11. Flashback

389 19 0
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

Hari jum'at

Adam baru saja pulang kantornya, ia lelah karena masalah bisnisnya maupun percintaannya.

Lelaki itu baru saja melepas sepatunya namun uminya langsung menyerbu dengan kemarahan

"Adam, kamu kenapa mengusir Aisyah? Dia sudah capek-capek mengantarkan makanan ke kantormu, Dam!"

Adam menghela nafas pelan, ia mencoba untuk meredam emosinya sebisa mungkin, bagaimanapun wanita dihadapannya ini sudah berjasa besar dihidupnya "Adam nggak pernah nyuruh Aisyah buat mengantarkan makanan untuk Adam"

"Umi yang nyuruh Aisyah, ingat Dam. Umi akan menjodohkanmu dengan Aisyah!"

Adam memilih meninggalkan uminya, ia tak menghiraukan panggilan sang umi, daripada ia harus kehilangan kontrol, lebih baik ia menjauh.

Abinya Adam, Hasan. Menatap sendu putranya, ia juga merasa kelakuan sang istri sudah kelewat batas

Akhirnya Hasan memilih untuk menghampiri putranya, sekedar memberikan dukungan

Hasan bukannya tidak tegas tapi istrinya sedang dalam keadaan marah, ia percaya jika suatu saat Allah akan menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk

Saat lelaki paruh baya itu membuka pintu kamar putranya, ia dikagetkan dengan putranya yang sudah siap dengan koper pakaian

"Kamu mau kemana, Dam?"

"Adam ingin mencari ketenangan, bi"

"Dengan pergi dari rumah?"

"Adam mohon pengertiannya, bi. Kantor sedang dalam masalah besar, tapi umi juga menambah memberikan masalah untuk Adam, Adam lelah, bi. Sudah berkali-kali Adam bilang kalau Adam menolak perjodohan dengan Aisyah"

Hasan mengelus rambut putranya lembut "maafkan abi ya, Dam. Belum bisa membujuk umimu"

"Bukan salah Abi, memang merubah keputusan seseorang itu sulit, mungkin dengan kepergian Adam, umi bisa sadar betapa Adam menolak perjodohan ini"

Abi menghela nafas pelan, "jangan menghukum umimu terlalu lama, Dam. Ingat jika dia yang telah melahirkanmu"

"Abi tenang saja, meskipun Adam pindah, Adam akan sering mengunjungi rumah"

"Kamu sudah dewasa, Abi harap pilihanmu benar"

Setelah itu Abi keluar kamar Adam, lalu tak lama kemudian Adam keluar kamar sembari menggeret koper

"Mau kemana kamu?" Tanya umi

Adam tak menghiraukan uminya "Adam!" Teriak umi saat Adam semakin menjauh

Abi menghampiri istrinya yang berteriak
"Bi, Adam mau kemana bi?" Tanya umi panik

"Biarkan Adam menenangkan dirinya, sudah cukup umi menambah bebannya"

"Bi, umi hanya mau Adam menikah dengan Aisyah, ia sudah cukup umur untuk berumah tangga"

"Lalu biarkan Adam bahagia dengan pilihannya"

"Pilihan Adam? Gadis manja itu? Sampai kapanpun umi tidak akan setuju, bi!"

"Kamu belum mengenal dia, jangan menilai seseorang dari penampilan!" Tegus Abi

"Bahkan sekarang Abi menyalahkan umi. Memang benar, wanita itu membawa perangai buruk untuk keluarga kita"

Abi meminjat pelipisnya, ia sudah tau bagaimana keras kepala istrinya ini.
Biarkan waktu yang membuktikan
Karena ia percaya Allah akan menunjukkan kebenarannya.

-bersambung-

Partnya pendek ygy
Karena isinya cuma flashback

S E R A S I ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang