15. Pesan Khadijah

415 17 1
                                    

Happy reading ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading ✨


Adam ditemani oleh Hasan, Khadijah dan Idris mendatangi rumah Aisyah, mereka datang dengan maksud meminang Aisyah

Hasan dan ayah Aisyah adalah sahabat karib sehingga, keluarga Aisyah menerima lamaran Adam yang serba mendadak bahkan tanggal pernikahannya juga mendadak

"Saya faham dengan keadaanmu, San.. jangan merasa tidak enak, kami senang akhirnya Adam dan Aisyah berjodoh, Adam adalah satu-satunya lelaki yang saya percaya untuk menjaga Aisyah" Uje Hanif-- ayah Aisyah

"Terima kasih, Nif... Maaf jika kita melakukan ijab qobul dulu, karena keadaan uminya Adam yang masih tidak memungkinkan, insyaallah bulan depan kita bisa mengadakan resepsi"

"Saya setuju saja, Aisyah juga kan nak?"

"Iya, bi. Aisyah setuju" raut bahagia tidak dapat disembunyikan oleh Aisyah

Setelah acara tersebut, Adam sekeluarga pamit kembali ke rumah sakit karena uminya Adam dititipkan kepada adik Hasan

"Dam, insyaallah jika kamu ikhlas maka jalan Allah selalu terbuka untukmu, mungkin dengan Aisyah kamu dapat meraih ridha-Nya" nasihat Hasan saat melihat Adam yang sedari tadi diam

***

Keesokan paginya

Hawa ingat jika hari ini Khadijah mengajaknya bertemu, ia harus menanyakan segalanya pada adik Adam itu

"Ce mau kemana?" Tanya Aska, kepada adiknya

"Mau ke caffe nih mas"

"Mau mas anter ga?"

"Mas ga kerja?"

"Ini kan hari Sabtu"

"Ga usah deh mas, bawa mobil sendiri aja"

"Oh ya udah"

Setelah mendapat balasan singkat dari Aska, Hawa berlalu begitu saja, namun langkahnya terhenti saat mendengar ulti dari Aska

"Uang shopping ga cair kalau ga Salim"

Mata Hawa yang sipit itu sontak melotot, ia lalu berlari kembali.. ia cium tangan kakaknya itu, tak lupa cium pipi dan pelukan hangat "Hawa pamit ya, mas" pamit Hawa yang sengaja melembutkan nada bicaranya

"Hm"

"Aku bawa lambo mas"

"Hey, bawa Audi saja"

"Udahlah mas, buru-buru nih"

Hawa langsung berlari menuju garasi mobil sang papa, pilihannya adalah Lambo hitam metalik super elegan, yang menjadi kesayangan pak Hartono

***

Caffe x

Pandangan Hawa menyusuri setiap sudut caffe dan akhirnya ia menemukan gadis cantik dengan hijab peach

"Dijah"

"Mbak Hawa"

"Maaf kamu pasti nunggu lama"

"Ga kok mbak, Dijah juga baru sampai"

"Mau pesan dulu ga?"

"Dijah udah pesan mbak"

"Oh udah toh"

Hawa bingung mau ngomong apa, jadi ia menunggu Khadijah yang bercerita, ia takut Khadijah akan merasa tidak nyaman saat dirinya mengajukan banyak pertanyaan

"Mbak"

"Ya?"

"Mbak ga mau tanya sesuatu, mungkin keadaan mas Adam atau sekarang dia dimana?" Tanya Khadijah

"Mbak nunggu kamu cerita"

Khadijah memilin jarinya gugup, ia jujur takut jika membeberkan rahasia yang ingin Adam sembunyikan, namun ia juga wanita, ia tak sampai hati jika berada dalam posisi Hawa maupun Aisyah

Semalam bahkan ia tidak sanggup tidur hanya karena memikirkan ini, bagimana bisa kakaknya itu merahasiakan hal ini dari Hawa, apa ia tak berfikir jika malah membuat Hawa semakin sakit karena ketidaktahuannya

Khadijah juga tidak mau jika Adam menjalin cinta dengan Hawa namun sudah sah dengan Aisyah, ia juga kasihan dengan Aisyah

"Mas Adam baik-baik saja mbak, seminggu lagi tepat hari ini, mbak datang ke alamat yang sudah Dijah tulis" ucap Khadijah

"Memangnya ada apa?"

"Sebelum hari itu, Dijah mohon... Mbak Hawa jangan pernah menemui mas Adam maupun menghubunginya, ini semua demi kebaikan kita mbak" mohon Khadijah

"Ada apa Dijah, katakan ada apa?"

"Itu saja yang bisa Dijah katakan mbak, ranah Dijah sampai segini, saat mbak datang di hari itu, kebenarannya akan mbak ketahui, mungkin hari itu akan menjadi akhir dan awal dari luka mbak"

"Dijah pamit"

"Dijah...Dijah tunggu" panggil Hawa, namun Khadijah sudah berlari menjauh

"Bersabarlah Hawa, mungkin kamu harus menuruti ucapan Khadijah, percuma saja mencari seseorang yang tidak ingin ditemui"

-tbc-

S E R A S I ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang