0011

297 68 16
                                    

DEG!!!






"APA?!" Minho tampak terkejut disana, maniknya menatap nyalang, pemuda kelinci itu tiba-tiba beranjak.

Jisung yang tak mengerti ia pun mengikuti arah pandang Minho, dan ternyata seseorang yang mereka bicarakan telah menyelesaikan aktifitas-nya.

Felix yang memang tak mendengar apapun percakapan mereka, ia pun tak mengerti kenapa Minho menusukkan tatapan tajam kearahnya.

"Agk!" Felix merintih, Minho terlalu keras mencengkram pergelangan tangan kecilnya.

"Apa yang kau lakukan?!" Begitu dingin dan menusuk Minho berujar.

"Apa?" Karena memang Felix tak mengerti yang dimaksud oleh Minho, ia pun balik bertanya dengan nada yang mendesis menahan sakit.

Dan Sekarang maniknya tertuju pada jisung seolah bertanya pada pemuda tupai tersebut, apa penyebab pemuda kelinci ini memanas.

Apa yang harus jisung katakan??

Jisung sendiri tampak terkejut dengan reaksi Minho yang menurutnya terbilang berlebihan.

"Katakan!!, siapa ahjussi yang bersamamu SEMALAM!!!" Nada Minho semakin meninggi, Felix tersentak dibuatnya bahkan anak itu memejamkan matanya karena takut.

Jisung menelan ludahnya disana, ia tak bermaksud untuk membuat kekacauan seperti ini, ia sama sekali tak mengira jika perkataan-nya akan membuat Minho se meledak ini.

Ya...

Begitulah lee minho, kobaran api cemburu-nya gampang sekali tersulut ketika ia mendengar, apalagi melihat-nya dengan mata kepalanya sendiri saat Felix dekat dengan orang lain.

Ia begitu posesif seolah membelenggu pemuda manis berfreckles tersebut.

Ia begitu egois, begitu lupa, atau sok amnesia jika dirinya sendiri sedang bermain api bersama sahabat sang kekasih.

"Ahjussi siapa? Siapa yang kau bicarakan? Sebenarnya ada apa denganmu?!!" Sahut Felix seraya berusaha melepaskan diri dari cengkraman sang kekasih.

Jujur saja perlakuan Minho sangat menyakiti pemuda manis berfreckles ini

"KAU YANG ADA APA!!! KAU YANG KENAPA!!!" Felix semakin tidak mengerti, ia berusaha mengingat apa yang terjadi semalam, namun ia tak mengingat apapun selain hanya kekesalan-nya terhadap Minho dan jisung yang berakhir membuat-nya meminum minuman laknat yang selama ini ia hindari, namun telah menjadi teman-nya selama satu bulan terakhir.

"Sejak kapan kau menjadi jalang hah?!!"




DEG!!!




"LEE MINHO!!!!!" Ini jisung yang bebrteriak tak terima sang sahabat dikatakan sedemikian.

"KAU TETAP DISANA!!!" Suara minho tak kalah tinggi-nya, ia bahkan berujar tanpa sedikit pun melihat jisung.

Kedua maniknya semakin menajam karena saat ini Felix pun mentap nyalang , menusuk dengan tajam-nya kedalam manik sang kekasih.

"Jangan ikut campur, karena ini urusanku dengannya" Imbuhnya.

Jisung yang sudah melangkah-kan kakinya beberapa langkah itupun seketika berhenti.

"Apa yang sudah kau lakukan?" Ujar minho mengintimidasi sang kekasih.

"Empat lima? , enam sembilan?, atau tujuh-tujuh?" Imbuhnya seraya menaikkan satu alisnya.

Jangankan Felix, jisung pun tidak percaya Minho akan berkata serendah itu terhadap sang sahabat.

Pemuda berfreckles itupun menarik nafasnya dalam-dalam, tatapannya tak setajam tadi.

"Jawab aku?? Kenapa?! Kau tak dapat menjawabnya?!!!" Lagi-lagi suara Minho meninggi.

"cukup"

"Cukup"

"Cukup sampai disini"

"Kita akhiri saja hubungan ini"




DEG!!!!




cengkraman Minho melonggar mendengar kalimat yang di ucapakan oleh sang kekasih, kedua pupilnya mengerjap-ngerjap bingung sembari terus memandang kedalam manik lee felix.

Jemari mungil itu akhirnya terbebas, anak ini sudah akan membuka bathrobe-nya, berniat untuk menunjukkan tubuhnya.

"Andwae!"

"Andwae!"

"Hajima~aaa!"

"Hajima!!"

Minho tampak menggeleng keras Disana, ia menahan bathrobe simanis, menarik tubuh mungil sang kekasih menempel pada tubuhnya untuk menahan, Satu jemarinya ia bawa untuk menahan kepala lee felix.

Manik indah bak permata itu telah penuh dengan liquid yang siap tumpah kapan saja.

"Eugkx!" Isak tangis lee felix terendam oleh bibir lee Minho.

Ya...

Sang kekasih mencubu-nya, liquid dimatanya mengalir bebas di sela-sela mata lentiknya yang terpejam.

Tidak!!!

Felix tidak menikmati ciuman ini, ia hanya membiarkan sang kekasih mendominasi dirinya tanpa membalasnya.

"Maaf"

"Maafkan aku"

"Aku yang salah"

"Aku yang bodoh"

"Aku tak bermaksud menyakitimu"

"Maafkan aku"

"Maaf"

"Maafkan aku lixie, maaf"

Sesal Minho setelah melepas tautan bibir-nya seraya memeluk sang kekasih, jemarinya tak henti-hentinya mengusuk kepala si manisnya.

Ia terus meminta maaf disana, ia merasa begitu menyesali perkataannya, dan tanpa memikirkan perasaan jisung dibelakang sana.

Wajah Felix yang basah bertemu tatap dengan jisung di balik punggung lebar lee Minho.

Tentu saja rasa kecemburuan menyelimuti han jisung, pemuda tupai ini benar-benar tidak mengerti.

Ini bukanlah pertama kalinya Felix ingin mengakhiri hubungan-nya dengan Minho, ini sudah kesekian kali-nya dalam satu tahun terakhir.

Namun minho tetap tak ingin melepaskan lee felix. "Lalu apa arti diriku dalam hidup lee minho?" Jisung bertanya dalam hatinya.

Batinnya seolah menjerit, namun lagi-lagi ia pun sadar diri jika apa yang ia lakukan bersama Minho adalah sebuah kejahatan.

Ya...

Ia sadar sepenuhnya telah menyakiti sahabat dari kecilnya, tetapi jisung bisa apa?

Nyatanya ia tak dapat menolak gejolak asmara yang menyelimuti dirinya pada kekasih sang sahabat.

Ia sudah berusaha mati-matian untuk menahan perasaannya, namun jisung bisa apa?

Bahkan dirinya-lah yang lebih dahulu mengenal Minho dibandingkan felix, tetapi nyatanya pemuda kelinci itu menyatakan cinta-nya pada sang sahabat.

Ketika Minho datang padanya, tentu saja ia menyambutnya dengan senang hati, meskipun ia hanya sebagai kekasih gelap-nya.

Bahkan jisung sadar dengan benar, bahwa rasanya cemburu-pun ia tak pantas.

What's Wrong [ Chanlix ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang