22. Hurt

403 12 0
                                    

Happy reading ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading ✨

"Selamat sore pemirsa. Kabar duka kami sampaikan mengenai jatuhnya pesawat Air 201 penerbangan dari Surabaya menuju Singapura. Korban terdiri dari 88 penumpang dan 9 awak dikabarkan tidak ada yang selamat. Termasuk didalamnya artis cantik ibu kota Ameera Laluna"

Hawa dan teman-temannya yang asik makan di depan televisi sontak terkejut mendengar berita yang menayangkan kecelakaan pesawat tersebut

"Plis bilang ke gue kalau berita itu salah" lirih Cakra

"Mas" Hawa mendekat ke arah Cakra dan membawa Cakra ke pelukannya, Fika sudah menangis histeris, Mawar dan Anggi berusaha menenangkan Fika

"Gak.. gak mungkin, kakak gue" Cakra menangis histeris

Adi yang melihat itu tidak tinggal diam, baru kemarin dia berkenalan dengan calon menantu, sekarang mengapa sudah dipisahkan seperti ini "Fairuz cepat kerahkan semua anak buah untuk membantu tim SAR, kalau Ameera tidak selamat, setidaknya bawa jasadnya" suruh Adi

"Pa, Pa gimana pa... Aska dimana pa?" Ladha menangis karena khawatir dengan putranya

Adi mengusap mukanya kasar, cobaan apalagi ini, ia menghubungi asisten Aska, dan mereka bilang jika Aska sedang berada di bandara setelah mendengar berita jatuhnya pesawat

"Ma, kamu tenang jaga rumah, biar papa yang urus semua"

"Om saya ikut" ucap Cakra masih dengan tangisannya

"Pa, Cece juga ikut, Cece khawatir dengan mas Aska"

"Kalian antar Fika pulang ya, guys" pinta Hawa pada Mawar dan Anggi

"Aku mau ikut, aku mau ikut" teriak Fika

Cakra mendekati Fika "Lo pulang dulu ya Fik, serahin semua ke gue, kalau lo ke Jakarta temenin mami gue dulu ya" Cakra adalah satu-satunya lelaki di keluarga jadi ia yang harus turun tangan

"Aku mau ikut mas" mohon Fika

"Gue minta tolong banget Fik, sebagai saudara gue, kunjungi mami gue ya" mohon Cakra dan akhirnya Fika menurut dan dia diantar oleh Mawar dan Anggi pulang

Sepanjang perjalanan menuju bandara, Cakra tak berhenti berdoa mengenai keselamatan kakaknya, mesti kemungkinannya nol persen

"Mas Bumi, mas harus tabah ya"

"Kakak aku masih hidup kan, wa?"

Hawa bingung mau menjawabnya "semoga saja ya mas"

***

Mereka sampai di bandara, banyak keluarga penumpang yang juga datang dan tentu saja beberapa wartawan, Aska terlihat bersitegang dengan pihak maskapai

"Kami mohon maaf pak"

"Apa maaf kalian bisa mengembalikan kekasih saya?" Marah Aska

"Aska" panggil Adi

"Pa"

Adi memeluk putra sulungnya itu, ia menepuk pundak tegapnya "kamu kuat nak, ikhlas ya"

Aska menangis tersedu-sedu, baru kali ini Adi melihat putranya menangis setelah sekian lama

Aska melepaskan pelukan papanya "Pa, aku harus gimana? Gimana aku harus ngelanjutin hidup aku, pa?"

"Sialan! Gue ga butuh asuransi, gue cuma butuh kakak gue, tanggung jawab Lo, setidaknya bawa jenazah kakak gue atau perusahaan Lo gue hancurin" maki Cakra

Aska menghampiri calon adik iparnya itu "Cakra,maafin saya ga bisa jaga kakak kamu"

Cakra memeluk Aska "meskipun Ameera bukan kakak yang perhatian tapi gue sayang banget sama dia mas"

"Gue udah ga punya kakak lagi, mas. Sekarang gue sendirian sama mama" Cakra tak kunjung menghentikan tangisannya

"Ada saya, kamu adik Ameera yang artinya kamu adik saya"

"Thank you, mas"

"Aska!" Teriak dua lelaki yang berlari menghampiri Aska

Aska melepaskan pelukannya dari Cakra dan menoleh ke arah dua sahabat karibnya, mereka bergantian memeluk Aska

"Gue ga nyangka, bro. Ameera ninggalin kita secepat ini" ucap Arash

"Kamu tenang Aska, seluruh anak buah sudah ku kerahkan untuk mencari Ameera"

"Terimakasih bantuan kalian. Tapi seperti yang ada diberita, pesawat meledak dan kemungkinan tidak ada yang selamat"

Savier melirik Hawa yang memeluk Cakra, ia merasa panas tapi ini bukan saatnya untuk meladeni rasa cemburunya, karena sahabatnya lebih penting

-bersambung-

"Aku begitu mencintaimu Ameera, dan benar katamu, aku hancur saat kamu menghilang"

"Aku begitu mencintaimu Ameera, dan benar katamu, aku hancur saat kamu menghilang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
S E R A S I ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang