Happy reading ✨
Savier Castro-- lelaki keturunan Swiss-Indo, pemilik bola mata biru, pesonanya mampu memikat siapapun, ia belum pernah menjalin hubungan dengan wanita manapun bahkan sampai umurnya menginjak angka 27 tahun, semua orang pasti tidak akan percaya, jika dilihat dari fisiknya, ia bisa dengan mudah memilih wanita mana saja yang ia inginkan, tapi kenyataannya ia tidak peduli dengan yang namanya wanita hingga...
***
7 tahun yang lalu
Aska, Savier dan Arash. Tiga lelaki yang sama-sama merantau di negara orang untuk menimba ilmu, mereka dipertemukan saat masa orientasi
Sudah menginjak tahun ketiga mereka berada di USA, mereka selalu bersama-- tinggal satu apartemen dan mengambil kelas yang sama
Setiap hari Aska selalu memiliki waktu untuk menelfon seorang gadis, yang Savier kira adalah kekasihnya di Indonesia, bagaimana ia tidak berspekulasi demikian, Aska selalu melontarkan kalimat manis setiap menelfon orang itu
Arash yang penasaran akhirnya memberanikan diri bertanya, biarlah dikata tidak sopan, tapi mereka kan sudah bertahun-tahun bersama
"Hey bro, sepertinya kekasihmu sangat merindukanmu hingga setiap hari menelfon"
"She's my little sister"
"Kau punya saudara perempuan? apa dia cantik? kenalkan padaku" Arash menjadi antusias sendiri, tau sendiri kalau paras Aska tidak perlu diragukan lagi, pasti adiknya sangat cantik
"Jangan berani-berani" tolak Aska, enak saja adiknya adalah permata yang tidak boleh sembarangan orang bisa menyentuh
Arash berdecak malas "kalau begitu tunjukkan saja fotonya"
Lalu Aska membuka dompetnya dan menyodorkan sebuah foto ke Arash "astaga she's really cute" puji Arash
"Dia masih SMP, jangan jadi pedofil" ujar Aska
"Savier lihatlah little sisternya Aska, dia sangat cantik" Arash menunjukan foto tersebut kepada Savier yang sedari tadi asik dengan bukunya
Savier menoleh dengan malas, tau sendiri ia tidak pernah tertarik dengan urusan perempuan, tapi ia harus ikut memuji adik Aska dong, ia masih menghormati Aska
Savier mengambil foto tersebut dari Arash, ia amati wajah adik Aska tersebut, kesan pertamanya adalah-- cantik... Sangat cantik untuk ukuran gadis SMP, ia menyukai netra coklat madu itu, sampai ia terpaku sangat lama
"Kau harusnya lebih hati-hati dengan Savier, lihatlah sepertinya ia yang lebih terpesona dengan adikmu" bisik Arash pada Aska
Aska lalu mengambil foto adiknya dari Savier "berikan foto itu padaku, dan akan kuberikan kau $10,000"
"Tidak akan pernah kubiarkan kau mendekati adikku, lelaki kaku sepertimu" ucap Aska, ia tidak membayangkan jika adiknya menjalin hubungan dengan Savier, mungkin hubungan mereka akan sekaku besi dan sedingin es
"Kita lihat saja" seringai Savier
***
Setahun kemudian
Mereka bertiga lulus dengan hasil yang memuaskan, Savier akan kembali ke Swiss sedangkan Arash ke tempat kakeknya di Malaysia dan Aska pulang ke Indonesia
Ibu Savier adalah wanita asal Swiss dan ayahnya orang Indonesia, mereka menetap di Swiss
"Happy graduation, bro" mereka bertiga saling berpelukan
"Sepertinya aku harus segera pergi, jadwal pesawatku 3 jam lagi" ucap Savier
"Kenapa tidak mengambil penerbangan besok, harusnya nanti malam kita party untuk kelulusan"
"Sorry bro, ada hal yang harus segera ku urus"
"Save Flight, Vier" ucap Aska
"Thank you"
Saat Savier melangkah 4 meter, ia menoleh saat mendengar seorang gadis meneriakkan nama "Mas Aska"
Gadis itu, Gadis madu yang ia sukai, aslinya sangat cantik, ia belum pernah seperti ini sebelumnya, dadanya berdebar kencang dan perasaan gembira membuncah keluar dari dadanya
Andai saja ia tidak harus pergi sekarang, ia mungkin akan menculik gadis mungil tersebut, tapi ia berjanji akan menjemputnya-- menjemput gadis madunya suatu saat nanti
-tbc-
Savier Castro
Bonus pict Hawa
Udah pindah haluan belum nih? Masih mas Adam atau udah pindah ke Aa' Vier 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
S E R A S I ? [END]
ChickLit[Dosen-mahasiswi] Hawa merupakan gadis yang selalu memperdebatkan 'kejomplangan' antara dirinya dan Adam. "Adam si tampan yang penuh kharismatik". Gimana Hawa nggak dibuat ketar-ketir, apalagi fans dari lelaki yang berprofesi sebagai dosen itu sanga...