#30 Damnwan

367 50 0
                                    

Najwan menatap tajam pandang nya lurus ke depan. Disebelah kanan dan kirinya terdapat beberapa orang yang juga siap sama seperti nya. Menggunakan helm dan menunggangi motor pilihan masing-masing.

Ya, saat ini Najwan ingin balapan. Cowok itu lengkap memakai jaket hitam, motor hitam dan helm full face yang juga hitam menutup sebagian wajahnya dan hanya menyisakan kedua mata cowok itu yang terlihat.

'Damnwan.' sebuah nama yang selalu Najwan pakai jika ingin bertanding secara ilegal tanpa membawa nama The Corpse. Nama kelam itu sudah dikenal diantara beberapa orang yang sering terjun ke dalam dunia balapan ilegal dan tinju ilegal seperti Najwan.

Ini sudah seminggu cowok itu melakukan kegiatan semacam ini. Dan hal itu juga karena sedang gaduhnya diantara The Corpse. Ia benci jika teman-temannya bertengkar, namun ia tidak bisa menjadi seseorang yang menasihati mereka semua. Rata-rata dari mereka keras kepala dan gengsian. Kecuali Uki dan Faris.

Selain itu Najwan juga ingin membiarkan teman-teman nya berfikir dan tidak lagi bertengkar seperti anak kecil. Jadilah dia sibuk dengan balapan  dan tinju ilegalnya.

Fakta tentangnya juga, semua tidak ada yang mengenal cowok itu adalah Najwan bagian dari The Corpse, Gangster terkenal dikawasan besar. Najwan tidak pernanh memperlihatkan wajahnya ketika sedang berada dibalapan dan tinju ilegal. Bahkan mengeluarkan suara saja tidak pernah. Belum lagi motor, helm, dan jaket yang cowok itu pakai juga sengaja ia bedakan dari yang dikenakan ketika bersama teman-temannya atau The Corpse.

Dorr

Suara pelatuk pistol di tembakan ke udara tanda balapan dimulai. Najwan dengan cepat mengendarai motor nya memimpin di didepan. 5 musuh lainnya tidak terima dengan hal itu, beberapa kali menyalip namun tetap disusul oleh Najwan menjadi posisi didepan.

Bertemu dengan putar balik, Najwan pun menambahkan kecepatan nya. Cukup mudah menang baginya. Dan terbukti, Najwan berhasil menuju garis finis lebih dulu. Suara sorak beberapa penonton yang memegang dia untuk sebuah taruhan pun merasa tidak sia-sia.

"Selamat, ini hadiah nya." Seseorang penyelenggara balapan menyerahkan sebuah hadiah yaitu uang tunai sebesar 50 juta yang harus diambil Najwan tanpa berkata apapun lalu cowok itu pergi meninggalkan area balapan.

Beberapa orang yang melihat itu tidak ada yang berani protes, sudah tabiat seorang damnwan.

--
"huft." Najwan mendudukan dirinya pada sebuah sofa yang terletak diruangan nya. Ia lemparkan amplop berisi uang tunai 50 juta tersebut ke atas meja dihadapan nya.

Suara jam terdengar di indera nya. Malam semakin larut, menunjukkan pada angka 12.

Suara kenop pintu diputar dengan seseorang yang masuk serta berdiri dihadapan Najwan sempat membuat cowok itu terkejut.

"Mas.. akhirnya balik. Aku nunggu dari tadi, mas belum makan kan? Kita makan malem bareng." Itu suara Rasya dengan lembut menyapa indera pendengaran Najwan.

Najwan tak menjawab, ia hanya membenarkan duduknya menjadi tegap.  Dari tadi memang Rasya menunggu Najwan di bagian keamanan bersama beberapa scurity kantor milik tunangannya itu. Semua pekerja Najwan mengenal Rasya sebagai Kekasih Najwan dan akan menjadi tunangannya. Jadi mereka sudah akrab.

"Mas, wajah kamu.. hmm oke kita obatin nanti." Rasya tersenyum. Ia tidak ingin bertanya lebih lanjut. Rasya tau watak tunangannya yang tidak suka jika di interogasi.

"Kamu suka banget sama teriyaki, aku sengaja beli ini buat kamu." Rasya mulai menyiapkan makanan untuk Najwan dengan senyum.

Sementara Najwan tetap bungkam. Cowok itu hanya memperlihatkan Rasya yang dengan telaten menyiapkan makanan untuknya. Hubungan nya dengan Rasya sudah pada tahap ingin menuju pertunangan. Dan Najwan semakin yakin memilih gadis itu sebagai pendamping hidup nya. Rasya yang tak banyak menuntut, selalu pengertian dan super lembut menanggapi dirinya yang berapi-api.

"Belum pulang? Udah malem. Ibu kamu khawatir." Itu suara pertama Najwan semenjak keduanya saling berdampingan malam itu.

Rasya menatap wajah Najwan. Wajah Najwan penuh luka lebam. Rasya tau seminggu ini Najwan melakukan apa. Cowok itu terlibat perkelahian ilegal, balapan ilegal dan semacamnya. Ia tau semua itu dari mengikuti Najwan beberapa kali selama seminggu ini.

Awalnya Rasya pikir karena Najwan kembali menjadi anggota The Corpse, tapi ternyata salah. Hubungan cowok itu dengan sahabatnya bahkan seperti nya sedang bermasalah. Yang biasa sering ketemu, mendadak tidak bertemu.

Efek tersebut juga berdampak pada Najwan yang tidak pernah hadir bekerja. Semua terbengkalai, alhasil sekretaris cowok itu yang mengeluh padanya.

"Aku nunggu kamu, ibu tau itu. Dia selalu percaya aku ketika sama kamu aman." Rasya berucap sambil memeluk erat Najwan.

"Kamu tau kan mas? Aku sayang banget sama kamu melebihi kamu sayang diri kamu sendiri. Aku selalu bangga sama kamu, dan bahagia kalau kamu bahagia. Jadi, janji sama aku kamu harus bahagia. Kalau butuh cerita, telinga aku miliki kamu sepenuhnya. Kalau kamu butuh bersandar, bahu aku siap. Dan kalau kamu butuh pelukan, aku selalu mau peluk kamu."

Najwan terdiam. Ia hanya mengecup dengan lama pucuk kepala Rasya. Dia berharap Rasya memahami rasa sayang nya juga sangat besar pada gadis itu.

"Anak kita akan bangga punya ayah kayak kamu mas. Ayahnya keren banget, Najwan Adam Karim. Bisa main alat musik, jago balapan, bela diri, pinter dan ganteng." Pujian dari mulut Rasya membuat Najwan tersenyum. Rasya menyadari itu, ia bahagia jika Najwan tersenyum.

"Kapan makannya?" Pertanyaan Najwan membuat Rasya melepaskan pelukan mereka.

"Heheheh, kamu laper banget ya? Aku suapin mau?" Tawar Rasya. Najwan terdiam menatap gadis itu.

"Yaudah kalau gak mau, nih." Rasya tersenyum sambil menyerahkan sebuah piring kepada Najwan yang sudah berisi nasi dengan lauk.

"Mau kok," balas Najwan sambil membelai lembut rambut Rasya.

Rasya tersenyum senang. Ia paling suka jika Najwan membelai rambut nya. Dan ia suka ketika Najwan tersenyum, sangat manis. Kalian harus tau bagaimana manisnya Najwan, rasanya Rasya ingin menyimpannya sendiri saja.

"Besok sabtu, mau jalan sama aku?" Tawar Rasya. Gadis itu merasa sudah lama tidak jalan bersama.

"Boleh," balas Najwan. Keduanya lalu saling bercengkrama. Sesekali Rasya mengeluarkan candaannya yang dihadiahi senyum atau tawa ringan Najwan.

Selepas makan, Rasya menepati omongannya yang akan mengobati wajah Najwan. Ia mengambil sebuah kotak P3K pada laci penyimpanan dalam ruangan Najwan, lalu kembali pada tempat semula kala menyuapi cowok itu.

"Aku inget kamu pernah cerita selalu simpen kotak P3K dimanapun karena perintah kak Lofa. Dan kamu bilang semua sahabat kak Aksa disuruh hal yang sama dan sampai sekarang semua itu tetap kalian jalankan. Lucu banget," ujar Rasya sambil mengobati luka pada wajah Najwan.

Yang diobati hanya diam, fokus memandang wajah cantik sang tunangan.

"Makasih, aku anter pulang" ucap Najwan. Sementara Rasya hanya mengangguk setuju.

Rasya tidak ingin memaksa apapun kepada Najwan. Dan ia ingin Najwan bercerita dengan jujur sendiri nantinya. Menurut nya, hubungan keduanya masih baik-baik saja sudah sangat ia syukuri.

To be continue...

Semoga kalian enjoy ya dengan Gangster 2 ini.

Segala kritik, saran dan masukan silahkan disampaikan langsung ke aku via DM Instagram ke @/tulisansyaa atau @/tasyanisabila yaaaa.

Buat yang belum baca GANGSTER pertama, bisa langsung beli novel nya ke shopee gloriousofficial16 atau Tokotmindo yaaaa. Stoknya terbatas!!! Jangan sampai kehabisan!!!

Gangster 2 The Corpse akan update setiap satu hari satu part yaaaaa sekarang😬😬😬😬

GANGSTER 2 - THE CORPSE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang