14. Menghilang

460 22 0
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Rasanya badan Hawa remuk, Setelah pulang larut malam karena harus menyiapkan festival hari Bumi dan sekarang ia harus bangun pagi-pagi sekali

Sedari bangun gadis itu mencoba menghubungi sang kekasih--Adam, namun nomornya tidak aktif

"Ce, udah siap belum? Dibawah udah ada mas Bumi" teriakan Ladha menyadarkan Hawa

"Iya ma, suruh tunggu bentar"

"Cepetan ya, ce"

Hawa lalu membenarkan tatanan bajunya dan mengambil tasnya tak lupa ia menyemprotkan parfum vanilla favoritnya

Saat ia sampai dibawah ia tak melihat Cakra "loh ma, mana mas Bumi?"

"Disamping mungkin, dari tadi ngelihatin papa ngasih makan beo"

Beo adalah ayam jago milik papa Hawa, Hawa juga heran bagaimana ceritanya seorang Hartono memelihara ayam, hobi ini baru diketahui beberapa hari yang lalu saat tiba-tiba dipagi hari ada suara ayam berkokok

"Pa" sapa Hawa pada papanya

"Loh udah selesai toh, cepet banget, Cakra masih betah nih konsultasi, katanya mau pelihara ayam juga"

"Mas Bumi suka ayam?" Tanya Hawa sedikit heran

"Ga sih, tapi lihat beo, aku jadi pingin"

"Ambil aja tuh mas, bawa pulang" celetuk Hawa

"Enak aja, punya papa nih" pak Hartono memelototi putrinya

"Ya udah kita berangkat aja yuk mas, nanti kesiangan"

"Saya pamit ya om"

"Hati-hati, jangan lupa antar bidadari saya pulang tepat waktu" titah pak Hartono

"Siap laksanakan om"

***

"Aduh-aduh kayaknya couple kita yang satu ini kesiangan deh, pasti tadi malam kencan dulu" ledek Fika

"Mana ada kencan tengah malam" balas Hawa ketus

"Jangan sewot gitu dong"

"Btw, mukamu kenapa wa, kok lesu gitu? Kecapekan ya?" Tanya Mawar

"Mas Adam ga bisa dihubungi, aku harus gimana?"

"Serius, tumben banget"

"Dari semalem, aku takut terjadi sesuatu sama dia"

Sahabat Hawa langsung memeluknya
"Kita temenin ke tempat pak Adam yuk, jangan nangis wa"

"Ga usah, biar aku cari sendiri, tolong gantiin aku di acara ini ya" mohon Hawa, Asamnya lebih penting dari apapun

"Yakin kamu sendiri?" Tanya Mawar

"Biar Fika yang nemenin kamu, wa" bujuk Anggi

"Iya, aku takut kalau ada apa-apa" ucap Fika

"Udah pokoknya kamu ditemenin Fika atau ga boleh cari pak Adam"

"Iya, tolong temenin aku ya Fika"

***

Hawa dan Fika sampai di Apartemen milik Adam, Hawa langsung memasukkan kode kunci

Dua gadis itu melangkah masuk kedalam apartemen namun mereka tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Adam

"Mas Adam ga ada disini, ap kita ke rumah orangtuanya aja ya, Fik?"

"Kita coba kesana, kamu jangan panik gitu dong"

"Aku takut, ga biasanya dia menghilang seperti ini"

Fika memeluk Hawa yang menangis "kita kerumah dia yuk, kamu taukan rumahnya wa?"

"Tau"

***

"Pak Hasan sekeluarga sedang keluar kota, non"

"Gitu ya pak, terimakasih" ucap Fika

Fika lalu mengajak Hawa kembali ke mobil lagi "kenapa mas Adam ga bilang, Fik"

"Mungkin ada urusan yang penting, wa. Kamu berfikir positif aja ya"

"Makasih ya Fik, udah nemenin aku"

"Aku bakal selalu ada disamping kamu, wa"

"Aku antar kamu pulang" ucap Fika

***

Saat sampai dirumahnya, Hawa langsung tidur, ia merasa pusing badannya sedikit panas

"Wa, mama masuk ya" panggil Ladha

"Iya ma"

Ladha merasa ada yang tidak beres dengan putrinya itu, ia lalu memeriksa apakah Hawa sakit, dan benar saja, ia dapat merasakan hawa panas saat menyentuh dahi Hawa

"Panas banget sayang"

"Mama buatin bubur terus minum obat ya"

"Iya ma"

Tak lama setelah Ladha berpamitan untuk membuat bubur, ponsel Hawa berbunyi

From Khadijah:
Kak, Besok temuin aku ya di cafe x

"Bukannya mereka lagi diluar kota ya, ya sudahlah penting temuin dia aja besok" gumam Hawa, ia sudah tidak bisa berfikir lagi karena kepalanya pusing

-tbc-

S E R A S I ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang