hamid. Aksa yang namanya disebut pun menoleh dan melihat kehadiran Lofa bersama Freya adiknya.

Lofa tersenyum dengan manis dari kejauhan, beberapa anggota The Corpse lainnya pun menatap hal itu dengan senang. Menurut mereka hubungan antara Aksa dan Lofa sangat manis.

Lofa berjalan menghampiri Aksa, ia mengeluarkan sebuah kain bermotif tengkorak dengan bordir leader dan berwarna merah tersebut.

"Ketinggalan, kamu letakin dimeja kamar." Lofa berucap.

Aksa menerimanya dengan senyum kemudian langsung memakai kain tersebut.

"Aku tau itu bagian dari identitas kamu sebagai seorang leader. Gak bisa dipisahkan. Dan itu juga yang menjadi saksi kita ketemu pertama kali. Aksa Rais Badran, leader The Corpse. Kamu inget gak? Aku pernah ngatain leader The Corpse didepan kamu. Saat itu aku gak sadar kalau leader nya kamu," ujar Lofa menceritakan kisah masa lalu mereka.

Aksa mengingatnya. Cowok itu tertawa saat kembali mengingat hal itu, bagaimana paniknya wajah Lofa saat tau bahwa orang yang gadis itu bicarakan adalah dia dan sedang ada dihadapannya.

"Kamu lucu saat itu, panik."

"Iyalah! Aku takut kamu berbuat hal aneh karena aku udah ngatain kamu," balas Lofa.

"Malam ini akan jadi terakhir kalinya aku menjadi leader mereka dan menjadi akhir kisah The Corpse. Gak akan ada lagi kebohongan tentang aku yang diam-diam turun ke jalan."

Lofa menatap Aksa lekat. Penampilan Aksa malam ini persis seperti yang beberapa tahun lalu ia lihat. Saat pertama kali mereka ketemu. Bedanya adalah saat itu wajah Aksa tertutup sebuah helm full face.

"Kamu udah yakin? Udah dibicarakan sama mereka semua?" Tanya Lofa. Sementara Aksa terdiam.

"The Corpse bukan perihal kamu aja. Tapi mereka juga. Keluarga kan? Komunikasikan, ya. Aku percaya sama kamu." Lofa tersenyum sambil merapihkan rambut Aksa menggunakan tangannya.

Sedang asik berbincang tiba-tiba fokus mereka teralih dengan suara bising dari beberapa sahabat Aksa serta Freya, ditambah juha beberapa anggota The Corpse lain yang ikut menyahut.

"Yaelah lo berdua, putus udah lama masih aja diem-diem an. Gagal move on apa gimana?" Ledek Manaf.

"Udah punya pasangan masing-masing juga," sahut Faris dengan tawa.

GANGSTER 2 - THE CORPSE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang