7. lunch

448 24 0
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

Hawa POV

Waktu menunjukkan pukul 11, sebentar lagi jam istirahat kantor, mas Adam sudah siap-siap sholat Jum'at, aku memutuskan menjemput Laskar sekalian menunggu mas Adam selesai sholat, jarak sekolah Laskar dengan kantor mas Adam tidak jauh, hanya 30 menit.

Sampai disekolah Laskar, aku melihat adikku itu berlari ke arahku bersama teman-temannya.

"Nih lihat mobilku keren kan!?" pamer Laskar, ya tuhan! Memang bener-bener ini bocah

"Keren banget" puji teman-temannya

"Tapi kamu kan masih kecil, pasti nggak bisa bawa mobil" ejek salah satu temannya

"Orang kaya nggak perlu repot-repot bawa mobil, kan ada pak sopir" balas Laskar

Good job!

Adik siapa sih ini, pinter banget kalau membalas omongan orang, ku elus kepalanya lembut "pulang yuk" anakku

"Oke deh, aku pulang dulu guys!" Pamit Laskar pada teman-temannya, dapat ku lihat dia melambaikan tangan kecilnya itu dengan semangat

"Dek, kita mampir ke kantor mas Adam ya, nanti kita lunch bareng, mau nggak?"

"Mau mau, nanti beli ice cream vanilla juga kan?"

"Iya dong, kita beli ice cream sekalian tokonya"

"Yey!"

Skip---

Saat sampai diruangan Adam, Hawa melihat seorang wanita sedang mengobrol dengan kekasihnya

"Mas?" Ku panggil mas Adam

Wanita itu ikut menoleh, melihat wajahnya dapat membuatku langsung mengenalinya "ngapain Bu Aisyah disini?"

"Saya kesini mau ngantar makan siang buat Adam"

"Oh... Emang sering nganter makan siang kesini, Bu?" Tanyaku memastikan, jangan-jangan dia tiap hari kesini lagi

"Iya, hampir tiap hari, umi yang suruh saya bawain makan Adam, karena dia suka telat makan siang, ya kan dam?" Jawabnya, tuh-kan apa aku bilang, emang nggak bisa dibiarkan, lihat aja nanti kalau situ udah nggak ngajar kelasku, sekarang memang ak nggak berani ngelawan, bukan apa-apa sih, tapi aku memikirkan nilaiku, bisa saja dia ngasih nilai jelek

Dan apa tadi dia bilang? Tiap hari bawa makan siang ke sini?
Mau jadi calon istri idaman, huh?

Aku menatap mas Adam sinis, jadi seperti ini kelakuannya dibelakangku, cukup mengejutkan, kenapa dia tak pernah bercerita, atau mungkin dia selalu menikmati masakan Bu Aisyah.

"Kalau begitu saya pamit, maaf mengganggu waktunya, pak, bu!"

"Tunggu Hawa" mas Adam menarik tanganku kembali

"Saya makan siang dengan kamu"

"Aisyah lebih baik kamu pulang, ini terakhir kalinya kamu membawakan saya makan siang, ingat itu!"

"Tapi--"

Sebelum Bu Aisyah meneruskan ucapannya, mas Adam menarik tanganku dan Laskar dengan lembut keluar ruangan

Aku yang sedang tidak enak hati, berusaha melepaskan genggamannya dari pergelangan tanganku "lepas!"

"Nggak" tolaknya

"saya dan Laskar mau pulang, lebih baik pak Adam makan siang bersama Bu Aisyah"

Genggaman tangannya semakin mengerat, membuat tanganku sakit, aku menggeram pelan "sakit mas"

Lelaki itu langsung melepaskan cekalannya dariku "jangan ikutin saya, kalau nggak mau saya makin membenci anda" setelah mengucapkan kalimat itu aku langsung menggendong Laskar dan membawanya pergi

Hawa POV end

Setelah kepergian Hawa, Adam merasa frustasi, ia serba salah sekarang, tapi memang pada dasarnya laki-laki selalu salah kan?

Iya. memang posisi Adam ini serba salah, ia tidak enak menolak Aisyah yang sudah membawakan makan siangnya, apalagi yang menyuruh wanita itu adalah uminya, tapi ia juga salah karena tidak bisa bersikap tegas terhadap wanita itu.

Adam kembali ke ruangannya, ia masih melihat Aisyah diam disana, wanita itu menatap sendu dirinya "maaf membuat kalian bertengkar"

"Mulai hari ini jangan temui saya lagi, Syah!"

"Tapi apa salahnya, dam? Kita teman bukan?"

"Terserah kamu, Syah. Tapi mulai sekarang saya tidak akan mau bertemu denganmu, sekarang keluar dari ruangan saya!"

"Tapi dam--"

"Keluar!"

"Kamu sedang emosi, kita bicara lagi nanti" akhirnya Aisyah mengalah, ia keluar dari ruangan Adam

Setelah itu, Regan masuk ke ruangan Adam "ada apa bos? saya mendengar keributan"

Adam mendudukan dirinya ke kursi kerjanya, ia mengusap wajahnya kasar "saya bingung, Gan"

Kalau sudah begini, Regan akan berperan menjadi sahabat Adam, lelaki itu mengambil duduk di kursi yang berhadapan dengan tempat duduk Adam "lo kenapa sih, Dam?"

"Saya bertengkar dengan Hawa, umi ingin menjodohkan saya dengan Aisyah"

"Apa?!" Kaget Regan

"Terus lo pilih siapa?" Tanya Regan

"Tentu saja Hawa! Saya cinta mati sama gadis kecil itu"

Regan mengernyit jijik dengan muka frustasi Adam "Ucapan lo kayak pedofil tau nggak, Dam?"

"Sialan! Saya lagi serius, Gan"

"Oke oke, gue nggak tau kudu eottoke, Dam. Tapi ya kalau lo cinta sama Hawa, ya perjuangin, lagian umi lo alesannya nggak masuk banget sih, cuma karena Hawa belum pakai hijab aja nggak direstuin"

"Umi emang gitu, Gan."

"Lo kawin lari aja, Dam. Saran aja sih"

"Sesat kamu, Gan! Tau gitu nggak curhat ke kamu"

"Ya sorry, gue kan nggak pengalaman masalah ginian"

-to be continue-

-to be continue-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
S E R A S I ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang