30. Ibu mertua kesayangan Hawa

686 14 0
                                    

Happy reading ✨

Savier mengajak Hawa bertemu keluarga mereka, orang tuanya itu sangat geram dengan kenakalan Savier, bisa-bisanya lelaki itu dengan tidak sabar melamar anak gadis orang tidak membawa orang tuanya, mereka kira ada apa, anak yang tidak pernah rindu ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Savier mengajak Hawa bertemu keluarga mereka, orang tuanya itu sangat geram dengan kenakalan Savier, bisa-bisanya lelaki itu dengan tidak sabar melamar anak gadis orang tidak membawa orang tuanya, mereka kira ada apa, anak yang tidak pernah rindu orang tua tiba-tiba saja melakukan panggilan video

Mereka kaget saat melihat wajah pak Hartono, seorang businessman tersohor, beruntung sekali bukan anak nakal itu mendapatkan gadis dengan nilai plus banyak

Setelah itu mereka mengomeli Savier habis-habisan karena menyebar undangan pertunangan tiba-tiba, akhirnya mau tak mau mereka mengambil penerbangan esoknya

"Mom.. Dad" panggil Savier pada lelaki dan wanita paruh baya yang baru keluar dari pintu bandara

"Astaga anak nakal!" Teriak Evelyn-- ibu Savier

"Ini calon menantu mami?"

"Cantik bukan?" Bangga Savier

Evelyn berdecak keras "beruntung sekali kau bocah nakal"

"Hallo Tante, om selamat datang, saya Hawa" sapa Hawa dengan sopan

"Cantik panggil mami aja ya" Evelyn merangkul pundak Hawa akrab, menurut Hawa Evelyn sangat cantik, ternyata mata biru Savier adalah turunan dari Evelyn

"Iya mami" Hawa tersenyum manis, ia senang karena kali ini orang tua kekasihnya menyukai dirinya

"Pipi kamu lucu banget, aduh... Tapi sayang banget ya dad, gadis semanis ini punya kekasih macam Savier"

"Memangnya aku kenapa?"

"Hawa beruntung jadi kekasih mas Savier, mi"

Savier tersenyum lebar, ia lalu merebut pundak Hawa dari rangkulan Evelyn, ia menyeret Hawa dan meninggal kedua orang tua Savier

"Akhirnya ya dad, setelah sekian lama bocah pengecut itu mendapat kebahagiaannya" ujar Evelyn seraya melihat senyum lebar diwajah putranya

"Mereka terlihat serasi" Bram juga ikut bahagia melihat senyum langkah putranya

***

"

Selamat datang di mansion Vier, mom dad"

Sementara ini mereka akan tinggal di mansion Savier, karena rumah mereka berada di ibu kota

"Besar juga mansionmu, son"

"Ini semua untuk keluarga kecil Vier nantinya"

Pipi Hawa bersemu merah karena Savier berucap seperti itu sambil menatap ke arahnya

Bram tertawa mendengar jawaban Savier "bagus, itu baru anak Daddy"

"Biar Hawa bantu bawa kopernya, mi"

"Aduh jangan sayang, tangan kecil kamu gak boleh bawa barang berat, Savier kamu yang bawa kopernya"

Evelyn menggandeng Hawa masuk ke mansion besar Savier, ia lapar lalu melihat ke arah meja makan yang kosong "Vier mana makanannya?!" Teriak Evelyn--

"Gak ada mom, Vier gak mempekerjakan chef, karena Vier jarang makan dirumah"

"Astaga!" Keluh Evelyn

"Biar Hawa masakin ya, mi" tawar Hawa

"Boleh, mami mau banget dimasakin kamu" mata Evelyn berbinar saat tau calon mantunya bisa memasak

"Kalau gitu mami mandi dulu aja"

"Thank you honey" Evelyn mengecup pipi tebal Hawa lalu pergi menuju sang suami

Menyenangkan sekali memiliki mertua seperti Evelyn, rasanya Hawa sangat nyaman meskipun baru kenal

"Mommy itu gak bisa masak, tapi dia suka makan" ucap Savier lelaki itu berdiri disamping Hawa yang sibuk memotong daging

"Mami suka masakan Indonesia gak mas?"

"Suka, tapi dia selalu muntah sehabis kalap makan masakan lokal, mommy lebih sering makan clean food"

"Aku masakin chicken fillet sama salad aja ya, soalnya dikulkas cuma ada daging ayam sama sayur"

"Boleh, apapun yang kamu masak pasti enak"

Savier terus melihat Hawa yang sibuk memasak "kamu pernah sadar gak sih, kamu cantik banget"

"Gombal banget deh"

"Serius, mata kamu cantik, hidung kamu mungil, pipi kamu lucu, yang paling aku suka bibir kamu" lirih Savier diujung kalimatnya

Hawa menatap Savier lekat, begitupun sebaliknya, lelaki itu berinisiatif mendekatkan wajah mereka, sedikit lagi Savier bisa menjangkau bibir manis gadisnya

"Hawa sayang!" Teriak Evelyn yang baru saja menuruni tangga

"Mengganggu saja" kesal Savier

"Kenapa sih mom?!"

"Dih kok jutek gitu, kamu kenapa mukanya sebel gitu?"

"Gapapa" ucap singkat Savier, lalu lelaki itu pergi meninggalkan Evelyn yang bingung dan Hawa yang tertawa pelan

"Dasar anak gak jelas!"

"Mami duduk dulu ya, mau Hawa plating"

"Udah jadi ya?"

"Iya mi, Hawa buat menu simple, kata mas Vier mami sering makan clean food jadi gak Hawa buatin masakan lokal, takut lambungnya kaget"

"Aduh.. perhatian banget sih kamu" Evelyn suka sekali dengan Hawa, ia tau cerita masalalu Hawa, ia fikir kenapa bisa orang itu tidak suka dengan gadis manis seperti Hawa, sungguh disesalkan

"Kenapa nih kok peluk-pelukan terus" suara Bram menyita perhatian dua wanita berbeda generasi tersebut

"Mami suka banget sama menantu yang ini, Pi"

Bram tertawa karena istrinya sungguh heboh, Savier adalah anak tunggal mereka, tentu saja mereka selektif memilih masa depan Savier

"Kita makan dulu yuk pi, mi"

"Ayo, mami gak sabar makan masakan kamu"

Mereka lalu menyantap makanan chef Hawa, Bram berkomentar mengenai masakan Hawa "ini enak sekali, nak"

"Kalau begitu dihabiskan ya, Pi"

"Tentu saja, tidak akan papi sisakan untuk Savier"

"Enak aja, masakan istri Vier kok papi yang makan" Savier seketika muncul

"Masih calon, bisa aja Hawa berubah pikiran" celetuk Evelyn

"Mom"

"Iya iya bercanda, duduk sini makan"

Mereka akhirnya makan dengan khidmat. setelah selesai, Savier mengantar Hawa pulang

"Aku bahagia deh mas" curhat Hawa pada Savier

"Kamu bahagia jadi kekasih saya?"

"Hem, Hawa ngerasa beruntung, baru kali ini Hawa ngerasa istimewa banget"

"Saya bahagia kalau kamu bahagia"

"Terimakasih mas"

"Saya tidak memberimu apa-apa, kamu memang pantas memiliki kebahagiaan ini"

-bersambung-

S E R A S I ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang