21. Boleh Pulang

380 11 0
                                    

Happy reading

"Ma, Hawa sudah boleh pulang" Ujar Adi saat memasuki ruang rawat putrinya, ia baru saja konsultasi mengenai kesehatan Hawa dan untungnya sekarang ia sudah boleh pulang

"Yey" pekik Hawa bahagia

"Jangan senang dulu, kamu harus bed rest selama seminggu"

"Apa?!"

"Wes ga usah apa-apa, sekarang pokoknya kamu senang udah bisa pulang kan" selat Ladha

Hawa membalas dengan anggukan "akhirnya bisa makan masakan mama lagi"

"Kamu kangen kamarmu opo kangen masakan mama, wong makan masakan rumah sakit aja kamu lahap gitu kok" sinis Ladha

Hawa terkekeh "kangen rumah aja deh, kasian dek Laskar juga ditinggal sendirian"

Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi Adi selain senyum dari dua bidadarinya itu, ia begitu menyayangi Hawa, padahal dulu ia selalu mendambakan putra untuk menjadi penerusnya tapi kedua putranya tak semanis putri satu-satunya ini, ia bersyukur diberikan si ceria Hawa, Adi sempat khawatir jika keceriaan itu hilang karena oknum-oknum tidak bertanggung jawab, ia sudah mewanti-wanti Aska dan para anak buahnya untuk selalu menjaga Hawa

***

📍Kerajaan Hartono

Duar duar

Bunyi properti ulang tahun menyambut kedatangan Hawa, dari gerbang sampai pintu masuk para pengawal berbaris rapi
Saat memasuki ruang tamu, Hawa dikejutkan dengan teman-temannya yang berkumpul menyambut kedatangannya
Ada Fika, Mawar, Anggi dan Cakra tak lupa si kecil Laskar

"Makasih guys" hari Hawa

"Kita kangen kamu" Fika Mawar dan Anggi memeluk Hawa, mereka menangis bersama, karena berteman dari lama, mereka seperti bisa berbagi rasa, jika satu diantara mereka sedih maka yang lain kan ikut merasakannya

"Aku juga kangen kalian" balas Hawa dengan sesenggukan

Hawa ganti memeluk adik kecilnya "Laskar, Cece kangen banget"

"Cece maafin Laskar ga bisa jagain Cece selama sakit, masa Laskar dikurung dirumah, hwaaa" tangis Laskar

"Dedek jangan nangis, Cece udah sembuh nih, udah ah.. cup cup cup" Hawa mencoba menenangkan Laskar

"Laskar tau Cece kayak gini gara-gara om brewok kan, nanti kalau Laskar udah besar udah jadi geng motor, bakal Laskar ajakin tawuran"

"Kalau nungguin kamu gede, om brewoknya udah koit" sahut Cakra

"Astaghfirullah mulutnya mas Bumi"

Cakra tertawa " maafin gue"

"Makasih ya mas udah bawa Hawa ke rumah sakit kemarin"

"Sama-sama, ya kali gue ngebiarin tuan putri tergeletak dilantai kantin" canda Cakra

"Ayo kita ke ruang makan" ajak Adi

"Ma, mas Aska mana?" Tanya Hawa

"Kamu tau Ameera kan? Kata Aska, dia mau mengantar Ameera ke bandara"

S E R A S I ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang