0028

252 53 14
                                    

DEG!!!!






jantung felix seakan berhenti seketika, bagaimana bisa minho berfikir sedemikian.

"Kau meninggalkan-nya atau tidak, bukan urusanku"

"Aku telah kehilangan segalanya bersamamu"

"Sahabatku"

"Masa depanku"

Felix menggeleng pelan disana.

"Tidak, aku tak bisa"

"Pergilah dari sini"

"Tinggalkan aku, aku tak mencintaimu lagi"



"LEE FELIX!!" Ini Minho.



PLAAAKKKKK!!!!!



HENING.



hanya terdengar hembusan nafas keduanya yang memburu.


AMIS.


aku yakin sudut bibir mungil milik lee Felix  telah robek akibat pukulan yang minho layangan pada anak itu.

Minho berdiri, pemuda kelinci itu melepas ikat pinggang-nya.

"Akh!" Felix tersentak. Minho menariknya dengan kasar memaksanya berdiri.

"Apa yang kau lakukan hyung, lepas!!!" Teriak simanis.

Pemuda kelinci itu menggunakan ikat pinggang-nya untuk mengikat kedua lengan kecil lee felix.

"Aku tak pernah berfikir akan melakukan ini padamu" Bisik minho tepat di telinga si cantik manisnya.

dada anak ini di tempelkan pada dinding, dan minho menghimpit punggung kecilnya disana.

Sebenarnya Felix tak banyak bergerak ketika Minho benar-benar mengikat kedua lengannya. Mengingat Minho tak pernah ingin menyentuhnya lebih membuat Felix berfikir bahwa Minho tak akan berbuat jauh.

Tetapi sepertinya ia salah, jiwa liar lee Minho sangat ingin menyentuhnya lebih dari yang Felix bayangkan.




CRAAAAKKK!!!!!




T-shirt mahal itu benar-benar terbelah  menjadi dua. Felix memejamkan matanya, belahan bibir lee Minho menyentuh kulit punggung-nya begitu seduktif. Ia melingkar-kan lengan berotot-nya di pinggang sempit si cantik manisnya.

"Kita bisa memulainya kembali
kan? ... Hmm?" Ucapnya masih dengan memberikan sentuhan-sentuhan menggoda. kali ini di area tengkuk Felix.

"Apa yang kau harapkan hyung?" Nada si manis begitu prustasi. Minho bagaikan racun bangi-nya.

"Hyung akan memperbaiki-nya"

"Percayalah, hyung sangat mencintai lixie"

Setiap kata yang keluar dari mulut lee minho, pemuda ini membubuhkan kecupan dimanapun ia ingin.

Felix tampak menggeleng "lixiehhh" Minho membalikkan tubuh simanis menjadi berhadapan dengan-nya.

Ia sudah akan menyambar bibir mungil si cantik manisnya, namun tampaknya Felix membuang wajahnya.

"Kenapa?"

"Kau tanya kenapa?" Ini felix. Minho tampak menunduk.

"Kau sudah mengetahui kesalahan mu bukan?"

"Lixie__" Ini Minho.

"Ani, Hyung. Kau sudah tak memiliki tempat lagi" Felix memotong sebelum minho meneruskan apa yang ingin ia katakan.

"FELIX!!!" bentak minho dengan meremat keras bahu kecil simanis. Bahkan tubuh kecil itu terguncang.

"Kenapa kau terus berteriak padaku?"

"Apa ini salahku?"

"Apa aku yang menghancurkan ini semua?"

"Aku tak marah padamu, aku juga tak marah pada jiji, tapi tolong. tolong hyuuuung~ tolong"

"Tolong hentikan ini"

"Aku tak mungkin lagi kembali padamu"

Felix memohon dengan amat sangat memohon, anak ini sudah sangat lelah, ia terlalu lelah untuk tetap menghadapi minho.

"Hyung minta maaf" Kali ini minho yang berucap seraya menyurai hangat surai pirang si manis.

"Beri hyung kesempatan"

"Bagaimana dengan mimpi kita? Lixie juga ingin menikah dengan hyung bukan?"

Felix tetap menggeleng disana. Minho tampak sudah kehilangan kesabarannya.

"Aaaakh!!!! Hyooooooong!!!!!"

Ia sudah mati-matian menahan nafu liar-nya demi menjaga permata-nya. Minho tak pernah berfikir akan bermain kasar pada felix. Tetapi sepertinya ia akan melakukannya kali ini.

Felix menjerit sakit, Minho mengigit tengkuknya begitu keras. Anak ini berusaha untuk membebaskan diri.

"EugHmm..." Jeritan simanis terendam oleh bibir Minho, apapun yang felix berusaha katakan, semunya hanya akan menjadi erangan tertahan.

"Hahhhh... Heeuugghhhhhaaahhhh" Nafas keduanya memburu, Minho seolah tak mengijinkan anak ini untuk bernafas.

Pemuda kelinci itu melepas tautan-nya karena mendengar ada yang datang. Felix sedikit melega karena mungkin itu yang datang adalah Christopher.

"Ahjus__" Tetapi sayangnya ia salah "Jiji???" Lanjut Felix.

Meskipun bukan Christopher yang datang, tetap saja Felix merasa lega karena jisung pasti akan menghentikan minho.

"Lixie" Jisung mendekat, sementara minho menjauh.

"Jiji, lepaskan aku" Pinta Felix. Jisung tampak mengangguk disana, pemuda tupai ini benar-benar melepaskan ikat pinggang yang membelenggu lengan kecil felix.

"Syukurlah kau datang" Felix memeluk sahabat-nya, dibalik punggung kecil felix, jisung bertemu tatap dengan minho.

Aku tak dapat menjabarkan apa arti dari tatapan keduanya. Jisung tampak melepaskan mantel milik-nya guna menutupi dada telanjang felix.

"Bisakah kita bicara berdua?" Ini jisung, Felix pun mengajak-nya kedalam kamar-nya.

"Lixie, maafkan aku" Ini jisung, ia begitu tulus meminta maaf pada sahabat-nya.

"Tak apa, aku tak marah padamu" Felix memang terlalu baik, jangankan benci, ia bahkan tak bisa marah.

Tetapi sepertinya jiwa malaikat lee Felix sedang bertarung dengan dua jiwa iblis.

Kalian tidak berfikir kenapa jisung tiba-tiba datang ke apartement ini??

Sudah kukatakan bahwa Minho begitu liar, tentu saja pemuda kelinci itu yang meminta jisung datang.

Sebelum ia melepas ikat pinggang-nya dan Felix mencoba menetralisir rasa sakit di wajah akibat pukulan yang Minho layangkan. Disaat itulah Minho mengirim pesan pada jisung untuk segera datang ke alamat yang ia kirimkan.

Minho juga telah berkata bahwa ia tak bisa memilih salah satu diantara mereka.

"Kau sudah kehilangan akalmu?" Ini Felix, tentu saja Felix tidak percaya bahwa jisung bersedia untuk mereka bertiga bersama.

"Tidak ada salahnya kita coba kan lix? Jiji juga sayang sama lixie" Jisung masih berusaha membujuk felix.

Tetapi Felix terus menggeleng disana "tidak, aku tidak bisa"


"Lixie"


"Tidak ji, aku tidak mau!"



BRAAAAKKKK!!!!

What's Wrong [ Chanlix ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang