0032

295 53 30
                                    

Di tempat lain, Felix kecil tampak berjalan sendiri, ia bahkan terlihat tak menggunakan alas kaki.

Tit..

Tit...

Tiiiiiiiit....


BRUGKH!!!


Felix kecil hampir saja tertabrak jika Hyunjin tak datang tepat waktu.

"Kau sudah tidak waras?" Tanya hyunjin yang berada diatasnya, Namun yang ditanya hanya memandang-nya tanpa arti.

Hyunjin akhirnya bangkit, cukup lama. Dan felix tak Bangkit-bangkit juga. Hyunjin menghela nafas , akhirnya ia menggendong si kecil.

Jalan ini tak jauh dari kediaman BANG! Felix masih tampak terdiam diatas gendongan ala koala hyunjin.

Keduanya akhirnya memasuki rumah besar BANG, namun rumah besar itu terlihat sepi. Changbin dan jeongin pun tampaknya juga sudah meninggalkan rumah.

Felix akhirnya ditidurkan di sofa, entah kenapa Felix kecil tak terlihat seperti biasanya.

Anak ini bahkan tak melepaskan lengan kecilnya yang melingkar di perpotongan leher hyunjin.

"Lixie?" Panggil hyunjin, Felix masih terus memandangi dirinya , bahkan tanpa berkedip sekalipun.

"Neo ..  Hyunjinie hyung  ..  Aniya"



DEG!!!!



mata sipit hyunjin melebar, Felix akhirnya melepas lingkaran lengannya. Ia menunjukkan jemarinya pada hyunjin.

Jemari panjang hyunjin refleks menyentuh lehernya. "Kau yang menyekapku" Lirih Felix. Sementara hyunjin menelan salivanya dengan susah payah, tatto yang berusaha ia tutupi, terlihat juga oleh Felix.

"Ehm.. Kau benar" Hyunjin akhirnya menyahuti.

"Katakan padaku apa yang terjadi?"

Bukannya menjelaskan, hyunjin justru mendekatkan wajahnya dengan wajah cantik si manis berfreckles seraya menaikan kakinya benar-benar berada diatas tubuh mungil lee felix.

Hyunjin menelusup kan lengannya dan menjadikan jemari lebarnya sebagai penopang kepala si kecil.

Anak ini tampak pasrah saja, seperti tak ada keinginan untuk memberontak. Karena posisi seperti ini sudah cukup jelas dirinya akan berakhir seperti apa.


CUP...


benar bukan??

Satu lumatan.

Dua lumatan.

Tiga lumatan, keempat manik yang tadinya sama-sama terbuka tanpa arti, kini perlahan-lahan mulai menutup. Felix kecil bahkan sekarang membalas lumatan yang di berikan oleh sang pemilik tatto.

Keduanya larut dalam ciuman.

Tatto di leher hyunjin dan tatto di pusaran perut si mungil tiba-tiba mengeluarkan sinar.

Sinar itu kecil, mengikuti ukiran tersebut sampai lama-kelamaan sinar itu membesar hingga mata Felix yang tadinya menghitam kini memutih, begitu menyilaukan.

Felix terbangun, tetapi hyunjin yang memiliki tatto itu sudah tak ada di sekitarnya.

"Hyung!!!!!"

"Hyung!!!!!!"

Panggil-nya, ia berusaha mencari-nya. Namun sayangnya tak ada siapapun disana.

Kalender pada jam dinding menunjukkan tanggal enam belas maret dua ribu dua-dua.

Gendang telinga si kecil tiba-tiba mendengar sebuah keributan. Felix segera bergegas mencari tahu dimana sumber suara tersebut.

Mata Felix membulat sempurna. Ia melihat pemuda yang mirip dengannya telah terkapar di tanah dan berlumuran darah.

"Toloooooooong!!!!"

"Tolong siapapun toloooooooooong!!!!!"


Felix kecil yang berusia tujuh belas tahun begitu sangat ketakutan, ia menjerit sekuat tenaga, meminta tolong untuk menyelamatkan pemuda yang mirip dengan-nya.

Pandangan-nya tiba-tiba memutih, kesilauan kembali menutupi netranya.

Saat ia membuka matanya, anak ini sudah berada di tempat lain, kali ini ia berada di pinggir jalan dengan langit yang gelap.



"Ahjussi!!"



Felix mendengar panggilan itu. Kedua maniknya berkeliling, mencari adakah orang lain di sekitarnya.

Lagi-lagi, Felix melihat pemuda yang mirip dengannya berada di sebrang jalan sana. Ia melambai-lambaikan tangannya pada seseorang di sebrang lainnya.

"Paman??"

Ya... Itu adalah chris.


"ANDWAEEEEEEE!!!!!!!!" Felix kecil berteriak.




BRUGKH!!!!!!!




pemuda yang mirip dengannya itu tertubruk mobil, tubuhnya melambung tinggi keudara
Lalu terpelanting menghantam kerasnya aspal.

Felix kecil terperangah, anak ini sudah berada tepat disamping pemuda yang mirip dengannya. Lagi-lagi darah dimana-mana.

Tetapi yang membuat Felix terperangah adalah ponsel Christopher. Dimana disitu tertera tanggal dua puluh Januari dua ribu dua-dua.


LAGI.


Pandangan Felix kecil memutih. Felix sudah yakin bahwa ia telah berada di tempat dan waktu yang berbeda.

Jika penglihatan pertama Felix hanya melihat dirinya tak bernyawa, dan di penglihatan kedua caranya ia meninggal. Di penglihatan ketiga kali ini Felix melihat segalanya.

◑▩◑

Mata Felix kecil terbuka lebar, rambutnya basah akibat peluh yang menyerang. Hyunjin akhirnya melepas tautan bibirnya.

Nafas si kecil begitu memburu, "tidak! Itu tidak benar" Felix beranjak.

"Kau ingin kemana?" Tanya hyunjin yang memiliki tatto.

"Aku harus menyelamatkan diriku"

"Andwae!!!" Tegas hyunjin.

"Kau harus kembali"

"Tidak! diriku dalam bahaya" Tolak si kecil.

"Felix!!!"

"Felix!!!"

"Tempat mu bukan didunia ini, kau hanya akan menghancurkan takdirmu disini"

Hyunjin bertatto berusaha menjelaskan.

"Tidak!!! Itu tidak benar"

"Kau! Kau yang merusak takdirmu"

"Kau mmbunuh takdirmu didunia ini dan mengambil tempatnya"

Benar!!!

Hyunjin yang manis itu telah tiada, karena hyunjin yang bertatto ini telah membunuh dan mengambil tempatnya semalam.

Sekitar jam tiga sore, jeongin dan hyunjin meninggalkan rumah, sebelum pergi ke rumah changbin. Kedua pemuda itu pergi terlebih dahulu ke apartement mewah mereka yang sekarang di tempati oleh Felix dewasa.

Tak sampai sepuluh menit mereka bertemu dengan Felix dewasa, keduanya pun pergi kerumah changbin.

Dimana changbin saja belum berada di rumahnya.

Setelah menurunkan sang adik, hyunjin kembali pergi berniat untuk membeli beberapa cemilan untuk mereka.

Dan disaat itulah hyunjin bertatto menyingkirkan hyunjin asli yang berada didunia ini.












Tbc.....









Yang nungguin Felix kecil ketemu Felix dewasa, chapter depan ya sayangku 😘

What's Wrong [ Chanlix ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang