0018

244 58 25
                                    

Jisung baru saja terbangun dari tidurnya, tetapi ia sudah tak melihat felix yang tidur bersama-nya semalam sudah tak terlihat lagi di dalam rumah kecil yang lebih pantas di sebut gubuk itu.

Pemuda tupai ini tampak tak terkejut sama sekali dengan ketidak-adaan sang sahabat di pagi buta seperti ini.

Karena felix yang berusia dua puluh tahun itu akan pergi mengantarkan susu dan koran ke perumahan mewah di sekitar sana.

Namun sayangnya yang jisung tak ketahui bahwa yang tidur dengan-nya semalam adalah lee felix yang berusia tujuh belas tahun.

Anak tujuh belas tahun itu segera meninggalkan rumah kecil tersebut setelah menyadari ia telah berada cukup lama disana.

Ia takut jika pemuda yang mirip dengannya tiba-tiba datang, meskipun si kecil belum tampak melihat pemuda itu, namun si felix kecil buru-buru pergi sebelum terjadi sesuatu nantinya.

Jam setengah lima pagi, udaranya begitu dingin. Dan si kecil tampak tak terlihat menggunakan pakaian yang cukup tebal untuk menangkis angin yang berhembus.

Ia beberapa kali terlihat membersin, hidung kecilnya memerah, dengan sesekali menarik ingusnya kembali masuk.

Ia tak tahu kemana langkah kakinya akan membawa dirinya, anak itu tampak mengigil.

"Lixie?" Felix menatap seseorang yang memanggilnya itu.

Anak ini tampak berfikir sekaligus membatin "ternyata lee minho hyung juga berada disini" Batin-nya yang kemudian teringat pada sahabat-nya yaitu han jisung.

Jiji sahabat si kecil Felix yang berusia tujuh belas tahun ini itu sangat menyukai lee minho kakak kelas-nya ini.

"Ternyata minho hyung semakin tampan" Lagi-lagi si kecil membatin.

"Kamu demam ya?" Ucap minho yang sudah meletakkan punggung jemarinya pada kening si kecil.

Sementara si Felix kecil langsung tersadar dari fikiran-nya dan segera menggeleng "tidak" Sahutnya.

"Tidak bagaimana, summer gini"

"Ayo balik, gak perlu nganter susu sama koran nanti hyung ijinin kalau kamu sakit"

Ujar minho seraya menggandeng lengan si Felix kecil, bermaksud untuk kembali kerumah gubuk-nya.

Si kecil Felix tampak berkelut dengan pikiran-nya seraya mengekori lee minho yang ia ingat sebagai kakak kelasnya di sekolah menengah keatas.

Sebenarnya lee Felix yang berusia dua puluh tahun itu sebodoh apa sih? Masa diusia segini ia masih menjadi pengantar koran dan susu??

Si Felix kecil terus membatin, anak diusia delapan belas itu sudah diijinkan kerja part time, apalagi sekarang pemuda yang mirip dengan-Nya itu seharusnya sudah berusia dua puluh tahun.

"Kenapa dia masih menjadi pengantar susu dan koran Di kota sebesar ini?" Felix kecil tak habis fikir.

Kamu belum tau aja siapa lee minho,lixie -_-

Jisung baru saja membersihkan diri dan melihat felix dan minho memasuki tempat tersebut.

"Aku mau kekamar mandi" Ujar si Felix kecil.

"Kamu jangan mandi?!" Ini minho, jujur si Felix kecil sedikit tersentak saat mendengar suara minho yang meninggi.

Sebenarnya lee minho tak berniat membentak, namun ia terkejut karena Felix tiba-tiba ingin kekamar mandi sedangkan ia baru memastikan bahwa yang ia kira pujaan hati-nya itu sedang tidak baik-baik saja.

"E-engaa~k" Sahut si kecil "mau pipis" Imbuhnya begitu polos dan langsung berbalik mengendip-ngendip menuju kamar mandi.

"Kamu kenapa sih?" Ini jisung yang bertanya pada minho.

"Memang-nya kenapa kalau lixie mau mandi?" Imbuhnya.

"Tubuhnya hangat, aku takut lixie sakit" Sahut minho seraya mendudukkan diri.

"Kalau aku yang sakit gimana?" Ucap jisung menggoda, ia mendekatkan wajah mereka berdua.

Jangan lupakan jisung baru saja keluar dari kamar mandi, ya tentu saja pemuda tupai ini masih dengan balutan bathrobe-nya.

"Sayang~ kamu apa-apaan sih, jangan disini" Minho mendelik, benda kenyal mirip squishy milik han jisung itu menggoda diri-nya.

"Kamu gak kangen apa? Udah dua minggu adikku gak kamu sentuh" Jisung kembali menutup bathrobe-nya bersama bibir manyun-nya.

Pemuda tupai ini sudah berbalik, namun minho menunjukkan smrik ganteng-nya disana.

"Engkh!" Minho menarik kekasih gelap-nya hingga menjadi terduduk dipangkuan-nya.

Keduanya tersenyum laknat, sementara si kecil yang sudah menyelesaikan panggilan alam-nya tak melanjutkan langkah-nya dan lebih memilih untuk berdiri di depan kamar mandi seraya menunggu han jisung dan lee minho selesai.

"Ternyata minho hyung dan jiji???" Senyuman tampak terpancar di wajah si kecil, hatinya berbunga-bunga, ia begitu senang nan bahagia mengetahui kalau sang sahabat berhasil mendapatkan kakak kelas yang sahabatnya itu puji-puji setiap hari.

Jujur sih, aku angkat tangan sama si Felix kecil, dia gak tau aja kalau Felix yang berumur dua puluh tahun menderita karena ulah dua pemuda itu, ini dia malah bahagia.

Aku yang menceritakan ini sedang menangis brutal pemirsa.

Minho dan jisung melepas tautan bibir mereka segera, sebelum Felix kembali.

Telat goblok! Ah!! Kesel gue -_-

Gitu-gitu mereka masih sempet-sempetnya mengkode senyuman bahwa mereka akan melanjutkan-nya di tempat biasa.

"Lixie, kamu istirahat aja ya, nanti jiji bilangin ke renjun sama jaemin" Karena si kecil Felix tidak tahu apa yang di maksud oleh jisung, ia pun mengangguk saja.

Anak ini juga tidak mengenal siapa renjun siapa jaemin, pokoknya dalam kamus lee Felix kecil, iyain aja.

What's Wrong [ Chanlix ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang