31. Bahagia dengan cara kita

1.4K 22 0
                                    

Happy reading ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading ✨

Savier tidak bisa mengalihkan pandangannya dari gadis cantik dengan balutan gaun merah muda lengkap dengan mahkota bunga, gadis itu duduk pas dihadapannya, sebelah kanan dan kiri duduk kedua orang tua gadis itu

Tibalah saat pembawa acara mempersilahkan kedua orang yang akan meresmikan pertunangan mereka ke atas panggung

Saat berdiri didepan mereka dapat melihat tamu-tamu yang datang, acara pertunangan ini memang privat karena orang tua Savier yang tidak ingin diekspos wartawan

"Finally, i have someone who took my hand, opened my mind and touched my heart. All I need for true happiness is having you by my side. No measure of time with you will be enough. But let's start with forever" Savier menjeda kalimatnya lalu ia mengeluarkan kotak cincin yang sangat indah dari saku celananya

"Hawa Anastasya, will you marry me?"

"Yes, I will" Hawa tersenyum penuh haru, tentu saja ia mengiyakan lamaran dari Savier

Sorak tepuk tangan dari tamu undangan terdengar riuh, kecuali satu orang yang menatap penuh luka pemandangan didepan sana, orang itu Adam

Tentu saja Adam datang, ia adalah sepupu Savier, keputusannya merelakan Hawa semoga saja menjadi langkah awal kebahagiaan mereka, biarlah waktu yang menyembuhkan luka besar ini

"Mas, kamu gapapa?" Aisyah mengelus lengan Adam, ia mencoba menguatkan Adam, tentu saja ia merasa bersalah karena ia memiliki andil yang besar dalam rasa sakit Adam

Adam hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Aisyah, ia luka, sudah pasti

"Kamu mau pulang aja?" Aisyah khawatir dengan Adam, perasaan ini tulus

"Saya ingin memberi selamat untuk Hawa untuk terakhir kali"

"Tidak usah terlalu memaksa mas"

"Saya baik-baik saja"

Adam sakit namun ia merasa bahagia karena Hawa mendapatkan kebahagiaan yang selama ini tidak pernah ia berikan

Ia dapat melihat kasih sayang dari keluarga Savier untuk Hawa, senyum manis juga selalu ditampilkan Hawa, Adam semakin yakin untuk melepas Hawa, meskipun kebahagiaan gadis itu bukan dirinya

Setelah beberapa jam kemudian acara selesai, Adam secara khusus meminta izin kepada Savier untuk berbicara berdua dengan Hawa, Savier yang awalnya menentang akhirnya luluh karena Hawa meyakinkannya

Dan disinilah mereka sekarang, ditaman depan gedung pertunangan Savier dan Hawa

Adam tidak bisa menatap mata indah milik Hawa, rasanya tak pantas untuk dirinya kembali memuja apa yang sudah ia khianati

"Selamat atas pertunangannya, saya rasa Savier adalah lelaki yang cocok untuk kamu, bukan seperti saya yang pecundang"

Hawa meraih tangan Adam, ia sudah tau alasan mengapa Adam menikah dengan wanita lain, tentu saja setelah sekian lama ia berusaha berdamai dengan luka akhirnya ia dapat menerima segala macam alasan mengapa Adam memilih wanita lain

"Bapak bukan lelaki pecundang, pak Adam anak yang baik, kadang memang kita harus merelakan kebahagiaan kecil untuk mendapat yang lebih besar"

"Bagaimana cara kita nantinya untuk bahagia, Hawa akan selalu ingat kisah kita"

"Boleh saya peluk kamu untuk terakhir kalinya"

"Tentu"

Mereka akan menemui kebahagiaan masing-masing, memang takdir seolah mempermainkan, namun kita akan mendapat luka sebelum menemui bahagia

-end-

Hallo readers, cerita ini selesai sesuai realita, Hawa tidak akan menemui kebahagiaan jika memaksa bertahan dengan Adam, dan Adam akan selalu merasa bersalah karena tidak bisa memberikan kebahagiaan untuh kepada Hawa

So, mereka ditakdirkan untuk memilih jalan masing-masing, meskipun tidak bersama, namun bahagia sudah menunggu mereka diujung sana

S E R A S I ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang