#39 Penyelesaian M&M

442 53 0
                                    

Adriansyah Company

Manaf menatap satu persatu karyawannya diruang rapat. Senyumnya merekah lebar, ia benar-benar puas dan bangga dengan kinerja semua pegawainya karena mereka berhasil memenangkan tender Bali.

"Selamat buat kita semua, terima kasih untuk kerja keras kalian. Dan saya ingin meminta maaf karena telah menekan kalian selama beberapa waktu ini depan memenangkan tender Bali, semoga kedepannya kita bisa bekerja sama dengan lebih baik lagi." Manaf mengungkapkan rasa bangga nya kepada para karyawannya yang kini saling bertepuk tangan dan bersorak.

"Hari ini, kalian bebas merayakan hari bahagia ini. Ajak seluruh bagian kantor, Untuk konsumsi nya sudah saya siapkan, silahkan nikmati hari ini." Manaf berucap final lalu berpamitan untuk pergi meninggalkan ruangan.

Cowok itu keluar dari ruang rapat, matanya mendadak bertubrukan dengan seorang gadis yang kini menatapnya dari jarak cukup jauh. Tatapan yang sangat Manaf rindukan, ia belum meminta maaf pada gadis itu.

Manaf terdiam cukup lama, ia ingin menghampiri gadis tersebut namun saat ini masih jam bekerja. Mereka harus profesional, seperti janji mereka pada sang Ayah.

Manaf memberikan senyum yang tulus kepadanya. Sang gadis yang mendapatkan senyum tiba-tiba dari laki-laki yang telah bertengkar hebat dengannya beberapa waktu lalu pun hanya bisa tersipu malu.

Maura. Pada dasarnya, gadis itu benar-benar masih sangat mencintai dan menyayangi laki-laki yang berstatus bos dan seorang yang memiliki hubungan dekat dengannya itu. Entahlah, bagaimana saat ini menjelaskan hubungan mereka, tapi Maura benar-benar ingin meminta maaf saat ini juga.

Sosok Manaf kemudian pergi kembali ke ruangannya. Sementara Maura hanya bisa terduduk lesu di kursinya. Kepalanya ia letakan diatas meja, matanya terpejam. Suara sorak bahagia beberapa atasannya terdengar setelah keluar dari ruang rapat.

"Ayo kita party!" Teriak Yuni, kepala manager keuangan.

"Asik!!" Sorak seluruh bagian keuangan mendengar nya kecuali Maura .

Yuni yang melihat tim nya sedang lesu dan bersedih pun segera menghampiri Maura.

"Kenapa? Ada masalah sama Bapak?" Tanya Yuni penasaran. Memang diantara semua orang bagian keuangan, hanya Yuni yang tau bahwa Maura memiliki hubungan spesial dengan Manaf. Dan 'Bapak' yang dimaksud Yuni adalah Manaf.

Manaf memang sering dipanggil Bos atau Bapak oleh para pegawai nya.

"Waktu itu berantem hebat pas bos besar dateng, tapi belum baikan. Aku juga salah sih, banyak banget bahkan salahnya. Tapi, bingung gimana minta maaf. Takutnya dia juga gak mau bicara lagi sama aku." Maura mencurahkan isi hatinya. Hanya dengan Yuni dia bisa bebas bercerita tentang Manaf dikantor. Bos besar yang dimaksud adalah Papah dari Manaf.

Obrolan mereka pun dilakukan dengan suara mengecil, dan semua orang sedang asik berpesta makan bersama dengan jarak yang sedikit jauh.

"Coba samperin, nih sekalian kasih laporan final keuangan yang di setujui sama tender Bali. Seharusnya aku yang kasih, tapi biar kamu ada waktu berdua yaudah kamu aja." Yuni menyerahkan sebuah map kepada Maura.

"Serius mba? Aaa makasih mba," ujar Maura senang kemudian memeluk Yuni dengan erat.

"Iya sama-sama, yaudah sana semangat!" Yuni memberikan semangat yang diangguki Maura.

Dengan cepat Maura berjalan menuju ruangan milik Manaf. Jantungnya berdegup dengan kencang, ia benar-benar gugup sekarang.

Ia menyapa seorang seketaris yang tempatnya berada tepat di depan ruangan milik Manaf. Senyum ramah Maura tunjukkan sebelum akhirnya mengetuk pintu ruangan bos nya itu, dan juga adalah orang yang dia sayang.

"Masuk!" Jawaban dari pemilik ruangan terdengar.

Maura mengambil nafasnya dalam-dalam dan menghembuskan dengan cepat kemudian membuka pintu kaca yang tidak tembus pandang tersebut.

"Ya ada ap-.." suara Manaf terhenti kala melihat sosok seseorang yang sangat dia rindukan.

"Mau kasih laporan keuangan tender Bal-..." Belum selesai Maura menjelaskan, Manaf sudah berlari untuk memeluknya.

Pelukan erat yang menunjukkan rasa kasih sayang, cinta dan kerinduan yang mendalam. Bahkan keduanya tanpa sadar mengeluarkan air mata masing-masing. Merasa bersalah dan menyesal.

"Maafin aku," ujar Maura dengan nada sesal.

"Sttt, aku juga salah. Aku minta maaf."

"Kamu itu hebat, kamu Manaf Bara Adriansyah yang punya bakat tersendiri. Aku gak peduli adik kamu sehebat apa, tapi bagi aku kamu juga sangat hebat. Kamu luar biasa, dan jangan pernah minder atau insecure dengan adik kamu. Karena kamu punya porsi nya sendiri, banyak karyawan yang muji kamu juga kalau kamu hebat. Aku gak peduli Papah kamu cabut jabatan kamu, kita bisa pindah kerja bareng-bareng." Maura mencurahkan isi hatinya.

"Makasih sayang, maaf aku kasar kemarin. Kamu juga luar biasa hebat, kamu udah lembur demi menyelesaikan pekerjaan yang deadline nya deket. Aku tau kamu gak bisa bergadang tapi kamu lakuin itu. Aku tau kamu gak suka kopi, tapi kamu minum itu selama lembur. Maaf udah buat kamu susah selama ini," balas Manaf.

Keduanya terus menangis, Manaf mengusap lembut kepala Maura.
"Aku sayang sama kamu, kamu mau nikah sama aku?" Pertanyaan tiba-tiba Manaf membuat Maura melepaskan pelukan mereka.

"Hah? Kamu mah, kenapa sih mendadak?"

"Emang kenapa?" Tanya Manaf bingung.

"Gak romantis masa diruangan kamu!" Maura menjawab sambil mengusap air matanya.

"Jadi mau gak?"

"Ya mau!" Balas Maura dengan cepat dan wajah yang menahan malu serta kesal.

Manaf kembali memeluk Maura dengan erat seakan-akan tidak ada lagi hari esok bagi mereka berdua bisa berpelukkan.

"Jadi status kita tunangan?"

"Iya betul, kamu jangan mau digodain anak IT lagi. Atau... Anak IT nya aku pecat." Jawaban Manaf atas pertanyaan Maura membuat gadis itu menepuk punggung tunangannya. Ya, tunangan. Status mereka menaik tingkat cukup jauh.

"Jahat banget, mereka baik tau selama kita marahan suka beliin aku makan. Padahal aku gak minta," ucapan Maura membuat Manaf melepaskan pelukan mereka dan kembali ke tempat duduknya.

"Yaudah sana sama mereka aja seterusnya."

"Ih cemburu, gitu doang cemburu. Padahal kami tau perasaan aku ke siapa."

"Namanya siapa yang beliin makan?"

"Ih gak mau kasih tau! Kamu mau ngapain? Pecat dia? Aku juga keluar dari sini, wlek!" Jawab Maura dengan wajah mengejek.

"Mau aku kasih bonus karena udah beliin makan tunangan aku, nanti aku bilangnya gitu. Biar mereka gak godain dan deketin kamu."

"Yeeee penyalahgunaan kekuasaan!"

"Gak apa-apa, dari pada kehilangan kamu."

"Dih apasih!" Balas Maura dengan wajah yang memerah malu.

Manaf kemudian tertawa melihat nya. Ia sungguh merindukan momen kebersamaan dengan Maura.

"Oiya, maaf aku udah hina The Corpse kemarin. Aku gak maksud, itu kayak omongan asal orang lagi marah. Kamu boleh kok balik ke mereka dengan waktu kapanpun. Tapi, janji sama aku kalau gak akan ada lagi berita kamu masuk rumah sakit."

"Janji, makasih sayang." Jawaban Manaf dibalas senyum Maura.

Dan nyatanya sebuah pertengkaran dan perselisihan hanya ada satu cara ampuh yang dapat menyelesaikan nya. Yaitu komunikasi.

To be continue...
Semoga kalian enjoy ya dengan Gangster 2 ini.

Segala kritik, saran dan masukan silahkan disampaikan langsung ke aku via DM Instagram ke @/tulisansyaa atau @/tasyanisabila yaaaa.

Buat yang belum baca GANGSTER pertama, bisa langsung beli novel nya ke shopee gloriousofficial16 atau Tokotmindo yaaaa. Stoknya terbatas!!! Jangan sampai kehabisan!!!

Gangster 2 The Corpse akan update setiap satu hari satu part yaaaaa sekarang😬😬😬😬

GANGSTER 2 - THE CORPSE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang