0014

281 69 20
                                    

Felix yang berumur tujuh belas tahun, tampaknya anak itu telah menemukan rumah yang semalam ia lihat.

Ia terus memandangi rumah petak itu dari jauh, sebenarnya si kecil sudah mulai lelah, ia sudah berdiri cukup lama disitu hampir dua jam lebih.

Tetapi ia sama sekali belum melihat pemuda yang mirip dengannya semalam.

"Lixie?" Si kecil memutar tubuhnya ke-belakang, dan tentu saja si kecil mengenal suara tersebut tak lain ialah sang sahabat yaitu jisung.

Felix terdiam di tempatnya hanya memandangi sahabat-nya sampai rasanya ingin menangis.

"Jiji" Tangis si kecil tumpah, anak itu menghambur memeluk pemuda tupai tersebut.

Felix merasa benar-benar sedang berada dialam mimpi, bahkan jika ini betulan bunga tidur, si Felix anak tujuh belas tahun ini benar-benar tak ingin bangun.

Kenapa?

Karena seingat si kecil, jiji teman kecilnya ini telah tiada.

Felix senang dapat melihat dan memeluk sahabat-nya lagi, ia menangis bahagia.

Namun sayangnya, han jisung tampak kebingungan. "Li-lixie?" Panggil jisung terbata.

Namun si kecil semakin mengeratkan lengan kecilnya di pinggang sempit jisung seraya berucap cepat "Lixie rindu jiji"

Jisung semakin Bingung, pasalnya sang sahabat-nya itu akhir-akhir ini seolah menutup diri darinya.

Dan jujur saja jisung senang, Felix sang sahabat memeluk rindu dirinya seperti ini. Tetapi yang tidak jisung sadari yang memeluk-nya saat ini bukanlah Felix sahabat-nya yang ia khianati.

Felix akhirnya melepaskan lengan kecil-nya, ia begitu tergesa-gesa menyeka wajah cantiknya yang basah kemudian tersenyum begitu manis pada pemuda tupai tersebut.

"Kamu ngapain berdiri disini? Ayo masuk" Jisung langsung menarik lengan si kecil, bahkan Felix yang berusia tujuh belas tahun itu sampai lupa tujuannya kemari.

Ia belum melihat pemuda yang sama dengan-nya "bagaimana jika pemuda itu di dalam?"  Batin si kecil, tetapi ia juga bingung bagaimana caranya menolak.

Sesaat akhirnya pintu kayu itu dibuka, si Felix kecil meramalkan do'a dalam hatinya.

"Lixie, kamu kenapa sih?" Tentu saja Jisung semakin heran karena Felix terlihat begitu aneh, anak itu tidak masuk-masuk juga.

Bukan karena Felix si kecil merasa jijik, ia juga sudah terbiasa tinggal di tempat kecil seperti ini, Felix cuma ingin memastikan bahwa pemuda yang mirip dengan-nya itu tidak berada di dalam sana saat ini.

Syukurlah, didalam rumah petak itu sepertinya memang tidak ada siapapun kecuali kedatangan mereka berdua.

Jisung langsung pergi menuju kamar mandi membawa ponsel-nya. Sementara kedua manik Felix tampak menelusuri rumah kecil tersebut.

Anak itu tersenyum manis ketika melihat sebuah figura kecil yang berisikan foto Felix yang berusia dua puluh tahun bersama han jisung.

Cukup lama jisung berada di kamar mandi, pemuda tupai itupun akhirnya keluar dan masih melihat sahabatnya itu berdiri.

Tentu saja jisung semakin kebingungan "lixie, kamu baik-baik aja kan?" Tanya jisung.

"Iya, aku baik" Si kecil mengangguk mantap, akan tetapi jisung masih merasakan keanehan pada sahabat-nya tersebut.

"Kamu gak mandi?"

"I-i-iya. . Ma-mandi, mandi" Felix gelagapan menjawab jisung, dia langsung aja menuju jalan dimana jisung keluar barusan.

Ngomong-ngomong Felix kecil sudah tidak menggunakan piyama rumah sakit lagi ya, sebelum diantar pulang ke tempat ini, seungmin membelikannya baju baru.

Di dalam kamar mandi sana, si kecil Felix terus berfikir, bagaimana jika pemuda yang mirip dengan-nya tiba-tiba datang.

Si kecil Felix saja belum percaya kalau mereka mirip, bagaimana kalau mereka bertemu tatap??

Felix pusing membayangkannya.

Pada akhirnya Felix pun telah membersihkan dirinya.

tak seperti biasanya, pergerakan Felix semakin membuat jisung kebingungan "lixie, baju kamu disini"

"Ah! Iya jiji benar" Felix segera menuju almari untuk mencari baju ganti, karena Felix masih menggunakan baju yang sama, tentu saja jisung menegor.

Dan Felix terlihat kebingungan seolah lupa dimana tempat bajunya sendiri, padahal si Felix yang berumur tujuh belas tahun ini memang tidak tau.

Felix cukup terkejut saat membuka tempat baju tersebut, meskipun wajah mereka sama, ternyata selera fashion mereka berbeda.

Si kecil jadi bingung, Jangan-jangan pemuda yang mirip dengan-nya itu memang bukan dirinya yang lain. Dan mereka berbeda.

Jisung sudah nampak membaringkan dirinya diranjang, sementara Felix tampak celingukan.

"Lixie??" Panggil jisung.

"Sini, kamu ngapain disitu" Felix pun akhirnya mendekat.

Karena sang sahabat semakin terlihat aneh, kini jisung dan Felix berakhir duduk berhadapan diatas ranjang kecil mereka.

"Lixie, kamu beneran gak kenapa-kenapa?" Tanya jisung sekali lagi ia ingin memastikan keadaan sang sahabat.

"Enggak" Dan lagi-lagi Felix pun menyahuti dengan kata yang sama.

Karena jisung tak ingin memaksa sang sahabat, akhirnya jisung pun tak bertanya lagi, ia membawa sang sahabat kedalam pelukan hangat-nya.

"Maafin jiji ya lix" Jisung hanya bisa membatin, sementara si kecil yang dipeluk merasakan kehangatan.

Si kecil Felix memang sangat merindukan sahabat-nya, tentu saja Felix semakin mengeratkan pelukan mereka, hingga akhirnya tanpa sadar si kecil pun tertidur.

What's Wrong [ Chanlix ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang