#3 - Membohongi

1.1K 139 17
                                    

Selepas hari dimana ia resmi menjadi leader The Corpse kembali , cowok itu pun tetap dengan aktivitas utamanya yaitu bekerja pada perusahaan milik keluarga.

Seperti hari ini, sedari pagi Aksa sudah disibukkan dengan setumpuk dokumen penting yang harus ia tanda tangani serta mempelajari materi presentasi untuk rapat bersama beberapa pemegang saham.

Kening cowok itu berkerut kala membaca sesuatu hal yang aneh pada dokumen ditangannya lalu kembali menatap serius kata per kata yang terdapat disana.

Suara ketukan pada pintu ruangan membuat Aksa menjawan tanpa mengalihkan fokusnya,
"Masuk!"

Perintah Aksa dipahami oleh sang pengetuk pintu, kemudian muncul sosok Kalila dengan pakaian formal seperti biasanya.

"Sudah waktunya istirahat, Pak. Ingin makan siang dengan apa? Biar saya pesankan melalui pantry." Kalila berucap.

Aksa terdiam beberapa saat kemudian, menatap lawan bicaranya yang berdiri beberapa langkah dari posisi dia dan mejanya.

"Tidak perlu, saya tidak lapar. Kamu silahkan istirahat."

Kalila menghela nafasnya kasar,
"Makan bego! Nanti Lofa marahnya sama gue! Lu tuh harus tau kalau punya pacar yang khawatir dan perhatian nya lebih dari apapun ke lu! Nih sebelum istirahat aja dia udah chat gua buat ingetin lu makan."

Omelan Kalila membuat Aksa tersentak dan diam. Ia tidak berekspektasi Kalila akan mengeluarkan omelannya.

"Huh! Bikin naik darah aja lu tuh!" Sambungnya lagi.

"Udah?" Tanya Aksa.

"Udah apaan?!"

"Udah ngomel nya?"

"Sialan! Udah," jawab Kalila.

"Bilang aja sama Lofa gue udah makan."

"Bohong namanya."

"Emang." Aksa menjawab dengan enteng.

Kalila kemudian menggelengkan kepalanya lalu berucap kalimat andalan yang selalu membuat Aksa mau tidak mau mengisi perut nya saat jam makan siang.

"Gua beliin lu Nasi Padang dulu. Gua gak mau ambil resiko bohongin Lofa dan berakhir dia marah sama gue."

Aksa mengangguk mengerti. Selepas kepergian Kalila, cowok itu kembali dengan pekerjaan nya. Sampai akhirnya suara dering telfon diponsel pribadi miliknya terdengar.

Aksa mengangkat panggilan itu dengan satu tangan, serta tangannya yang lain tetap menandatangani berkas-berkas lainnya.

"Kalila cerita apa aja sama kamu?" Pertanyaan Aksa yang tepat sasaran membuat sang kekasih terkekeh diujung telfon.

"Ketebak , ya?" 

"Mudah."

"Makan, loh ya! Kamu punya riwayat asam lambung, Sa. Kebanyakan kerja tanpa makan bahaya untuk kamu." Ucapan pengingat dari sang kekasih membuat Aksa yang terlalu fokus dengan berkas pekerjaan nya pun tak menjawab. Membuat sang penelepon mengerutkan dahi bingung ditempatnya.

"Sa?"
"Aksa?"

Dua panggilan tidak juga membuat Aksa tersadar. Sampai akhirnya,
"Aksa, aku lagi bicara. Bisa fokus dulu? Ini jam istirahat. Mau aku samperin kamu ke Badran Corp?"

Kalimat tersebut membuat Aksa tersadar telah mengabaikan sang kekasih,
"Maaf-maaf. Ada apa tadi?" Aksa langsung meletakan berkas ditangannya. Punggung tegapnya ia sandarkan pada kursi, terasa sangat nyaman. Semua tulang dan otot kakunya seperti meregang.

GANGSTER 2 - THE CORPSE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang