16. Drop

472 21 0
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Sahabat Hawa merasa khawatir dengan kondisi gadis itu, tidak mendapat kabar dari sang kekasih hampir seminggu, mereka adalah saksi kisah cinta Adam dan Hawa, tentu mereka tau seberapa tidak terpisahnya kedua insan manusia itu

"Wa.. makan dulu nih" ucap Anggi, beberapa hari ini ia sering membujuk Hawa untuk mau makan, Ladha--ibu Hawa mengatakan jika Hawa jarang makan, bahkan 5 hari ini ia tidak makan sama sekali

"Nanti aja di rumah" tolak Hawa

"Jangan kira aku ga tau ya wa.. kamu di rumah ga makan kan? Udah makan dulu, jangan gara-gara pak Adam yang ga tau sekarang dimana kamu sampai nyiksa diri sendiri, aku bahkan mikir, emang si Adam ga mikirin kamu yang sekarat kayak gini apa?"

"Dia pasti mikirin aku"

"Dia ga mikirin kamu wa... Kalau mikirin ya ga mungkin tiba-tiba ngilang kayak gini"

"Dia mikirin aku, Fik"

Tiba-tiba perdebatan mereka terhenti karena keributan bangku kantin di belakang mereka

"Eh guys ada yang tau hot news belum?"

"Ada berita apa emangnya?"

"Bu Aisyah mau nikah"

"Gila! Kamu dapat berita dari mana?"

"Ternyata mami aku temennya ibunya Bu Aisyah, dan kalian tau apa yang lebih mengejutkan"

"Kamu jangan bikin penasaran dong"

"Calonnya itu pak Adam"

Brak

Fika terkejut bukan main, ia yang sedari tadi diam-diam menyimak dikejutkan dengan berita tersebut, sedangkan Mawar dan Anggi bingung bukan kepalang harus bagaimana

Hawa?

Gadis itu-- diam mematung

"Jadi ini alasan kenapa aku ga boleh ketemu kamu mas?" Batin Hawa pedih

Tiba-tiba Hawa tidak bisa mendengar apapun, telinganya berdengung, semua seakan berputan dan menggelap, ia hanya bisa mendengar samar-samar panggilan dari teman-temannya

"Hawa... Wa..." Panik Fika, sontak kantin menjadi ramai

"Minggir.. minggir!" Teriak seorang lelaki yang tiba-tiba berlari terburu-buru kearah kerumunan

"Biar gue yang bawa Hawa, Fik, lo siapin mobil" suruh Cakra

"Iya mas, guys ayo buruan" Mawar dan Anggi mengikuti Fika berlari menuju tempat parkir

***

Mereka membawa Hawa ke salah satu rumah sakit di kota, mereka menunggu di IGD karena Hawa masih dalam penanganan

Tak lama kemudian mereka mendapat kabar kalau Hawa dipindahkan ke ruang inap

"Pasien mengalami kelelahan akibat stress, penyakit maghnya juga kambuh, butuh beberapa hari untuk masa pemulihan, pasien sudah kami pindahkan ke ruang inap"

"Fika!" Panggil seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Ladha

"Tante"

"Ha--hawa gimana keadaannya, sekarang Hawa dimana, Fika?" Tangis Ladha

Suaminya berusaha menenangkannya namun tetap saja perasaan khawatir seorang ibu

"Gimana ceritanya Hawa bisa kayak gini?"

"Tante.. Tante tenang dulu ya, Hawa sudah dapat penanganan dari dokter, sekarang sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, sekarang kita boleh kesana" ucap Cakra mencoba menenangkan ibu Hawa

"Betul ma, lebih baik kita samperin Hawa" ajak papa Hawa

***

"Sialan! Berani sekali dia menyakiti adikku, aku akan membunuhnya" teriak marah seorang pria

"Aska berfikirlah jernih, ini bukan salahnya kamu tau itu" seorang wanita cantik mencoba menenangkan lelaki yang ternyata kakak kandung dari Hawa

"Dia lelaki bajingan yang memberi harapan tinggi pada adik saya, dan lihat sekarang... beraninya dia mematahkan hati wanita baik yang sudah mau menerima dia"

"Itu bukan salahnya, ingat itu Aska!" Ujar lelaki lain di ruangan itu, lelaki tampan dengan wajah blasteran eropa-- Savier Castro

"Aku akan membunuhnya, tidak peduli dia adalah sepupumu sekalipun"

"Keep calm bro, ini kabar gembira, dengarkan aku" sela lelaki dengan paras yang tak kalah tampan namun memiliki kulit yang paling gelap, namanya Arash

"Kalian harusnya bersyukur Hawa berpisah dengan Adam, memang sedikit merugikan Hawa, tapi setidaknya Hawa gagal mendapat mertua kolot yang selalu menuntut ini itu, dan kau Savier... Bukankah kau sejak dulu sudah menyukai Hawa, jangan kira aku tak tau kalau kau selama ini selalu mengawasi Hawa" lanjutnya

"Benar, pasti ada hikmahnya" sahut Ameera, wanita satu-satunya di ruangan itu

"Tapi sepertinya Savier akan menjadi rival adik kecil Ameera" ejek Arash

"Ck..tidak akan kubiarkan si curut itu mendekati Hawa, jika mereka bersama, aku dan Aska mungkin akan berpisah, dan itu mustahil, aku bukan kakak yang baik... Yang akan mengorbankan kebahagiaanku demi bajingan kecil itu" ucap Ameera

"Sepertinya adikmu lelaki yang baik, tidak seperti yang kamu ceritakan, dia cukup sopan"

"Kalian sudah pernah bertemu?" Tanya Ameera

"Dia sering mengantar Hawa pulang"

"Sialan! Akan ku bunuh si setan kecil itu" tiba-tiba Savier berdiri dari duduknya dan akan beranjak keluar

"BERANINYA KAU, DIA ADIKKU BODOH!" teriak Ameera

-tbc-

🍑

Jangan lupa vote ya guys
Follow author Juga

S E R A S I ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang