5. Street food

565 25 0
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

Hawa POV

Sebagai permintaan maafnya, mas Adam mengajakku berburu street food, tau aja sogokan-ku itu makanan.

"Nanti aku bisa beli apa aja kan, mas?" Tanyaku

"Semua yang kamu mau kita beli" jawabnya, aduh meleleh! bisa aja si Adam ini, udah gitu tangannya nggak berhenti ngelus kepalaku lagi

"Mas, tangannya loh. Fokus nyetir aja" peringat-ku, bukannya dilepas, malah tangannya beralih menggenggam tanganku

"Tangan kamu putih banget" ucapnya

"Dasarannya emang kayak gini, dulu mama sama papa ngadon pakek tepung" ucapku asal

Eh ketawa dong dia, receh banget kan, emang jokes dia tuh standar bapak-bapak.

"Kalau kamu diadon pakek tepung, saya pakek apa dong?"

"Pakek tepung juga, tapi ada campuran coklatnya, soalnya mas Adam tuh ada pahit-pahitnya gitu"

"Kok pahit sih, Wa?" Tanyanya tak terima

"Coba jilat aja tangannya"

"Jilat gih tangan saya" suruhnya balik sambil menyodorkan tangannya ke mulutku

1

2

3

Hap

"Argh...."

"Kok digigit sih, wa?" Pekiknya, ia meringis sakit, rasain!

"Lebih mantap digigit, mas. Lebih berasa" ucapku

Tiba-tiba saja dia menarikku dan mengapit kepalaku "eh--- kepalaku kegencet mas" kalau putus gimana ini kepalaku, main tarik-tarik aja

"Kamu gemesin, wa. Bikin makin cinta"

Ayo mas, semakin bucin kamu, semakin bahagia aku, jadi nggak usah pakek jampi-jampi, biayanya mahal.

Saat mas Adam melepaskan kepalaku, giliran kusenderkan kepalaku ke pundaknya, pikiranku menerawang ke masa depan, aku ingin sekali hidup bahagia dengan lelaki ini "Aku harap kita bahagia terus mas"

"Selagi sama kamu, saya bahagia, wa"

"Dengan atau tidak ada aku nantinya di masa depan kamu, aku tetap berharap kamu bahagia, mas"

"Wa, jangan ngelantur, saya tidak ingin menemukan kebahagiaan lain. Saya maunya kamu!"

Berkali-kali aku merasa putus asa dengan hubungan ini, apakah di masa depan hubungan ini akan berhasil sampai kita menua.

Lelaki ini selalu meyakinkanku untuk berjuang bersamanya, tidakkah dunia tau kami saling mencintai? Lalu mengapa banyak yang ingin memisahkan?

Lamunanku tersadar saat mas Adam mengingatkanku kalau kami sudah sampai di lokasi "udah sampai nih, wa"

S E R A S I ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang