19. Rumah tangga impian?

470 20 0
                                    

Happy Reading ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

"Kamu mau kemana?" Tanya Aisyah

Adam tidak menghiraukan pertanyaan Aisyah, ia tetap berjalan keluar rumah
"Mas" panggil Aisyah lagi

"Jangan pernah campuri urusan saya!" Ucap Adam

"Kamu bilang apa mas? Jangan campuri urusan kamu? Kalau kamu lupa aku ini istri kamu mas!"

"Sejak awal saya tidak mau menikahimu Aisyah, harusnya kamu sadar itu!"

"Kamu keterlaluan mas, kamu nyakitin aku tau ga?!" Ucap Aisyah dengan nada tinggi

"Lalu bagaimana dengan kekasih saya Aisyah?" Tanya Adam tidak terima, disini kekasihnya yang paling tersakiti

"Kalian bukan jodoh mas"

"Kamu yang memisahkan kami Aisyah, saya tau kamu yang selalu meminta umi agar saya meminang kamu, saya tau Aisyah, dan terima semua resiko bahwa saya tidak akan pernah mencintai sumber rasa sakit yang saya alami"

"Kamu sumber kehancuran saya Aisyah" lirih Adam

"Aisyah adalah istri mas Adam, Aisyah sumber kebahagiaan mas Adam, Aisyah bukan penghancur, Aisyah bukan orang jahat" rancau Aisyah

Wanita itu hanya ingin bersatu dengan orang yang ia cintai, Aisyah hanya ingin hidup dengan Adam

"Sampai kapanpun saya tidak akan menganggap kamu sebagai istri saya!"

"Mas, setidaknya jika kamu tidak bisa mencintaiku, setidaknya-- setidaknya hargai aku sebagai istrimu, tidak bisakah kamu belajar mencintaiku mas?"

"Aisyah juga ingin seperti Hawa, Aisyah ingin dicintai mas Adam dengan sepenuh hati"

"Aisyah mohon mas"

Tubuh Aisyah luruh diatas lantai rumah mereka, ia memohon untuk dicintai seorang Adam

Sedangkan Adam sudah berlalu pergi meninggalkan Aisyah yang menangis tersedu-sedu

Adam menjalankan mobilnya keluar dari area perumahan, rumah baru hadiah pernikahan dari abi-nya

"Astaghfirullah" sepanjang jalan lelaki itu beristighfar untuk meredam emosi, setelah menikah, ia tidak bisa mengontrol ledakan emosi

Sekarang tujuannya adalah rumah sakit tempat dirawatnya Hawa, ia merasa sangat bersalah hingga rasanya tidak bisa memunculkan dirinya di hadapan Hawa, tapi sekali lagi... Egonya tidak sebesar rasa cintanya

"Sayang maafkan saya" gumam Adam

"Maaf" mata Adam seperti terselimuti kabut, kesekian kalinya ia menangis karena Hawa

S E R A S I ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang