#5 : Semua Kembali & Pertempuran Awal

916 109 12
                                    

Malam ini, sedikit berbeda dari malam biasanya. Terutama untuk The Corpse yang kembali dibawah pimpinan Aksa. Mereka semua akan turun ke jalan untuk melakukan aksi pertengkaran.

Pertempuran awal bagi mereka setelah bertahun-tahun lamanya. Tidak hanya itu yang menjadi hal berbeda, karena malam ini pun The Corpse akan kedatangan beberapa orang yang dahulu juga sempat menjadi bagian dari mereka.

"Gimana? Udah dijalan dia?" Tanya Najwan memastikan kepada Uki. Yang ditanya hanya mengacungkan jempol.

Aksa melihat itu sekilas sambil memasang sarung tangan dan slayer. Matanya menelaah ke arah sekeliling warbum yang malam ini dipenuhi puluhan anggota The Corpse yang akan mengerahkan segala kemampuan bela dirinya melawan salah satu Gangster yang sejak dahulu selalu mengibarkan bendera peperangan.

APOLO.
Rival utama The Corpse yang tidak pernah memberikan kartu menyerahnya walau berkali-kali dikalahkan. Akhir-akhir ini, Gangster yang sudah tidak dipimpin oleh Evano itu beberapa kali mendapatkan kemenangan melawan The Corpse. Membuat mereka sedikit besar kepala. Dan Aksa tidak bisa tinggal diam. Jadi, saat pemimpin baru APOLO  menantangnya, ia akan iyakan tanpa adanya pertimbangan.

Ya, berita kembalinya Aksa dan semua generasi awal The Corpse sudah tersebar keseluruh penjuru kelompok Gangster yang ada. Baik yang memang tidak pernah bertemu dengan mereka dalam perkelahian, ataupun yang sudah menjadi rival.

"Sa, kalau ketemu dia jangan pukul-pukul an ya." Manaf mengingatkan dengan cengiran. Memang dari awal yang memanggil seseorang misterius ini adalah Manaf. Namun idenya semua dari sahabat dia seperti Najwan, Uki, Faris dan Hamid.

Mereka semua merahasiakan siapa orang tersebut. Yang diberitahukan padanya hanya orang itu sangat handal dalam mengelabui musuh sejak dahulu. Bahkan posisi tugasnya di The Corpse dahulu adalah pengelabu dan penyerang. Namun sayangnya, Aksa tidak mengingat siapa yang dahulu berada diposisi tersebut.

"Tergantung." Aksa menjawab singkat.

"Sorry baru dateng." Suara itu terdengar, semua menatap dia yang sedari tadi ditunggu kehadirannya.

Aksa ikut mengalihkan pandangannya pada orang tersebut. Tatapannya tajam, seakan sudah memperingatkan bahwa tidak ada perdamaian diantara mereka.

Suasana hening tiba-tiba terasa ke setiap sudut warbum malam itu. Semua anggota The Corpse lainnya tidak tahu harus melakukan apa dan memilih diam. Mereka semua tau kisah dibalik perang dingin yang dikibarkan Aksa kepada seseorang yang saat ini sedang berdiri dengan senyum ramahnya seperti beberapa tahun silam, kala mereka masih mengenakan seragam putih abu-abu.

"Aan! Apa kabar lo?" Faris mencairkan suasana. Cowok itu merangkul Aan dengan rasa bahagia. Diikuti yang lainnya.

Aksa tetap diam di tempatnya. Alasan dia tidak menyukai Aan masih sama. Karena Aan pernah menyukai kekasihnya, yaitu Lofa. Dan perasaan itu jelas Aksa yakini masih ada.

"Sa! Masih dendam sama gua? Gua udah gak ada rasa sama Lofa." Aan berucap. Ia ingin sekali memiliki hubungan baik dengan Aksa seperti sebelum leader dari The Corpse itu tahu bahwa dia menyukai kekasihnya.

"Gak ada yang menjamin hal itu." Aksa berucap dengan acuh sambil mempersiapkan beberapa senjata yang akan dia gunakan.

"Gua udah tunangan. Bentar lagi nikah, masih gak percaya?" Ucapan Aan mengentikan pergerakan Aksa.

"Anjir demi apa? Wih selamat An!" Uki berucap senang sambil menjabat tangan Aan.

"Undang-undang lah," sahut Manaf.

"Nikah sama siapa lo? Anak Bina Bangsa bukan?" Hamid bertanya penasaran.

"Anak Bina Bangsa. Gua tunangan sama Vio." Jawaban Aan membuat Aksa menoleh dengan cepat pada seseorang yang dulu pernah menyimpan rasa dengan Lofa.

GANGSTER 2 - THE CORPSE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang